Rahbar: IRGC, Organisasi Anti-Teroris Terbesar di Dunia
(last modified Thu, 17 Aug 2023 12:10:29 GMT )
Aug 17, 2023 19:10 Asia/Jakarta
  • Rahbar bertemu IRGC
    Rahbar bertemu IRGC

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, menyebut Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC, sebagai organisasi anti-teroris terbesar di seluruh dunia.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Kamis (17/8/2023) dalam pertemuan dengan para peserta Majelis Tinggi Komandan dan Pejabat IRGC ke-24 menilai kelahiran, perkembangan, pertumbuhan, kemampuan mengatasi krisis, dan kinerja Korps Garda Revolusi Islam, IRGC dari sisi militer, sosial, pelayanan dan pembangunan, luar biasa dan membanggakan.

Dalam pertemuan itu, Rahbar menyinggung berlanjutnya pertumbuhan, kelahiran dan kekuatan batin IRGC, dan menuturkan, "IRGC saat ini telah berubah menjadi sebuah pusat yang besar, dan sepenuhnya dipersenjatai lengkap, serta merupakan organisasi anti-teroris terbesar di dunia yang banyak angkatan bersenjata besar dunia tidak mampu melakukan apa yang dilakukan organisasi ini."

Menurut Ayatullah Khamenei menurunnya penggunaan dan pengulangan kata-kata "opsi militer ada di atas meja" disebabkan oleh kekuatan pencegahan, dan kemampuan IRGC.

"Semua orang mengetahui bahwa kata-kata 'opsi militer ada di atas meja' sekarang sudah tidak berbobot, tidak bermakna, dan tidak bernilai lagi," imbuhnya.

Ayatullah Khamenei mengatakan, "Kinerja dan daya tarik IRGC, di berbagai arena telah membuat musuh khawatir, dan mereka terpaksa merusak citra IRGC dengan menyebar kebohongan, rumor dan kegaduhan-kegaduhan kosong."

Rahbar menambahkan, "Sistem pemerintahan Islam, menerima masukan dari setiap negara yang tidak bermaksud menyerang, meski negara itu tidak sejalan dengan Iran, akan tetapi jika ternyata ada tipu daya, dan kebohongan serta terlihat ada kesiapan menikam dari belakang, maka kata-katanya tak akan pernah didengar, dan Iran, akan membalas pelanggaran janji yang dilakukan."

Di sisi lain, Ayatullah Khamenei menyebut salah satu alasan penting permusuhan terhadap pemerintahan Islam, karena Republik Islam Iran menjadi teladan, pelopor dan pemegang kendali gerakan-gerakan perlawanan di kawasan Asia Barat yang sensitif.

"Jika Republik Islam Iran tidak menjadi teladan, maka musuh-musuh negara ini pasti jumlahnya lebih sedikit," ujar Ayatullah Khamenei.

Rahbar juga membandingkan IRGC dengan pasukan bersenjata lengkap dari tiga negara Arab, yang melawan Rezim Zionis, beberapa tahun sebelum kemenangan Revolusi Islam Iran.

Ia menjelaskan, "Setelah Revolusi Islam Iran, Rezim Zionis berusaha keras untuk mengalahkan Hizbullah Lebanon selama 33 hari, akan tetapi tidak berhasil, dan terpaksa melarikan diri dengan malu."

Ayatullah Khamenei menegaskan, "Hari ini di wilayah Palestina yang diduduki, dan di wilayah Barat Sungai Jordan, para pemuda bergerak sedemikian rupa, dan menyerang, sehingga Rezim Zionis tak mampu berbuat apa pun."

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, menilai faktor utama konspirasi, dan pencipta krisis adalah dinas intelijen Amerika Serikat, CIA, dinas intelijen Rezim Zionis, Mossad dan dinas intelijen Inggris, Mi6.

"Mereka mempekerjakan orang-orang bayaran di dalam dan luar negeri, memanfaatkan anasir-anasir pro-Barat, dan mereka yang tak sadar, akan tetapi pelaku utamanya adalah dinas-dinas intelijen asing," pungkasnya. (HS)