Peringatan Baru WHO Soal COVID-19
(last modified Thu, 24 Mar 2022 04:16:06 GMT )
Mar 24, 2022 11:16 Asia/Jakarta
  • Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali membawa kabar kurang mengenakkan terkait COVID-19. Pasalnya, dua pekan terakhir Corona dunia kembali meningkat, 7 persen lebih tinggi di minggu ini dibandingkan minggu lalu.

Sebagian besar kasus COVID-19 disumbang wilayah Pasifik Barat, tetapi kabar baiknya angka kematian terus menurun. Ada lebih dari 12 juta kasus mingguan baru dan kematian COVID-19 sepekan berada di bawah 33 ribu kasus.

"Ada penurunan 23 persen dalam kasus kematian," demikian laporan badan kesehatan PBB tentang pandemi yang dikeluarkan Selasa malam, sebagaimana dikutip Parstodayid dari Detik, Kamis (24/03/2022).

Corona dunia yang kembali meningkat disebabkan karena subvarian Omicron BA.2 yang mulai mendominasi di banyak negara Eropa, Amerika Utara hingga negara Asia lain seperti Korea Selatan dan Hong Kong.

Pejabat kesehatan telah berulang kali mengatakan bahwa Omicron memicu gejala lebih ringan daripada versi virus Corona sebelumnya, jika sudah divaksinasi, termasuk booster.

Varian Omicron

Eropa Mendapat Kritik WHO
WHO juga belakangan mengkritik pelonggaran besar-besaran yang dilakukan sejumlah negara terkait pembatasan COVID-19. Menurut WHO, jumlah kasus Corona di Eropa masih meningkat di 18 dari total 53 negara Eropa.

Dr Hans Kluge, Direktur WHO untuk Eropa, mewaspadai situasi pandemi di Eropa, tetapi tetap optimistis.

"Negara-negara di mana kami melihat peningkatan tertentu adalah Inggris, Irlandia, Yunani, Siprus, Prancis, Italia, dan Jerman," kata Kluge pada konferensi pers di Moldova.

"Negara-negara ini telah mencabut pembatasan secara tiba-tiba dari 'terlalu banyak' menjadi 'tidak cukup aman'," tambahnya.

Dalam tujuh hari terakhir, lebih dari 5,1 juta kasus baru dan 12.496 kematian telah dicatat di WHO Eropa. Tetapi Kluge mencatat bahwa ada tingkat kekebalan yang sangat tinggi terhadap virus karena tingkat vaksinasi dan infeksi sebelumnya.

"Kita harus hidup dengan COVID untuk beberapa waktu ke depan, tetapi itu tidak berarti kita tidak bisa lepas dari pandemi," katanya.

WHO telah meminta pemerintah Eropa untuk terus melindungi warga rentan COVID-19 dan menyediakan akses ke obat antivirus baru untuk lebih banyak negara.

Bagaimana dengan Indonesia ?
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut kasus COVID-19 di Indonesia mulai terkendali. Meski didominasi oleh varian Omicron BA.2, kasus Corona tidak melonjak tinggi seperti di negara-negara Eropa.

Kondisi Corona di Indonesia

Hal lain yang membuat warga Indonesia mulai 'kebal' karena adanya double immunity atau imunitas ganda COVID-19 yang terbentuk di masyarakat.

"Saat Omicron datang sudah dobel imunitas-nya, istilah ilmiah-nya super immunity" katanya dalam konferensi pers virtual, Rabu (23/3/2022).

Menkes menyinggung hasil penelitian menunjukkan yang pernah terpapar COVID-19 lalu divaksinasi, daya tahan tubuh sangat kuat dan bertahan lama. Kombinasi itu yang terjadi di India dan Indonesia.

Selain itu, angka reproduction rate COVID-19 di Indonesia sudah menuju satu. Terkendalinya wabah di suatu wilayah jika angka reproduction rate-nya di bawah satu.

Artinya, penularan COVID-19 cenderung mulai turun di tengah masyarakat. Hal ini menandakan sudah banyak warga yang memiliki antibodi penangkal COVID-19. (Detik/sl)