Upaya AS Manfaatkan OPCW
https://parstoday.ir/id/news/world-i59332-upaya_as_manfaatkan_opcw
John Sullivan, Deputi menteri luar negeri Amerika Serikat di sidang istimewa Organisasi Pelarangan Senjata Kimia ( OPCW) menekankan komitmen Amerika untuk mengakhiri penggunaan senjata kimia oleh pemain baik pemerintah maupun non pemerintah. Sullivan mengklaim bahwa di antara sarana ini adalah memberi kekuatan kepada lembaga ini untuk mengumumkan pelaku penggunaan senjata kimia di Suriah.
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Jun 27, 2018 18:58 Asia/Jakarta
  • OPCW
    OPCW

John Sullivan, Deputi menteri luar negeri Amerika Serikat di sidang istimewa Organisasi Pelarangan Senjata Kimia ( OPCW) menekankan komitmen Amerika untuk mengakhiri penggunaan senjata kimia oleh pemain baik pemerintah maupun non pemerintah. Sullivan mengklaim bahwa di antara sarana ini adalah memberi kekuatan kepada lembaga ini untuk mengumumkan pelaku penggunaan senjata kimia di Suriah.

Tuntutan Amerika untuk memperkuat OPCW bersamaan dengan tuntutan serupa oleh pemerintah Barat lainnya seperti Jerman, Perancis dan Inggris. Inggris di OPCW pada hari Selasa meminta voting untuk meningkatkan wewenang organisasi ini terkait serangan kimia, namun Rusia, Suriah dan Iran menentang usulan tersebut.

 

Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson dalam statemennya mengklaim masyarakat internasional tidak dapat mengabaikan pelanggaran perjanjian pelarangan senjata kimia. Pembunuhan Sergei Skripal dengan racun dan putrinya di Inggris pada Maret 2018 berujung pada penudingan terhadap Moskow terkait pembunuhan ini.

John Sullivan, Deputi Menlu AS

 

Sementara itu, Rusia menolak tegas keterlibatannya di kasus pembunuhan mantan spionasenya tersebut. Pemerintah Barat menuding Rusia dan pemerintah Damaskus bersalah dalam penggunaan senjata kimia di bentrokan bersenjata di Suriah. Pertanyaan di sini adalah, mengapa di kondisi saat ini Barat pimpinan Amerika mengajukan tuntutan seperti ini?

 

Sepertinya faktor utama masalah ini adalah upaya Barat untuk memanfaatkan OPCW sebagai alat untuk meningkatkan represi terhadap Suriah dan mengingat operasi militer terbaru militer Suriah dan sekutunya untuk membebaskan Propinsi Daraa, di selatan negara ini dari cengkeraman kelompok teroris, Amerika dan sekutunya berusaha dengan menggulirkan kembali dakwaan penggunaan senjata kimia oleh militer Suriah, meningkatkan represi terhadap pemerintah Damaskus.

 

Sementara itu, Rusia yang selama ini didakwa oleh Barat terlibat dalam kasus pembunuhan Sergei Skripal meski mereka tidak memberikan bukti, kini menjadi target Barat di prakarsa mereka tersebut.

 

Sullivan terkait hal ini mengatakan, peningkatan penggunaan senjata kimia telah menciptakan krisis global dan kita harus memberi sarana yang diperlukan kepada OPCW sehingga organisasi ini mampu menciptakan sistem pencegahan dan mencegah serangan senjata kimia serta memberikan respon yang tepat. Amerika mengecam serangan terbaru kimia di Suriah, Inggris Malaysia dan Irak.

 

Di sisilain, Barat termasuk Amerika Serikat berulang kali mengabaikan permintaan Suriah dan Rusia untuk menyelidiki penggunaan senjata kimia oleh kelompok teroris di Suriah. Padahal sampai saat ini telah dirilis berbagai bukti yang terbantahkan terkait ulah Barat dan sekutunya menyerahkan bahan senjata kimia kepada kelompok teroris di Suriah.

 

Sementara itu, tidak boleh dilupakan bahwa AS dan sekutu Eropanya memiliki catatan mengerikan terkait penggunaan senjata kimia atau penjualan bahan untuk membuat senjata kimia kepada sekutunya. Amerika selama perang Vietnam menggunakan ratusan ribu ton bahan kimia terhadap Viet Cong (VC) yang mengakibatkan kerusakan berat lingkungan hidup, dan membuat ratusan ribu warga Vietnam terbunuh, terluka maupun cacad. Adapun Jerman juga memainkan peran dalam menciptakan reaktor senjata kimia di Irak di era rezim Baath.

 

Rezim Saddam Hussein menggunakan senjata kimia ini selama perang Iran-Irak serta untuk membantai warga Kurdi negara ini. Kini negara-negara tersebut malah meminta OPCW diperkuat. Ini merupakan indikasi bahwa Barat khususnya Amerika ingin memanfaatkan organisasi ini sebagai alat untuk meraih ambisinya. (MF)