Perkembangan Iptek di Iran dan Dunia (7)
-
Teknologi
Pada bagian ini akan diulas singkat mengenai keberhasilan para peneliti Republik Islam Iran dan dunia dalam menciptakan perangkat alat-alat pintar seperti Stopwatch, smart doorbell intercom (interkom bel rumah pintar), aplikasi panduan identifikasi burung, starter mobil dengan sidik jari dan minivan yang mampu memeriksa bagasi para penumpang dan men-scan serta mengontrol paspor mereka.
Baru-baru ini para peneliti Iran menciptakan perangkat pintar Stopwatch untuk menguji dan merekam kelincahan dan kegesitan para pelari. Alat ini bisa menggantikan posisi manusia dan menghapus kemungkinan kesalahan manusia dalam mencatat rekor para pelari.
Laila Hamza, salah satu peneliti dalam proyek pembuatan perangkat pintar tersebut mengatakan, tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membuat alat perekam elektronik yang menghapus kesalahan manusia dalam mencatat tes kelincahan para pelari.
Ia menambahkan, dalam proyek penelitian ini diupayakan untuk membuat sebuah perangkat digital untuk mengukur kelincahan pelari dalam lari bolak-balik dan untuk tes pemilihan serta lari cepat sehingga untuk melakukan pekerjaan ini tidak diperlukan lagi tenaga manusia.
Menurut Laila, riset tersebut berhasil merancang danmembuat sebuah perangkat pengukur digital untuk tes kelincahan secara profesional di bidang olahraga. Alat yang diberi nama dengan “Stopwatch Pintar” ini mampu mencatat waktu dan kecepatan pelari di setiap perjalanannya dan menunjukkan rata-rata kecepatan dan jumlah tes yang dilakukan pelari secara digital di LCD.
Sementara itu, Farhad Fouladi Nia, seorang mahasiswa pascasarjana di bidang teknik elektro di Kermanshah University of Technology merancang sebuah sistem baru dengan menggunakan teknologi GSM untuk interkom bel rumah. Menurutnya, sistem ini memungkinan para penggunanya untuk selalu mengakses interkom bel rumah dan memberikan keamanan lebih bagi penggunanya.
Dalam sistem-sistem serupa, pengguna bisa membuka pintu dengan cara mengirim pesan pendek ke SIM Card yang terpasang di intercom bel rumah, namun sistem baru ini memiliki kemampuan lebih, dimana ketika bel pintu ditekan, pengguna akan mengindentifikasi penekan bel melalui pembicaraan dan jika diinginkan, ia bisa membuka pintu dengan mengirim pesan dengan password.
Keuntungan penggunaan sistem ini terletak pada keamanannya yang tinggi, dimana SIM Card yang terpasang di intercom bel rumah hanya menerima pesan dengan password dari nomor yang terdaftar dalam sistem tersebut, dan setelah itu pintu baru bisa terbuka. Kontak penghubung dalam sistem yang menggunakan Chip SIM900 ini dilakukan melalui perintah AT Command dan port serial.
Seorang mahasiswa di Fakultas Lingkungan Hidup di Universitas Ferdowsi Mashhad, Iran menciptakan software panduan pertama untuk mengindentifikasi dan melacak burung. Software dengan nama Homa ini digunakan untuk sistem operasi Android. Mohammad Ali Rezvani, pemimpin tim Homa mengatakan, software identifikasi burung ini untuk pertama kalinya dirancang dan dibuat oleh sekelompok mahasiswa Fakultas Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Universitas Ferdowsi, dimana database-nya berdasarkan peta distribusi, suara burung, bentuk sarang dan reproduksi dan telur burung.
Ali Rezvani menambahkan, software kedua yang bersifat unik memiliki dua bagian; untuk masyarakat umum dan untuk para ahli di bidang ini. Ia juga menjelaskan tentang kinerja perangkat lunak ini. Menurutnya, pencarian dalam software ini dilakukan secara bertahap dan hal ini jelas bagi semua orang, dimana perangkat lunak ini menyaring informasi berdasarkan serangkaian bentuk dan kemudian mengidentifikasi burung. Contohnya, pencari yang melihat burung di habitat tertentu memasukkan informasi terkait ke dalam software. Tahap selanjutnya, ia harus memasukkan informasi ukuran burung berdasarkan landasan perbandingan dengan indikator spesies yang tersusun dalam software dan mengidentifikasinya.
Sementara itu, para peneliti di Universitas Warwick Inggris telah menciptakan perangkat-perangkat elektronik, dimana perangkat ini bisa dikendalikan dengan menggunakan gelombang otak. Profesor Christopher James, Direktur Teknik di Biomedikal Fakultas Teknik Universitas Warwick mengatakan, teknologi telah dikembangkan yang memungkinan perangkat-perangkat elektronik akan diaktifkan dengan menggunakan impuls listrik dari gelombang otak dengan menghubungkan pikira kita dengan sistem komputerisasi.
Beberapa mainan anak-anak yang paling populer seperti remote control, helikopter, robot mainan dan serangkaian balap Scalextric bisa dikontrol melalui sebuah headset dan dengan menggunakan “kekuatan pikiran”. Hal ini dapat didasarkan pada tingkat konsentrasi, misalnya dengan memikirkan warna favorit kita atau membelai hewan kesayangan kita.
Sebuah headset digunakan untuk menciptakan link komunikasi antara otak manusia dan perangkat komputerisasi. Sensor-sensor di headset mengukur impuls listrik dari otak pada berbagai frekuensi yang berbeda, dimana masing-masing frekuensi bisa dikontrol dalam keadaan khusus. Aktivitas ini kemudia diproses oleh komputer, diperkuat dan dimasukkan ke dalam sirkuit listrik dari alat-alat permaian elektronik.
Menurut Profesor James, penelitian terbaru telah menjadikan headset bisa membaca sinyal lebih bersih dan lebih kuat daripada sebelumnya. Ini artinya, ada hubungan kuat dengan alat mainan, game atau tindakan sehingga membuatnya menjadi pengalaman yang sangat mendalam.
Kini, teknologi terbaru memungkinan bagi manusia untuk menghidupkan mesin mobil dengan menggunakan Fingerprint (Sidik Jari). Bukan hanya untuk keperluan absensi, access control dan alat bakat sidik jari, namun teknolobi fingerprint ini telah merambah ke dunia otomotif. Perusahaan Continental baru-baru ini akan menyediakan beberapa alat biometrik untuk menjadikan mobil semakin canggih dan sekaligus memberikan keamanan lebih. Perusahaan ini telah merancang dan membuat tombol starter mobil dengan sidik jari.
Melalui kombinasi dari keyless entry (masuk tanpa kunci) dan memulai sistem PASE (Passive Start and Entry) dan elemen biometrik, perusahaan teknologi internasional itu membuka kemungkinan baru di bidang personalisasi kendaraan dan otentikasi. Andreas Wolf, Kepala Unit Bisnin Keamanan Continental mengatakan, penggabungan elemen biometrik membawa keahlian dalam integrasi sistem ke depannya, sebab, kami menghubungkan solusi kontrol akses kami dengan sistem cerdas lainnya di kendaraan untuk memastikan peningkatan kenyamanan dan keamanan bagi semua penumpang.
Menurut konfigurasi sistem, produsen otomotif dapat memperkenalkan tingkat keamanan lain untuk kendaraan mereka dengan menggunakan biometrik. Memperkenalkan elemen biometrik bisa berarti bahwa kehadiran kunci yang valid di dalam kendaraan tidak lagi cukup untuk memulai mesin, namun mengemudi juga diharuskan untuk menyediakan otentikasi dengan menggunakan sensor sidik jari. Teknologi baru ini secara signifikan akan meningkatkan tindakan perlindungan anti-pencurian kendaraan.
Elemen biometrik juga memungkinan pengemudi untuk mempersonalisasikan kendaraannya. Sistem ini terhubung ke kamera interior, yang akan mengenali wajah pengemudi dan secara otomatis mempersonalisasi pengaturan kendaraan, seperti posisi kursi dan cermin, musik, suhu dan navigasi untuk pengemudi. Dengan teknologi baru ini, seseorang tidak perlu lagi menggunakan kunci kontak mobil, namun cukup dengan menekan jarinya ke tombol starter, maka mesin mobil akan menyala.
Teknoloni ini tidak hanya mengamankan mobil dari aksi pencurian, namun juga bisa mencegah penggunaan mobil oleh anak-anak dan anggota keluarga tanpa sepengatahuan orang tuanya. Dalam kabin mogil juga terpasang kamera yang mampu mengidentifikasi wajah dan dengan menggunakan kemampuan ini, semua kondisi mobil seperti suhu kabin, tempat duduk bahkan gelombang dansaluran radio akan dikontrol dan diatur.
Baru-baru ini, dua insinyur Amerika Serikat telah menciptakan Self Driving Minivan yang khusus untuk para penumpang di bandara, dimana minivan ini akan mengukur berat bagasi penumpang dan memindai (scanning) paspor mereka. Self Driving Minivan yang diberi nama Nexus ini juga mampu memeriksa dan mengontrol bagasi para penumpang. Minivan ini memeriksa bagasi-bagasi penumpang dengan X-ray dan analisis kimia serta memiliki kapasitas penumpang empat orang.
Sebelum menaiki minivan Nexus, para penumpang akan melewati sebuah detektor logam dan alat khusus di samping setiap kursi akan memindai paspor penumpang. Minivan ini akan mengambil gambar setiap penumpang dan men-scan seluruh tubuh mereka serta menurunkan para penumpang di zona yang telah ditentukan, yang diberi nama dengan “zona aman”. Dengan demikian, para penumpang akan masuk ke bagian kontrol penerbangan bandara tanpa penundaan.