Rencana Baru Washington untuk Gaza; Diplomat Bulgaria Menggantikan Tony Blair
https://parstoday.ir/id/news/world-i182098-rencana_baru_washington_untuk_gaza_diplomat_bulgaria_menggantikan_tony_blair
Pars Today - Setelah pemecatan mendadak Tony Blair dari Dewan Perdamaian Gaza, sebuah media Zionis Israel mengungkapkan kandidat baru untuk memimpin Dewan Perdamaian Gaza.
(last modified 2025-12-13T03:04:03+00:00 )
Des 13, 2025 10:02 Asia/Jakarta
  • Nickolay Mladenov
    Nickolay Mladenov

Pars Today - Setelah pemecatan mendadak Tony Blair dari Dewan Perdamaian Gaza, sebuah media Zionis Israel mengungkapkan kandidat baru untuk memimpin Dewan Perdamaian Gaza.

Menurut laporan Pars Today, surat kabar Yedioth Ahronoth menulis bahwa setelah beberapa negara Arab dan Islam memblokir pemilihan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair untuk memimpin "Dewan Perdamaian" yang bertanggung jawab atas pengelolaan Gaza, Washington kini mencari kandidat lain.

Menurut laporan ini, nama diplomat internasional lain kini muncul sebagai pilihan serius untuk menggantikan Blair: Nickolay Mladenov, seorang diplomat Bulgaria yang menjabat sebagai Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Asia Barat dari tahun 2015 hingga 2020 dan sekarang menjabat sebagai kepala Akademi Diplomatik Mahasiswa Militer di Abu Dhabi.

Koran Yediot Ahronoth menulis, “Mladenov, 53 tahun, adalah salah satu diplomat paling berpengalaman di dunia dalam kasus Asia Barat. Dialah yang berulang kali berhasil mencegah konflik antara Israel dan Hamas dalam kerangka misinya."

Harian berbahasa Ibrani itu menambahkan, "Setelah insiden perbatasan dan insiden balon pembakar pada tahun 2018, ia memainkan peran penting dalam mencegah konflik serius antara Israel dan Hamas, dan setidaknya dua kali, melalui upaya diplomatik intensif dan dengan partisipasi Mesir, ia menengahi antara kedua pihak dan mencegah situasi tersebut meledak."

Hingga saat ini, Tony Blair adalah satu-satunya orang yang namanya diajukan untuk menjadi anggota "dewan perdamaian" yang didukung oleh Presiden Trump, tetapi negara-negara Arab dan Islam serta Hamas menentang pemilihannya.

Alasan penentangan ini, menurut Yediot Aharonot, sebagian disebabkan oleh dukungan Blair terhadap invasi Irak dan kekhawatiran tentang pengabaian terhadap Palestina. Blair dipercaya oleh Israel dan merupakan salah satu dari sedikit tokoh internasional yang berbicara dengan Israel dan menerima masukan dari Israel serta mempertimbangkan "kebutuhan keamanan".(sl)