Perkembangan Iptek di Iran dan Dunia (12)
-
Teknologi
Ilmuwan Australia yang bekerjasama dengan seorang peneliti dari Republik Islam Iran berhasil membuat kacamata malam (kacamata nigh vision) dengan memanfaatkan lapisan tipis yang mengandung nanokristal semikonduktor. Mereka menciptakan sebuah kristal kecil yang dapat mengubah kegelapan menjadi cahaya. Nanokristral yang berguna untuk membelokkan cahaya itu berukuran 500 kali lebih kecil dari rambut manusia.
Dibandingkan kacamata night vision yang rumit saat ini, kristal baru tersebut bisa mengubah (mengkonversi) kacamata biasa menjadi kacamata night vision. Dalam kata lain, kacamata ini bekerja terbalik dari kacamata hitam. Dragomir Neshev, pemimpin tim dan peneliti dari Australian National University mengatakan, nanokristral ini sangat kecil. Nanokristal ini bisa dipasang sebagai lapisan ultra tipis pada kacamata biasa yang akhirnya mengaktifkan night vision.
Kristal kecil yang mereka buat mampu ‘menyetel’ cahaya dan tidak hanya dengan pewarnaan atau polarisasi pada satu tingkat. Struktur baru pada kristal ini benar-benar mampu mengubah cahaya dalam tiga cara yang krusial; intensitas cahaya, bentuk cahaya dan bahkan warna lampu. Semua itu diubah dalam waktu bersama-sama yang berarti kristal baru ini dapat mengambil tingkat yang sangat rendah pada cahaya, seperti di malam hari atau tempat yang gelap dan membuat mereka menjadi terlihat.
Sejauh ini, tim tersebut hanya berhasil membuat salah satu kristal ini, dan untuk melihat dalam gelap, mereka akan perlu untuk membuat seluruh array dan juga membutuhkan settingan cahaya dalam caya yang sangat spesifik. Tetapi yang menarik adalah mereka untuk pertama kalinya membuat salah satu dari kristal ini dengan ukuran kecil dan bisa digunakan dalam pabrik, sehingga bisa dimasukkan ke dalam kacamata biasa dan membuat bahan ini lebih fleksibel dibandingkan material-material lain untuk membuat night vision pada kacamata biasa.
Mohsen Rahmani, peneliti Iran yang menjadi salah satu anggota tim dalam proyek tersebut mengatakan, “Mata kita melihat benda-benda hanya dalam satu spektrum. Jika kita dapat membuat sebuah array lain nanostructures pada permukaan datar seperti kaca, pada akhirnya nanti kita akan dapat mengkonversi cahaya yang tidak nampak menjadi cahaya tampak.”
Selain sebagai bahan untuk membuat generasi berikutnya dari kacamata malam, kristal ini dapat digunakan untuk memutar atau menggabungkan cahaya dalam berbagai macam cara lain yang sangat berguna. Misalnya, hologram-hologram pada catatan bank yang membuktikan mereka tidak palsu dapat diciptakan dari cahaya kristal ini. Dan mereka juga dapat menghasilkan hologram baru yang lebih kuat dan tidak mudah dipalsukan.
Menurut Dragomir Neshev, perangkat kecil ini bisa memiliki kegunaan lain yang menarik termasuk dalam perangkat anti-pemalsuan di bank notes, pencitraan sel untuk aplikasi medis dan hologram. Dalam penelitian terbaru, mereka juga telah menunjukkan bahwa kristal ini dapat mengkonversi cahaya yang tidak tampak ke dalam cahaya tampak pada skala kecil dan telah melakukan semua perhitungan matematika untuk menunjukkan bagaimana hal ini terjadi.
Maria del Rocio Camacho-Morales, mahasiswa PhD dan anggota tim ini mengatakan, “Ini adalah pertama kalinya siapa pun telah mampu mencapai batasan ini, sebab menumbuhkan nano semi-konduktor pada bahan yang transparan sangat sulit.” Kacamata ini lebih ringan dan tidak seperti perangkat night vision konvensional. Teknologi ini juga digunakan di bidang kedokteran dalam peralatan anti-pemalsuan.
Di sektor lain, para peneliti Iran di Perusahaan Cedrin Daru Alborz yang aktif dalam penelitian dan pengembangan di bidang obat-obatan herbal dan tanaman obat, telah memproduksi obat untuk mencegah penyakit jantung dengan menggunakan Linum Usitatissimum (biji rami). Biji rami atau disebut juga linseed oil atau flax seed oil merupakan tanaman berbunga biru dan sangat kaya dengan minyak yang bermanfaat bagi tubuh. Minyak biji rami adalah minyak alami yang sangat direkomendasikan sebagai sumber gizi yang diperlukan oleh tubuh dan dianggap sebagai minyak yang paling kaya dengan Omega 3.
Kata flax adalah tanaman yang seratnya dijadikan tali atau kain linen dan seed (biji). Nama latinnya adalah Linum Usitatissimum. Dalam bahasa Yunani, Linum artinya tali dan usitatissimum artinya bermanfaat. Minyak biji rami menurut penelitian dunia kedokteran kaya akan omega 6 dan omega 9, vitamin B, kalium, lesitin, magnesium, serat, protein dan seng dan juga menyediakan sekitar 50 persen omega 3, dimana lebih banyak dari kandungan Omega 3 yang terdapat pada minyak ikan.
Untuk itu, para ahli gizi, peneliti dan ilmuwan merekomendasikan bahwa minyak biji rami bisa menjadi suplemen kesehatan paling penting setelah multivitamin. Hampir setiap sistem dalam tubuh bisa mendapatkan keuntungan dari minyak biji rami, termasuk sistem kardiovaskuler, sistem kekebalan tubuh, sistem peredaran darah, sistem reproduksi, sistem saraf serta persendian. Beberapa studi medis juga telah membuktikan bahwa minyak biji rami cukup efektif menyembuhkan banyak penyakit degeneratif.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa minyak biji rami mengandung lignan 100 kali lebih banyak daripada biji-bijian lain. Orang yang memiliki nilai lignan tinggi pada diet mereka, akan cenderung untuk tidak terkena kanker usus besar dan kanker payudara. Sebuah studi lain menunjukkan, Omega 3 asam lemak pada minyak biji rami membantu menurunkan kolesterol dan trigliserida darah, serta mencegah pembekuan dalam pembuluh darah yang dapat mengakibatkan stroke, serangan jantung dan trombosis.
Dokter Vahideh Gharavi Kashani, pelaksana dan Direktur Eksekutif Perusahaan Cedrin Daru Alborz mengatakan, dengan memanfaatkan biji rami dapat diperoleh dua produk penting. Salah satunya adalah kapsul flax yang menggunakan minyak biji rami organik. Obeat ini mengandung Omega 3 dan 9 untuk mencegah penyakit jantung dan pembuluh darah (vaskular). Namun sebenarnya, obat ini adalah obat penyempurna yang diproduksi dalam bentuk kapsul gel seperti Gel Soft.
Peneliti-peneliti Iran meluncurkan laboratorium virtual reality pertama dan teknologi baru di negara ini. Laboratorium yang memiliki kegunaan tertentu dalam desain kota dan arsitektur ini dibangun di Pardis Karaj, Universitas Seni Iran. Virtual reality adalah sebuah teknologi yang membuat pengguna atau user dapat berinteraksi dengan lingkungan yang ada dalam dunia maya yang disimulasikan oleh komputer sehingga pengguna merasa berada di dalam lingkungan tersebut. Virtual reality dikenal dengan istilah realitas maya.
Proses pelaksanaan riset awal dan peluncuran serangkaian penelitian ini dilakukan lebih dari tiga tahun. Menurut desainer laboratorium ini, di antara tujuan pendirian laboratorium virtual reality adalah penggunaan praktis virtual reality dan teknologi baru dalam penelitian pembangunan perkotaan dan arsitektur serta studi lintas disiplin di bidang desain perkotaan, arsitektur, animasi, pengembangan permainan dan multimedia.
Tujuan-tujuan lain dari pendirian laboratorium virtual reality pertama di Iran ini adalah terjalinnya hubungan lebih dengan sektor industri dan lembaga-lembaga pemerintah dan non-pemerintah untuk pemodelan dan simulasi perencanaan perkotaan dan proyek-proyek arsitektur yang ada dan sedang dibangun, mengurangi risiko dari meminimalisir kesalahan desain yang dibuat di lingkungan nyata dan melakukan semi-eksperimen dengan tujuan meningkatkan kontrol variabel dan memfasilitasi studi kuantitatif.
Sekarang, laboratorium tersebut dilengkapi dengan layar virtual reality (head-mounted virtual reality display) terbaru yang dapat dipasang di kepala (HMD) dan detektor gerak laboratorium dengan enam derajat kebebasan serta sistem pelacakan tiga dimensi gerakan.
Di sisi lain, berdasarkan data terbaru yang dipublikasikan ISI (The Institute for Scientific Information), Iran berada di urutan ketiga dunia dalam pertumbuhan ilmu pengetahuan pada tahun 2015. Kontribusi kuantitas produksi sains Iran di situs ISIS di tahun 2013 sebesar 1,3 persen. Jumlah tersebut naik di tahun 2014 menjadi 1,4 persen dan setahun kemudian naik menjadi 1,5 persen. Sejak awal tahun 2016 hingga kini kembali meningkat menjadi 1,8 persen. Jumlah artikel Iran di ISIS tahun 2014 sebesar 31.586 buat dan naik di tahun 2015 menjadi 34.359 buah.
Sementara itu, Mohammad Javad Dehqani, Ketua ISC (Islamic World Science Citation Center) mengatakan, Iran menempati urutan ketiga di dunia untuk pertumbuhan produksi ilmu pengetahuan, dimana perbandingan jumlah artikel ilmiah dari Iran yang masuk tahun 2014 dan 2015 di situs ISI dibandingkan dengan negara lain di dunia menunjukkan pertumbuhan kuantitas produksi ilmu pengetahuan sebesar 8 persen.
Menurut Dehqani, Iran menempati peringkat ketiga dengan pertumbuhan produksi sains sebesar 13,9 persen, sedangkan di peringkat pertama dan kedua ditempati oleh Rusia dan Australia. Selisih perbedaan Iran dengan Australia sebesar 8 persen dan selisih dengan Rusia di bidang ini sebesar 3,8 persen. Setelah Iran, Brazil menempati posisi keempat dengan pertumbuhan produksi sains sebesar 7 persen. Di posisi selanjutnya ditempati oleh tiga negara dunia yaitu Polandia, Turki dan Inggris dengan tingkat pertumbuhan kuantitas produksi sains sebesar enam persen.
Dehqani lebih lanjut mengatakan, pertumbuhan produksi ilmu pengetahuan dunia negatif pada tahun 2015. Menurutnya, pada tahun 2014, total 2.316.554 artikel ilmiah terdaftar di ISIS, namun angkat pada tahun 2015 hanya 2.307.534 artikel. Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah mengambil langkah besar dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang medis dan obat. Berdasarkan data yang dimuat situs Scopus pada tanggal 8 Tir 1395 HS atau 28 Juni 2016, kontribusi Iran dalam produksi ilmiah dunia pada tahun 2016 sebesar 1,9 persen, pada tahun 2010 sebesar 1,2 persen dan antara 2011-2015 sekitar 1,5 persen.