Karena Dukung Genosida di Gaza, Biden Diprediksikan akan Kalah
(last modified Sat, 03 Feb 2024 12:13:14 GMT )
Feb 03, 2024 19:13 Asia/Jakarta

Seorang pakar mengkritik kesalahan kinerja Presiden Amerika Serikat AS) Joe yang mendukung rezim Zionis Israel untuk menyerang Jalur Gaza dan melakukan genosida di wilayah ini.

Sylvie Laurent, yang merupakan penulis, sejarawan, peneliti dan pakar urusan Amerika, menilai kinerja buruk Biden terkait kejahatan Israel di Gaza sebagai dasar untuk meningkatkan kemungkinan kembalinya Donald Trump ke tampuk kekuasaan.

Dalam sebuah program TV, Sylvie menyebut sikap Biden dan Partai Demokrat terhadap perkembangan di Gaza sangat buruk.
"Bertentangan dengan apa yang diyakini, hanya sekelompok kecil ekstremis di Partai Demokrat yang tidak mendukung gencatan senjata," ujarnya.

Dia menjelaskan, para aktivis pembangunan dan liberal menyerukan gencatan senjata di Gaza. 60% rakyat Amerika, atau dengan kata lain, hampir 80 persen anggota Partai Demokrat dan hampir separuh anggota Partai Republik, menginginkan gencatan senjata. Oleh karena itu, kami melihat tindakan Biden bertentangan dengan opini mayoritas publik. Apa yang kami sampaikan ini adalah poin pertama.

Poin kedua, Biden berbicara kepada para pendukungnya, terutama di Carolina Selatan, yang sebagian besar adalah warga Afrika-Amerika, yang secara tradisional berfokus pada hak-hak sipil dan memandang Partai Demokrat sebagai partai “pembebasan” dan “keadilan”.

“Jika Anda tidak memilih saya, kemungkinan besar akan terjadi ketidakadilan dan kekerasan," ujar Biden.

Pernyataan itu disampaikan meskipun bom-bom dan senjata Amerika (di tangan Israel) membunuh anak-anak di Gaza setiap hari, dan pernyataan Biden ini tidak dapat diterima.

Pernyataan ini tidak ada artinya, apalagi bagi generasi muda Amerika, dimana nasionalisme menguat karena perhatian terhadap hak-hak sipil dan pasca (kebangkitan) Bernie Sanders.(01:08) 

(01:25) Pakar Amerika di bagian lain dari pernyatannya, menuturkan, para rabi perempuan, veteran pembawa perdamaian Partai Demokrat, dan bahkan mahasiswa muda dan warga negara yang independen, yang dianggap sebagai bagian dari opini publik Amerika, bertanya kepada Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken dan Biden selama setiap perjalanan mereka, apakah mereka tidak mengerti mengapa Amerika terlibat dalam perang ini (Israel di Gaza)?

Dia menambahkan, saya harus menunjukkan bahwa Biden melakukannya dengan baik pada awal masa jabatannya sebagai presiden. Biden lah yang mengakhiri perang imperialis Amerika di Afghanistan. Kita ingat bahwa dia menarik tentara Amerika dari Afghanistan dan tidak mengatakan bahwa tindakan seperti itu merupakan aib bagi Amerika. Biden bisa dikatakan pantas mengakhiri perang. Namun dia mengakhiri masa kepresidenannya ketika dia sekali lagi melibatkan Amerika dalam perang. Ini adalah penyakit terbesar di Amerika.

"Kami pemboman di Yaman dan Irak. Dengan cara ini, ancaman terkait Irak akan kembali terjadi dan presiden akan terisolasi. Rangkaian politik ini jelas sangat menghancurkan. Pada akhirnya, beberapa orang mengatakan, mereka mungkin lebih memilih Trump yang isolasionis, yang berusaha menekan Biden agar berhasil dalam pemungutan suara untuk mengalokasikan dana guna mendirikan pembangunan tembok Meksiko dengan imbalan dukungan untuk Israel," lanjutnya.

Tentu saja, dukungan Trump terhadap Israel selalu dan akan bersifat kondisional. Biden terus terlibat dalam genosida yang baru-baru ini dikonfirmasi oleh Mahkamah Internasional, dan beberapa (pemilih Amerika) mengatakan, mungkin itulah alasan mereka lebih memilih Trump daripada Biden. 

Namun, posisi AS saat ini dan dukungan tanpa syaratnya terhadap Israel, yang ditentang oleh kaum muda terpelajar di kota-kota besar dan banyak anggota Partai Demokrat, sangatlah penting. Dalam situasi seperti ini, masuk akal jika Trump diperkirakan akan memenangkan pemilu November mendatang. (03:25) (RA)