Penderitaan 23 Juta Warga Afghanistan Akibat Invasi Amerika dan NATO
(last modified Tue, 11 Mar 2025 07:13:28 GMT )
Mar 11, 2025 14:13 Asia/Jakarta
  • Anak Afghanistan
    Anak Afghanistan

Pars Today - Perwakilan Khusus PBB untuk Afghanistan mengatakan lebih dari 50 persen penduduk Afghanistan membutuhkan bantuan kemanusiaan.

"Pada tahun 2025, lebih dari 50 persen penduduk Afghanistan, atau sekitar 23 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan," kata Roza Otunbayeva, Perwakilan Khusus PBB untuk Afghanistan dan Kepala Misi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Afghanistan (UNAMA) pada pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang Afghanistan.

Menurut Otunbayeva, Warga Afghanistan terus menghadapi krisis kemanusiaan parah yang disebabkan oleh perang selama puluhan tahun, kemiskinan parah, guncangan perubahan iklim, pertumbuhan populasi, dan meningkatnya risiko perlindungan, terutama bagi perempuan dan anak perempuan.

Kepala UNAMA menyatakan, Pengurangan dana bantuan saat ini berdampak signifikan terhadap rakyat Afghanistan, dan dampak ini akan terus berlanjut.

"Pada bulan lalu, lebih dari 200 fasilitas kesehatan telah ditutup di Afghanistan, yang berdampak pada sekitar 1,8 juta orang," ujar pejabat PBB.

Otunbayeva menambahkan, Merupakan tanggung jawab otoritas sementara Afghanistan saat ini untuk menentukan apakah mereka ingin Afghanistan diintegrasikan ke dalam sistem internasional dan, jika ya, apakah mereka siap untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya menginvasi Afghanistan pada 7 Oktober 2001, dengan dalih memerangi terorisme dan membangun keamanan dan stabilitas. Setelah 20 tahun pendudukan, pada 15 Agustus 2021, mereka menarik diri dari negara itu, dan meninggalkan Afghanistan yang penuh dengan terorisme, ketidakamanan, kemiskinan, pengangguran dan lain-lain bagi warga Afghanistan.

Pada bulan Mei 2021, Universitas Brown di Amerika Serikat menerbitkan sebuah laporan tentang perang AS selama 20 tahun di Afghanistan, yang menyatakan, 241.000 warga Afghanistan telah tewas dalam perang ini.

Tentu saja, statistik ini tidak termasuk kematian akibat penyakit, kurangnya akses terhadap makanan, air, infrastruktur, atau konsekuensi tidak langsung lainnya dari invasi AS ke Afghanistan.

Migrasi dan pengungsian juga merupakan warisan lain dari Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya bagi rakyat Afghanistan.

Saat ini, lebih dari 8 juta pengungsi Afghanistan hadir di negara-negara tetangga seperti Iran dan Pakistan serta negara-negara lain di seluruh dunia. Afganistan memiliki jumlah pengungsi terbesar di dunia. Jumlah total pengungsi Afghanistan yang didaftarkan oleh Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi telah mencapai 27 juta.

Selain itu, menurut laporan Save the Children, 20 juta anak-anak Afghanistan terbangun setiap hari dengan rasa takut terbunuh atau terluka oleh bahan peledak yang tersisa dari perang. 3,8 juta dari mereka membutuhkan bantuan kemanusiaan dan 600.000 menderita kekurangan gizi akut.

Beberapa statistik juga menunjukkan bahwa sebelum perang, 62 persen warga Afghanistan mengalami kerawanan pangan, dan angka ini meningkat menjadi 92 persen setelah perang.

Sementara itu, Afghanistan menyaksikan tingkat kemiskinan sebesar 80 persen sebelum perang dimulai, yang meningkat menjadi 97 persen setelah 20 tahun perang.(sl)