Percaya Barat, Libya Menyaksikan Kehancuran dan Kematian
Libya menyaksikan kekerasan dan ketidakstabilan politik sejak revolusi rakyat negara ini pada tahun 2011, yang menyebabkan penggulingan pemerintahan Muammar Gaddafi, dengan intervensi Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa.
Sekaitan dengan hal ini, Parstoday memilih 9 tweet yang mengungkap apa yang dialami Libya.
Mengapa rakyat Libya membenci Barat?
Kevin Scott, pengguna jejaring sosial X, dalam sebuah tweet membahas alasan kebencian dan ketidakpercayaan masyarakat Libya terhadap Barat.
Dia sebelumnya menulis:
“Lebih dari satu dekade setelah intervensi buruk Barat, Libya terus berjuang melawan ketidakstabilan dan perpecahan politik. Tidak heran jika negara-negara Barat dan boneka-bonekanya tidak dipercaya dan dibenci di kawasan ini.”
Skenario Barat di Libya
Kudzai Mutisi, seorang analis politik dan pengguna jejaring sosial X, dalam sebuah tweet menyebutkan skenario Barat menggunakan bonekanya di Libya:
“Boneka Barat di Libya menuntut intervensi NATO untuk menggulingkan Gaddafi. Skenario ini terulang di seluruh Afrika. Mereka menggunakan boneka-boneka Barat untuk membenarkan pemboikotan atau pemboman suatu negara di Afrika. Kini setelah Gaddafi tiada, mereka bilang itu adalah kesalahan besar.”
Pasar Budak di Libya Setelah Intervensi Barat
Dalam tweet kritisnya, pengguna jejaring sosial X Sudan HODL mengingatkan kita tentang penyebaran pasar budak di Libya setelah intervensi Barat.
Dia menulis dengan sinis:
“Libya sekarang sangat demokratis sehingga mereka bahkan memiliki pasar budak terbuka. Intervensi Barat di Afrika selalu memberi kita lebih banyak kebebasan dan kemakmuran!!”
Ribuan Warga Sipil Tewas di Libya
Pengguna jejaring sosial X “Andrew Brophy” dalam sebuah tweet menyebut intervensi Barat di Libya sebagai penyebab kematian ribuan warga sipil di negara ini.
Dia menulis:
“Jika Anda mencari interaksi manusia-iklim yang membawa bencana, Anda bisa mengunjungi Libya. Intervensi gila-gilaan Barat di sana secara langsung mengakibatkan kematian ribuan warga sipil yang tidak bersalah. Memalukan dan mengejutkan.”
Libya Tidak Mengalami Kemajuan dengan Intervensi Barat
Aktivis jaringan sosial X dengan nama ivan_8848 menunjukkan dalam sebuah tweet tentang kurangnya kemajuan di Libya dan negara-negara di mana Barat melakukan intervensi.
Menurut dia:
“Sekarang lihat Libya, tidak ada negara yang mengalami kemajuan setelah intervensi barat, tidak satupun.”
Harus Mewaspadai Narasi Bohong Media Barat
Karim Wafa-Al Hussaini, seorang sejarawan, penulis dan pengguna jejaring sosial X, menekankan perlunya mewaspadai narasi media Barat tentang perkembangan di Libya dalam sebuah tweet.
Dia menulis:
“Saya bertanya-tanya bagaimana ini bisa terjadi. Mungkin intervensi militer Barat? Bukankah Libya merupakan contoh lain dari dampak buruk intervensi NATO? Siapa imperialisme? Jangan abaikan peran berita dalam menciptakan narasi yang mengarah pada hal ini.”
Intervensi Kekuatan Barat di Libya Berujung Kematian dan Kehancuran
Hussein Muslim, seorang aktivis politik dan pengguna jejaring sosial X, menganggap intervensi kekuatan Barat di Libya dalam 12 tahun terakhir sebagai penyebab kematian dan kehancuran di negara ini.
Dia menulis:
“Pada tahun 2011, Amerika Serikat dan Uni Eropa membakar Libya. Hari ini, bencana yang terjadi saat ini memberi peluang bagi mereka untuk melakukan reset. Mereka sekarang memobilisasi respons kemanusiaan. Namun faktanya intervensi kekuatan Barat di Libya dalam 12 tahun terakhir telah menimbulkan kematian dan kehancuran.”
Kebohongan Barat tentang Benua Afrika
Pengguna jejaring sosial X bernama T'challa.eth telah menganalisis kebohongan Barat tentang negara-negara Afrika, termasuk Libya, dalam sebuah tweet.
Dia menulis:
“Hanya berpikir dengan suara keras. Negara-negara Barat mengklaim mengirimkan bantuan ke Afrika untuk membantu kita tumbuh dan berkembang. Seseorang juga harus membicarakan sejauh mana pencurian yang mereka lakukan, tapi orang-orang Barat menggunakan bantuan sebagai kedok. Lihatlah Sudan Selatan, Kongo, Libya, semua produk intervensi barat dalam politik Afrika.”
AS Merugikan Perdamaian dan Stabilitas Dunia Lebih dari Negara Lain
Pengguna jejaring sosial X bernama Engr. Prince memperkenalkan Amerika sebagai negara yang paling banyak merugikan perdamaian dan stabilitas dunia dibandingkan negara lain.
Dia menulis:
“Amerika dan sekutunya harus menjauhi isu-isu Afrika. Afrika sudah cukup dewasa untuk menyelesaikan krisisnya tanpa campur tangan Barat. Kita telah melihat apa yang dilakukan Amerika di Libya, Suriah, Irak, Sudan dan sekarang di Ukraina. Amerika telah merugikan perdamaian dan stabilitas dunia lebih dari negara mana pun di dunia.”(sl)