Presiden Kolombia Tuding Washington Langgar Keamanan Maritim dan Membunuh Nelayan
-
Presiden Kolombia Gustavo Petro
Pars Today - Presiden Kolombia mengumumkan bahwa Amerika Serikat melanggar kedaulatan maritim negaranya dan membunuh seorang nelayan selama penempatan militernya di Karibia, yang dilakukan dengan dalih memerangi pengedar narkoba.
Menurut laporan Pars Today mengutip IRNA, Presiden Kolombia Gustavo Petro dalam sebuah unggahan di jaringan X hari Sabtu (18/10/2025) menulis, "Para pejabat pemerintah AS melakukan teror dan melanggar kedaulatan perairan teritorial kami."
Mengacu pada seorang pria Kolombia yang dilaporkan tewas dalam penggerebekan kapalnya oleh pasukan AS pada bulan September, Presiden Kolombia yang berhaluan kiri ini mengatakan, "Nelayan bernama Alejandro Carranza tidak ada hubungannya dengan perdagangan narkoba dan aktivitas sehari-harinya adalah menangkap ikan."
Adonis Manares, seorang kerabat Alejandro Carranza, mengatakan, "Dia seorang nelayan, kami tumbuh besar di keluarga nelayan (...) Tidak adil mengebomnya seperti ini. Dia orang tak bersalah yang pergi mencari nafkah."
Dalam komentarnya, yang disiarkan di televisi pemerintah (RTVC Noticias), ia mengatakan ia mengenali kapal yang terlihat dalam video serangan 15 September yang disiarkan oleh media internasional.
Laporan ini mengatakan Washington telah mengerahkan peralatan militer yang signifikan, termasuk tujuh kapal dan jet tempur siluman, ke Karibia dalam apa yang digambarkannya sebagai perang melawan perdagangan narkoba.
Setidaknya enam serangan telah terjadi di wilayah tersebut sejak awal September, menewaskan sedikitnya 27 orang.
Legalitas serangan ini, terhadap tersangka yang tidak sedang dituntut atau diinterogasi, dan di perairan asing atau internasional, masih diperdebatkan.
Bogota mengecam pengerahan militer AS di Karibia, yang secara khusus menargetkan Venezuela. Presiden AS Donald Trump menuduh mitranya dari Venezuela, Nicolas Maduro, memimpin organisasi perdagangan narkoba besar-besaran ke Amerika Serikat. Sebuah klaim yang dibantah keras oleh Caracas dan dianggap sebagai dalih untuk perang.
Duta Besar Venezuela untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengirimkan surat kepada anggota Dewan Keamanan untuk meminta badan tersebut mengonfirmasi ketidakabsahan serangan AS terhadap negaranya atas nama memerangi perdagangan narkoba.
Samuel Moncada, Duta Besar Venezuela untuk PBB, menuduh Washington menewaskan sedikitnya 27 orang dalam serangan terhadap kapal-kapal sipil yang melintasi perairan internasional dalam sebuah surat kepada 15 anggota Dewan Keamanan.
Ia meminta Dewan untuk menyelidiki serangan tersebut guna "menentukan ketidakabsahan tindakan-tindakan ini".
Venezuela mendesak agar dikeluarkan pernyataan terkait hal ini untuk menekankan prinsip penghormatan tanpa batas terhadap kedaulatan, kemerdekaan politik, dan integritas teritorial negara-negara, termasuk Venezuela.(sl)