Mengapa Kanselir Jerman Memuji Agresi Israel terhadap Iran?
https://parstoday.ir/id/news/world-i174726-mengapa_kanselir_jerman_memuji_agresi_israel_terhadap_iran
Pernyataan terbaru Kanselir Jerman yang memuji agresi militer Israel terhadap Iran menunjukkan bahwa slogan penting seperti hak asasi manusia dan perdamaian hanya jadi alat politik untuk memajukan kepentingan Barat semata.
(last modified 2025-09-23T09:06:21+00:00 )
Jul 21, 2025 06:25 Asia/Jakarta
  • Mengapa Kanselir Jerman Memuji Agresi Israel terhadap Iran?

Pernyataan terbaru Kanselir Jerman yang memuji agresi militer Israel terhadap Iran menunjukkan bahwa slogan penting seperti hak asasi manusia dan perdamaian hanya jadi alat politik untuk memajukan kepentingan Barat semata.

Pernyataan Kanselir Jerman, yang seharusnya disebut sebagai mahakarya kotor terbaru Jerman, menunjukkan bahwa kata-kata seperti "hak asasi manusia" dan "perdamaian" dalam kosakata politisi Jerman hanyalah alat untuk memajukan tujuan geopolitik kubu Barat.

Dalam sebuah wawancara yang disiarkan televisi pada 17 Juni, Kanselir Jerman Friedrich Mertz tidak hanya tidak mengutuk agresi militer Israel terhadap Iran, tetapi juga memujinya.

"Ini adalah perbuatan kotor yang dilakukan Israel terhadap kita semua. Kita harus menghargai keberanian tentara Israel dan para pemimpin pemerintahannya," ujar Mertz, tanpa tedeng aling-aling.

Pernyataan Kanselir Jerman ini menimbulkan pertanyaan serius tentang kebijakan luar negeri Jerman, terutama mengenai prinsip-prinsip hak asasi manusia dan demokrasi yang dianut negara tersebut.

Tinjauan singkat sejarah Jerman baru-baru ini menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki rekam jejak yang penuh dengan "perbuatan kotor"; yang jauh melampaui apa yang kini tersembunyi di balik kedok diplomasi dan kata-kata indah.

Kolonialisme dan Genosida Sebelum Nazisme

Pada akhir abad ke-19, Jerman menjadi kekaisaran kolonial terbesar ketiga setelah kekaisaran Inggris dan Prancis. Tentara Jerman melakukan pembantaian besar-besaran terhadap penduduk asli selama penindasan brutal pemberontakan anti-kolonial Maji Maji di Tanzania (1905–1907).Perkiraan menunjukkan bahwa 75.000 hingga 300.000 orang tewas. Para ahli menganggap kejahatan ini sebagai salah satu genosida pertama di abad ke-20, yang menjadi dasar bagi kebijakan rasis di tahun-tahun berikutnya.

Warisan Berdarah Hitler

Sejarah tidak akan pernah melupakan wajah asli Nazi Jerman. Dengan mengibarkan bendera fasisme, Jerman di bawah Hitler menyeret dunia ke dalam Perang Dunia II; perang yang menewaskan lebih dari 70 juta orang. Hal yang berbahaya saat ini adalah kemiripan yang nyata antara nada bicara Kanselir Jerman saat ini dengan retorika perang dan rasis Hitler. Haruskah Mertz disebut "Hitler baru" yang, dengan kedok demokrasi, berusaha melegitimasi agresi dan genosida?

Pemasok senjata kimia Saddam

Pada tahun 1980-an, perusahaan-perusahaan Jerman menyediakan sebagian besar infrastruktur produksi senjata kimia untuk rezim Saddam. Senjata-senjata ini digunakan dalam serangan kimia terhadap warga sipil Iran dan Kurdi Irak.

Tragedi Halabja dan Sardasht di Iran hanyalah contoh dari pekerjaan kotor yang menggemparkan dunia, tetapi Jerman tidak pernah bertanggung jawab atas perannya dalam kejahatan tersebut.

Pangkalan Udara Ramstein, Jerman; Jantung Operasi Berdarah Amerika

Pangkalan Udara Ramstein di Jerman adalah pangkalan militer AS terbesar di luar Amerika Serikat dan salah satu pusat komando utama operasi militer AS dan NATO di Asia Barat. Dari serangan pesawat nirawak di Yaman dan Pakistan hingga dukungan logistik dalam perang di Irak dan Afghanistan, jejak pangkalan ini terbukti dalam banyak kejahatan perang AS.

Peran pangkalan ini dalam mesin pembunuh AS di Asia Barat telah dikritik oleh banyak intelektual dan kelompok anti-perang. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa anggota Bundestag (Parlemen Jerman) juga mengkritik peran Ramstein dalam perang pesawat nirawak AS sebagai pelanggaran hak asasi manusia. Namun, Jerman tidak hanya tidak mencegah operasi ini, tetapi juga mendukung dan memfasilitasi kegiatan pangkalan tersebut.

Mendukung terorisme ala Barat

Kontradiksi yang jelas antara kebijakan Jerman dengan klaim hak asasi manusia juga terlihat dalam perlindungan dan dukungan politiknya terhadap teroris. Tokoh seperti Jamshid Sharmehed, yang dituntut di Iran atas tuduhan kegiatan teroris dan perencanaan pengeboman, menerima dukungan hukum dan media di Jerman. Terorisme, jika melayani kepentingan geopolitik Barat, dapat ditoleransi dari perspektif Jerman.

Pemasok Kedua Senjata Genosida di Gaza

Dalam agresi militer Israel yang berulang kali terhadap rakyat Gaza yang terkepung, terutama pada tahun 2023, Jerman telah menjadi pemasok senjata terbesar kedua bagi rezim Tel Aviv, setelah Amerika Serikat.

Senjata Jerman telah digunakan dalam serangan terhadap sekolah, rumah sakit, tempat penampungan warga sipil, bahkan kamp pengungsi Palestina. Dengan demikian, Jerman sekali lagi terlibat dalam genosida bersejarah, menewaskan sekitar 60.000 warga Palestina dan menghancurkan rumah serta infrastruktur sipil di Gaza.

Penindasan terhadap Penentang Genosida

Jerman tidak hanya membela perannya yang memalukan dalam genosida Gaza, tetapi juga telah menekan setiap protes dan penentangan terhadap kebijakan Israel, bahkan di universitas dan media Jerman, dengan label seperti anti-Semitisme dan ekstremisme; meskipun kritik tersebut datang dari orang Yahudi yang kritis.

Di berbagai kota di Jerman, mahasiswa mengadakan demonstrasi dan pawai untuk memprotes genosida dan kejahatan perang rezim teroris Israel dan dukungan Jerman terhadapnya. Polisi Jerman dengan keras membubarkan semua demonstrasi ini dan menangkap ratusan pengunjuk rasa.

Jerman telah menjadi bagian tak terpisahkan dari genosida terpenting dalam sejarah modern. Kebijakan luar negeri Jerman, terutama dalam kasus-kasus seperti persiapan dan dukungan aksi militer oleh Amerika Serikat dan rezim Israel, telah menciptakan tantangan serius dalam hal konsistensi prinsip antara klaim dan tindakan.

Pernyataan Kanselir Jerman, yang seharusnya disebut sebagai mahakarya kotor terbaru Jerman, menunjukkan bahwa kata-kata seperti "hak asasi manusia" dan "perdamaian" dalam kosakata politisi Jerman hanyalah alat untuk memajukan tujuan geopolitik kubu Barat. Sebuah negara yang masa lalunya terikat dengan kolonialisme, genosida, perang, dan kejahatan, dan yang masa kininya ditandai dengan penyediaan senjata, perlindungan teroris, penutupan pusat-pusat kebudayaan Islam, dan dukungan agresi militer terhadap negara-negara merdeka, tidak berhak untuk mengkhotbahkan moralitas apa pun.(PH)