Sikap AS Soal Pangkalan Militer di Guantanamo
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Ashton Carter, dalam konferensi pers di Pentagon, Senin (29/2/2016), membantah laporan media bahwa AS akan menyerahkan pangkalan angkatan laut di Teluk Guantanamo kepada pemerintah Kuba setelah menutup fasilitas penahanan di sana.
Carter menegaskan pangkalan terpisah dari fasilitas penahanan dan ia berada di lokasi yang strategis. AS sudah memilikinya untuk waktu yang lama dan ingin terus menguasainya.
Menurutnya, berdasarkan undang-undang AS pemerintah tidak dapat mentransfer para tahanan Guantanamo ke wilayah Amerika. Ia meminta Kongres untuk mempertimbangkan proposal perubahan hukum yang memungkinkan pemindahan tahanan Guantanamo ke wilayah Amerika.
“Ada baiknya jika hal itu dapat dilakukan, tetapi tidak dapat dilakukan di bawah hukum saat ini. Hukum harus diubah. Itulah alasan kami akan mengajukan usulan tersebut ke Kongres," ujar Carter.
Sebelumnya, senator dan kandidat calon presiden Partai Republik Marco Rubio, mengkritik kebijakan Obama terkait pangkalan angkatan laut Guantanamo. Ia bahkan berjanji akan menambah jumlah tahanan di Guantanamo jika terpilih menjadi presiden AS.
Setelah menormalisasi hubungan politik dan diplomatik antara AS dan Kuba, salah satu tuntutan utama pemerintah Havana adalah pengembalian Teluk Guantanamo ke Kuba. Presiden Raul Castro menegaskan embargo ekonomi Kuba harus dicabut bersama dengan pengembalian pangkalan militer di Teluk Guantanamo.
Castro mengatakan bahwa pemerintah AS harus mengembalikan wilayah yang diduduki secara tidak sah di pangkalan angkatan laut Guantanamo ke pangkuan Kuba. Menurut keterangan Castro, pengembalian wilayah sekitar 116 kilometer persegi di Teluk Guantanamo akan menjadi syarat perbaikan hubungan diplomatik.
Namun, permintaan Kuba untuk pengembalian Teluk Guantanamo mendapat tanggapan negatif dari AS. Dalam hal ini, juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan bahwa upaya yang dilakukan untuk memperkuat hubungan antara Washington dan Havana tidak akan sampai pada pengembalian Guantanamo.
“Meski Presiden Obama meyakini urgensitas untuk menutup penjara Guatanamo, tapi ia tidak tertarik untuk menutup pangkalan angkatan laut AS di wilayah itu. Jadi sampai kapan pun, AS tidak akan membuka peluang untuk mengembalikan Guantanamo kepada Kuba,” tegasnya.
Di Teluk Guantanamo yang dikuasai AS, terdapat sebuah pangkalan angkatan laut negara itu dan juga sebuah pusat penahanan militer. Sekitar empat bulan setelah serangan 11 September 2001, para tersangka teroris dipindahkan ke penjara tersebut.
Pada tahun 1903, AS dan Kuba menandatangani sebuah perjanjian tentang penyewaan Teluk Guantanamo.
Pemerintah Kuba sekarang meminta pengembalian wilayah yang telah dikuasai oleh AS selama lebih dari 112 tahun. Ini adalah sebuah permintaan yang wajar dan merupakan bentuk penegakan kedaulatan atas seluruh wilayah teritorial Kuba oleh Havana.
Jadi, penolakan AS dapat dianggap sebagai sebuah sikap yang tidak bersahabat dan indikasi dari berlanjutnya keinginan Washington untuk mempertahankan kehadiran militernya di Laut Karibia. (RM)