Jan 22, 2018 12:58 Asia/Jakarta

Hari ini, Senin tanggal 22 Januari 2018 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 4 Jumadil Awal 1439 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 2 Bahman 1396 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari ini di tahun-tahun yang lampau.

Ibnu Atsir Jazari Lahir

884 tahun yang lalu, tanggal 4 Jumadil Awal 555 HQ, Ibnu Atsir Jazari, sejarawan dan sastrawan terkemuka muslim, terlahir ke dunia di Irak.

Ibnu Atsir kemudian menuntut ilmu di kota Mosul, Bagdad, dan  Damaskus dari ulama-ulama terkemuka pada masa itu, di antaranya Khatib Thusi.

Ibnu Atsir sangat banyak melakukan penelitian dan menuliskan hasil penelitian itu di dalam buku-buku karyanya. Karya Ibnu Atsir yang terpenting berjudul al-Kamil fi at-Tarikh yang merupakan sumber sejarah penting mengenai zaman kekuasaan Mongol.

Ibnu Atsir meninggal dunia tahun 630 di Mosul.

Sejarah

Francis Bacon Lahir

457 tahun yang lalu, tanggal 22 Januari 1561, Francis Bacon, filsuf dan matematikawan asal Inggris terlahir ke dunia.

Francis Bacon awalnya adalah seorang politisi. Akan tetapi, setelah terkena tuduhan melakukan korupsi, Bacon dipenjara. Di dalam tahanan itulah ia menunjukkan kejeniusannya.

Di penjara, Bacon menulis sejumlah buku. Lewat buku-bukunya, Bacon memberikan sumbangan tak terhingga kepada kemajuan ilmu matematika dan filsafat Eropa. Di antara buku-bukunya yang terkenal adalah "The Logic of Sensation". Ia juga pernah menulis buku berisikan utopianya tentang pembangunan kota dan peradaban di bawah laut bernama "The New Atlantis".

Imam Khomeini ra

Imam Khomeini Tolak Referendum Sandiwara Shah Pahlevi

55 tahun yang lalu, tanggal 2 Bahman 1341 HS, Imam Khomeini ra menolak referendum sandiwara Shah Pahlevi.

Setelah diumumkannya enam draf dari Shah Pahlevi sebagai Revolusi Putih dan penentuan tanggal 6 Bahman 1341 HS sebagai hari pelaksanaan referendum, Imam Khomeini ra dalam jawabannya pada 2 Bahman 1341 HS, atas permintaan fatwa oleh sekelompok masyarakat Iran menyatakan penentangannya terhadap referendum dan menyebutnya bertentangan dengan syariat Islam dan Undang Undang Dasar Iran.

Shah pada tanggal 19 Dey 1341 HS mengeluarkan rancangan undang-undang yang berisikan reformasi tanah, nasionalisasi hutan, penjualan saham pabrik-pabrik pemerintah, para buruh mendapat keuntungan yang didapat pabrik-pabrik, perbaikan undang-undang pemilu dan membentuk tentara ilmu dan meminta diadakan referendum terkait draf ini.

Namun Imam Khomeini ra dengan mempertimbangkan bahwa tidak ada referendum dalam UUD, tidak jelasnya draf yang ada dan tidak adanya informasi yang cukup kepada rakyat serta tidak adanya kebebasan dan penggunaan ancaman terhadap masyarakat, maka beliau mengumumkan referendum terhadap enam draf tersebut bertentangan dengan syariat dan UUD.

Pada 2 Bahman 1341 HS, setelah dipublikasikan penyataan Imam Khomeini yang memboikot referendum usulan Shah, rakyat Tehran meliburkan pasar dan turun ke jalan-jalan melakukan demonstrasi. Pada puncak aksi protes itu Hujjatul Islam Mohammad Taqi Falsafi menyampaikan orasi yang berisikan kritikan pedas terhadap pemerintah. Di kota qom, pasar-pasar diliburkan dan para rohaniwan dan masyarakat kota ini juga ikut melakukan protes dan demonstrasi menentang draf ini.