Feb 08, 2024 12:55 Asia/Jakarta
  • Sekjen PBB Khawatirkan Dampak Rencana Israel Bombardir Rafah

Sekretaris Jenderal PBB menyatakan keprihatinannya atas rencana Israel menyerang Rafah yang berada di selatan Jalur Gaza, dan menyebut konsekuensi serangan ini sangat parah dan dampaknya tidak bisa dibayangkan. ​

Ketika sekitar 1,9 juta orang mengungsi di wilayah ini setelah rezim Zionis berjanji akan menjadikan Rafah sebagai tempat yang aman, pemboman besar-besaran dan serangan di berbagai wilayah Gaza oleh rezim Zionis, termasuk di Rafah, terus berlanjut.

Genosida yang dilancarkan Israel terhadap rakyat Gaza dimulai sejak Oktober lalu terus berlanjut dengan dukungan diplomatik dan militer Amerika Serikat. Sedangkan PBB hanya melanjutkan sikap pasifnya dengan mengulangi keprihatinannya sejauh ini.

Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam pertemuan Majelis Umum organisasi ini Rabu (7/2/2024) menyampaikan statamen bernada khawatir menyikapi rencana pasukan Israel menyerang Rafah. 

Sekjen PBB menghindari menyebutkan genosida di Gaza dan kejahatan Israel, dengan statemen keprihatian atas meningkatnya ancaman kemanusiaan dengan konsekuensi regional yang tidak dapat digambarkan.

Guterres menyatakan bahwa dengan meledaknya kesenjangan, maka perdamaian yang adil akan hilang. 

"Perdamaian hilang di seluruh dunia dalam berbagai masalah," ujar Sekjen PBB.

Di tengah diamnya otoritas Barat, yang mengikuti AS dan untuk melindungi kepentingan ekonomi mereka dengan menutup mata terhadap genosida terbuka yang dilakukan rezim Zionis warga Palestina, beberapa tokoh Eropa yang berpikiran bebas terus mengkritik kejahatan Israel.

Claire Daly, Perwakilan Irlandia di Parlemen Eropa mengatakan, "Semua orang tahu bahwa genosida di Gaza terus berlanjut dan Uni Eropa adalah kaki tangannya".

Perwakilan Uni Eropa ini terus mengkritik keras kelambanan Uni Eropa dalam menghadapi perang yang dilancarkan Israel di Gaza, dan menekankan, "Genosida sedang terjadi di Gaza. Suara jutaan orang yang mendukung rakyat Gaza tidak bisa dibungkam,'.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan statistik terbarunya bahwa sejak dimulainya genosida Israel di Gaza, sekitar 28.000 warga Palestina gugur.(PH)

Tags