Saling Tuding Menjelang Pertemuan Presiden AS dan Rusia
Menjelang pertemuan antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang dijadwalkan berlangsung pada Rabu (16/06/2021) di Jenewa, Swiss, kedua pihak saling tuding. Baik Biden maupun Putin telah menekankan bahwa hubungan AS-Rusia berada pada titik terendah sepanjang masa di era pasca-Perang Dingin.
Presiden AS Joe Biden, yang saat ini sedang mempersiapkan pertemuan dengan Putin selama perjalanan delapan hari ke Eropa setelah menghadiri KTT G7 di Inggris dan kemudian KTT NATO di Brussels, telah membuat tudingan terhadap Rusia dalam beberapa hari terakhir dalam berbagai kesempatan.
Biden setelah menghadiri pertemuan puncak NATO, pada konferensi pers menyampaikan sejumlah klaim terhadap Cina dan Rusia. Menurutnya, "Rusia dan Cina sama-sama berusaha untuk mengganjal solidaritas transatlantik kita, tetapi aliansi kita didasarkan pada fondasi yang kuat."
Ini adalah pertama kalinya presiden AS membuat klaim terhadap Rusia. Klaim lain yang berulang kali dibuat Biden dalam beberapa pekan terakhir adalah keterlibatan Rusia dalam pemilihan umum AS, serangan siber terhadap institusi dan infrastruktur AS, serta ancaman yang ditimbulkan oleh Moskow di bidang ini.
Biden mengatakan dia telah membahas ancaman siber dari Rusia di KTT NATO, sambil bersikeras bahwa Amerika Serikat tidak mencari konfrontasi dengan Rusia, ia menekankan bahwa Amerika Serikat siap untuk menanggapi jika Rusia melanjutkan kegiatan destruktif mereka.
Dalam beberapa hari terakhir, Presiden Rusia Vladimir Putin telah membuat banyak tuduhan terhadap Amerika Serikat. Dalam wawancara yang disiarkan Senin (14/06/2021), Putin mengkritik situasi domestik AS, dan mengatakan bahwa ratusan orang yang ditangkap sehubungan dengan serangan 6 Januari 2021 di Kongres AS telah "dianiaya karena pandangan politik mereka".
Dengan demikian, Presiden Rusia mempertanyakan keberadaan kebebasan politik dan penghormatan terhadap hak asasi manusia di Amerika Serikat. Putin juga dengan keras membantah tuduhan bahwa Rusia melakukan serangan siber terhadap Amerika Serikat, dan menyebutnya tidak berdasar.
"Kedua negara sekarang berada dalam hubungan terburuk dalam beberapa tahun terakhir," kata pakar politik Hassan Beheshtipour.
Menurutnya, Amerika bahkan untuk sekali saja tidak berusaha menghadirkan dokumen atau bukti apa pun, dan hanya membuat tuduhan yang tidak berdasar. "Saya khawatir Rusia mungkin menjadi target serangan siber AS," kata Putin. Dengan demikian, Putin bukan hanya menolak berbagai tuduhan Washington, tetapi sekarang menegaskan bahwa Amerika Serikat bertanggung jawab atas serangan siber terhadap Rusia.
Mengingat suasana saat ini antara Amerika Serikat dan Rusia dan berbagai tuduhan yang dibuat oleh para pemimpin kedua negara terhadap pihak lain, pertemuan hari Rabu antara Biden dan Putin diperkirakan akan menjadi pembicaraan yang panas. Pada saat yang sama, tampaknya tujuan Biden dalam pertemuan ini adalah untuk membuat lebih banyak tuduhan dan memperingatkan Putin.
Seorang pejabat senior pemerintah Biden yang tidak disebutkan namanya mengatakan Amerika Serikat tidak menghadiri pertemuan Jenewa untuk meningkatkan hubungan dengan Rusia dan bahwa hubungan bilateral diperkirakan akan terus tegang. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov juga mengatakan bahwa Moskow tidak mengharapkan semua perselisihan Rusia-Amerika diselesaikan sepenuhnya atau bahwa hubungan antara kedua negara akan terbuka setelah pertemuan pertama antara kedua presiden.
Perselisihan mengenai campur tangan pemilu AS, serangan siber, masalah hak asasi manusia, dan krisis Ukraina adalah salah satu sorotan pembicaraan Biden-Putin, tetapi hanya ada sedikit harapan untuk saling memahami. Stabilitas nuklir strategis dan krisis regional juga akan menjadi agenda pembicaraan keduanya.
"Kedua negara sekarang berada dalam hubungan terburuk dalam beberapa tahun terakhir," kata pakar politik Hassan Beheshtipour.
Hubungan AS-Rusia telah memburuk di bawah pemerintahan baru AS di bawah Biden, dan ketegangan antara Washington dan Moskow telah memasuki fase baru. Pada saat yang sama, mengingat reunifikasi Eropa dan Amerika Serikat di bawah Biden, dapat diprediksi bahwa aksi bersama mereka terhadap Rusia akan meningkat.