Iran Kecam Keras Penistaan Al-Qur'an di Denmark
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengutuk keras penistaan Al-Qur'an di Denmark.
Sebuah kelompok sayap kanan di Denmark membakar salinan Al-Quran di depan kedutaan Irak di Kopenhagen, setelah seorang warga negara Swedia-Irak melakukan penistaan Al-Quran untuk kedua kalinya dalam beberapa pekan terakhir.
Nasser Kanani Chafi, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran hari Sabtu (21/7/2023) mengatakan, "Dari perspektif Republik Islam Iran, pemerintah Denmark bertanggung jawab untuk mencegah penistaan terhadap Al-Qur'an dan hal-hal suci Islam, serta menuntut dan menghukum para pelakunya. Dalam hal ini, opini publik dunia Islam sedang menunggu tindakan praktis dari pemerintah Denmark."
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran kembali menekankan persatuan negara dan bangsa Muslim dan semua pengikut agama untuk secara efektif menyikapi setiap serangan terhadap Al-Qur'an dan kesucian agama Ibrahim di mana pun di dunia.
"Terlepas dari niat jahat para perancang di balik tirai aksi penistaan terhadap kesucian dan nilai-nilai lebih dari dua miliar Muslim di dunia, para pemikir bebas dan pencari hak di dunia berdiri dengan suara bulat untuk menentang hasutan jahat dan tindakan penuh kebencian ini," ujar Kanani Chafi.
"Republik Islam Iran, sambil melanjutkan kontak dan dialognya dengan negara-negara Islam, akan melanjutkan tindakan dan upayanya untuk mengatasi kejahilan abad ke-21, yang menargetkan martabat manusia dan kebebasan berekspresi otentik dalam bayang-bayang kebebasan berbicara Barat yang palsu," tegasnya.
Pada hari Kamis, 20 Juli, untuk kedua kalinya dalam beberapa pekan terakhir, Silwan Momika, seorang warga Irak-Swedia, menghina Alquran dengan dukungan polisi Swedia. Aksi kekerasan yang dilakukannya menyulut reaksi negara-negara Muslim.(PH)