Merkel, Uni Eropa dan P-GCC
https://parstoday.ir/id/news/world-i36998-merkel_uni_eropa_dan_p_gcc
Kanselir Jerman, Angela Merkel hari Senin (1/5) mengunjungi Uni Emirat Arab sebagai bagian dari safarinya ke kawasan Teluk Persia. Poros perundingan Merkel dengan pejabat tinggi Uni Emirat Arab sesuai agenda mengenai penandatangan nota kesepakatan perdagangan bebas antara Uni Eropa dengan negara-negara kawasan selatan Teluk Persia. Kedua pihak juga membicarakan masalah krisis Timur Tengah.
(last modified 2025-11-30T09:45:39+00:00 )
May 02, 2017 17:50 Asia/Jakarta

Kanselir Jerman, Angela Merkel hari Senin (1/5) mengunjungi Uni Emirat Arab sebagai bagian dari safarinya ke kawasan Teluk Persia. Poros perundingan Merkel dengan pejabat tinggi Uni Emirat Arab sesuai agenda mengenai penandatangan nota kesepakatan perdagangan bebas antara Uni Eropa dengan negara-negara kawasan selatan Teluk Persia. Kedua pihak juga membicarakan masalah krisis Timur Tengah.

Terkait hal ini, putera mahkota Abu Dhabi, Sheikh Muhammed bin Zayed Al Nahyan dan Angela Merkel membahas transformasi terbaru di kawasan, terutama masalah Suriah, Libya dan Yaman, serta upaya kolektif menghadapi ekstrimisme dan kelompok teroris. Selain itu, kedua pihak membahas hubungan bilateral dalam masalah politik, ekonomi dan aktivitas perusahaan dagang dan solusi bagi pengembangan aktivitas mereka.

Tampaknya, dengan mempertimbangkan urgensi hubungan perdagangan dan ekonomi antara Jerman dan Uni Emirat Arab, lawatan Merkel ke Abu Dhabi bertujuan untuk meningkatkan hubungan di bidang tersebut. Posisi Merkel sebagai kanselir Jerman, sekaligus selaku pemimpin negara terpenting dan terbesar di Uni Eropa memainkan peran kunci bagi organisasi negara Eropa itu.

Kunjungan Merkel ke Uni Emirat Arab menunjukkan pentingnya masalah ekonomi bagi kedua pihak. Meskipun Uni Emirat Arab hanya berpenduduk 9 juta jiwa, tapi negara ini menjadi mitra ekonomi utama bagi Jerman. Neraca perdagangan kedua negara saat ini mencapai 14 miliar euro. Angka tersebut menyisihkan hubungan perdagangan antara Arab Saudi dengan Jerman. 

Sebanyak 900 perusahaan Jerman beroperasi di Uni Emirat Arab. Dari jumlah tersebut, 600 perusahaan berada di Dubai. Sejak tahun 2004, Uni Emirat Arab dan Jerman menjadi mitra strategis. Jerman memandang Uni Emirat Arab sebagai negara yang membuka pasar bagi produk-produk negaranya. Sebaliknya, Uni Emirat Arab menilai Jerman sebagai pemain kunci Uni Eropa, sekaligus negara yang berpengaruh di benua Eropa.

Kini, Jerman berupaya membuka jalan bagi penandatangan kontrak perdagangan bebas antara Uni Eropa dan negara-negara kawasan selatan Teluk Persia  dalam bentuk formasi Dewan Kerja Sama Teluk Persia (P-GCC), yang merupakan bagian dari kerangka strategis makro Uni Eropa.

Uni Eropa menggulirkan tawaran kontrak bilateral di bidang perdagangan bebas dengan kekuatan penting ekonomi kawasan Timur Tengah untuk mengatasi masalah krisis utang, meningkatnya konsumsi dalam negeri dan pertumbuhan ekonomi organisasi negara Eropa ini.

Dengan mempertimbangkan posisi penting Teluk Persia sebagai kawasan geostrategis sekaligus poros energi dunia, dan juga pemanfaatkan kapasitas ekonomi dan perdagangan negara-negara kawasan ini terutama di wilayah selatan, kini Jerman sebagai perwakilan dari Uni Eropa berupaya untuk segera menandatangani nota kesepakatan mengenai perdagangan bebas dengan negara-negara kawasan selatan teluk Persia, terutama pasar besar dan potensi ekonominya yang tinggi.

Masalah ini sangat penting, terutama ditinjau dari kepentingan Uni Eropa pasca naiknya Trump sebagai presiden AS, yang selama ini menjadi mitra terbesar Eropa. Pasalnya, Trump menangguhkan kesepakatan mengenai perdagangan bebas yang telah disepakati oleh pendahulunya. Oleh karena itu, Uni Eropa mencari mitra baru dan memanfaatkan potensi besar yang belum tergali secara optimal di kawasan Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Amerika Latin. Inilah salah satu tujuan utama kunjungan Merkel ke Uni Emirat Arab.