Dies Natalis Ke-58 IPB dan Harapan Presiden Jokowi
(last modified Fri, 02 Sep 2022 04:36:06 GMT )
Sep 02, 2022 11:36 Asia/Jakarta
  • IPB
    IPB

Universitas Intitut Pertanian Bogor (IPB) menyelenggarakan peringatan Dies Natalis ke-58 yang diisi dengan sambutan secara virtual oleh Presiden RI Joko Widodo di Gedung Graha Widya Wisuda Kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor.

Dies Natalis IPB tahun ini mengambil tema "Inovasi Agromaritim 4.0, Era Ekonomi New Normal".

Acara itu juga dihadiri secara daring oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Gubernur DKI Anies Baswedan, dan sejumlah direktur utama BUMN.

Presiden Joko Widodo menginginkan Institut Pertanian Bogor (IPB) University menjadi kampus pelopor inovasi dan berharap IPB terus berinovasi pangan dan pertanian agar Indonesia lebih cepat dari krisis akibat pandemi COVID-19 dan memenangkan persaingan.

"Inovasi sangat penting karena kita menghadapi tren Pertanian 4.0 dan tantangan pembangunan bidang pangan dan pertanian yang semakin kompleks," kata Presiden Jokowi.

Menurut dia, pemerintah terus berupaya mengubah pola pikir (mindset) petani dari pertanian tradisional ke pertanian modern yang cerdas (smart farming).

"Untuk itu, saya mengajak seluruh civitas akademika Institut Pertanian Bogor menjadikan IPB sebagai kampus pelopor inovasi, menciptakan ruang yang makin nyaman bagi pemikiran dan karya-karya inovatif," kata Presiden.

Jokowi juga berharap IPB terus mengembangkan inovasi yang memberikan solusi cerdas bagi masyarakat, khususnya peningkatan kesejahteraan petani.

Presiden RI Joko Widodo

Selain harapan, Presiden Joko Widodo juga memberikan lima tugas soal inovasi pangan, adaptasi pendidikan, hingga riset mengenai penyakit yang disebabkan dari hewan atau zoonosis kepada Institut Pertanian Bogor (IPB).

IPB diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang kondusif bagi tumbuhnya kreativitas dan inovasi untuk mendorong percepatan hilirisasi industri dan mencetak lebih banyak sosok techopreneur serta sosiopreneur.

"Ini jadi momentum yang tepat bagi IPB untuk berdiri terdepan menyelesaikan masalah-masalah pangan pertanian di negara kita Indonesia," kata Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi mengemukakan tahun ini semua negara di dunia dihadapkan pada ujian yang sama dan tantangan yang sama, yakni ancaman perubahan iklim, dinamika geopolitik global yang berdampak pada krisis pangan, krisis energi dan krisis finansial.

"Krisis kemanusiaan ada di depan mata kita, 340 juta penduduk dunia di 82 negara mengalami kerawanan pangan yang sangat serius. Kenaikan indeks harga pangan global mencapai rekor tertinggi, biaya logistik jalur laut meningkat tiga kali lipat. Meningkatnya biaya produksi pupuk yang berdampak pada peningkatan biaya produksi pangan dan petani," ungkapnya.

Presiden Jokowi menekankan IPB harus dapat menghasilkan lebih banyak inovasi dan memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa dengan mewujudkan ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan.

"Sudah saatnya, potensi besar di sektor pangan dikembangkan lebih optimal dan ditingkatkan kualitas dan daya saingnya. Dikembangkan inovasinya untuk menghasilkan pangan-pangan subtitusi impor. Produk-produk pangan yang kompetitif berdaya saing," katanya.

Presiden menginginkan agar sumber-sumber pangan lokal harus dikembangkan untuk mengurangi ketergantungan pada satu jenis komoditas pangan tertentu. Untuk itu perlu penciptaan kemandirian pangan di setiap daerah berbagai wilayah di Indonesia.

Oleh karena itu Presiden menugaskan IPB, yang pertama, mengembangkan riset agromaritim untuk menghasilkan inovasi tepat guna agar dapat membangun dan mendukung sistem pangan yang tangguh. IPB harus terus meneruskan inovasinya untuk menghasilkan varietas unggul juga diversifikasi pangan berbahan baku lokal.

Selanjutnya, yang kedua, memperluas penyebaran inovasi pangan ke berbagai pelosok Indonesia, memperluas kemitraan dengan berbagai stakeholder, kemitraan dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dengan kementerian dan lembaga, industri, petani dan peternak juga masyarakat luas.

Kemudian yang ketiga, mengembangkan program-program studi kekinian dan kurikulum yang adaptif, yakni mengembangkan ilmu-ilmu baru yang relevan dengan kebutuhan saat ini dan masa depan, antara lain bio informatics dan bio medicine, nano sains and technology, neuronomic, dan lain-lainnya.

Yang keempat menyiapkan peringatan dini zoonosis untuk menghadapi penyakit imfeksius yang bersumber dari hewan, karena penyakit zoonosis diprediksi akan terus meningkat.

"Kita harus terus pelajari ilmunya, kembangkan pengetahuannya untuk mengurangi ancaman yang membahayakan kesehatan manusia dan menekan risiko atas dampak yang diakibatkan," ujar Presiden Jokowi.

Kelima, katanya, IPB perlu memperkuat sinergi dengan industri dalam riset dan pemanfaatan hasil-hasil riset, mempelopori sinergi hasil kolaborasi riset dan pemanfaatannya dengan industri, serta menjadikan kampus, sebagai jembatan dengan dunia industri.(sl)