Jihad Islam: Syahadah Para Pemimpin Hamas Tidak Berarti Perlawanan Berakhir
-
Mohammed Al-Hindi, Wakil Sekretaris Jenderal Gerakan Jihad Islam Palestina
Pars Today - Wakil Sekretaris Jenderal Gerakan Jihad Islam Palestina menekankan bahwa upaya Perdana Menteri Israel untuk memeras perlawanan telah berakhir, dan menyatakan: "Kemartiran para pemimpin besar Hamas tidak berarti akhir dari perlawanan."
Juru Bicara Brigade Izzudin Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas, Abu Obeida mengumumkan pada hari Kamis (30/01) bahwa Muhammad Deif, Komandan Qassam telah gugur syahid dalam perang Gaza, bersama dengan sejumlah komandan lain dari brigade ini.
Menurut laporan Pars Today mengutip IRNA, Mohammed Al-Hindi, Wakil Sekretaris Jenderal Gerakan Jihad Islam Palestina mengatakan, Para pejuang Hamas berjuang hingga hari terakhir, bahkan setelah komandan mereka gugur syahid di Gaza.
Wakil Sekjen Gerakan Jihad Islam Palestina menambahkan, Perlawanan memaksa rezim Zionis untuk berunding, dan adegan pembebasan tahanan merupakan kekalahan bagi Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri rezim Zionis.
Militer Israel, dengan dukungan penuh Amerika Serikat, memulai operasi genosida terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, dengan melakukan serangan udara paling intens dan menggunakan senjata tidak konvensional dan terlarang.
Setelah lima belas bulan melakukan pembunuhan dan pertumpahan darah, serta gugurnya lebih dari 47.000 warga Palestina, mereka dipaksa menerima perjanjian gencatan senjata dengan kelompok perlawanan Palestina.
Tahap pertama, perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan rezim Zionis Israel, yang akan berlangsung selama enam minggu, mulai berlaku pada hari Minggu, 19 Januari.(sl)