Aragchi: Iran Korban Unilateralisme Amerika Serikat
https://parstoday.ir/id/news/iran-i177034-aragchi_iran_korban_unilateralisme_amerika_serikat
Pars Today – Menteri Luar Negeri Iran, mengatakan, Iran adalah korban unilateralisme Amerika Serikat, dan petualangan Rezim Zionis, tapi hal ini tidak menyebabkan Tehran, abai atas kewajibannya sebagai salah satu pemain aktif internasional.
(last modified 2025-09-17T13:55:48+00:00 )
Sep 16, 2025 20:09 Asia/Jakarta
  • Menlu Iran Sayid Abbas Araghchi
    Menlu Iran Sayid Abbas Araghchi

Pars Today – Menteri Luar Negeri Iran, mengatakan, Iran adalah korban unilateralisme Amerika Serikat, dan petualangan Rezim Zionis, tapi hal ini tidak menyebabkan Tehran, abai atas kewajibannya sebagai salah satu pemain aktif internasional.

Sayid Abbas Araghchi, Selasa (16/9/2025) menghadiri pembukaan seminar nasional kedua "Iran dan Organisasi Kerja Sama Ekonomi, ECO", di Tehran.
 
Pada kesempatan itu Araghchi menuturkan, “Dunia hari ini lebih dari sebelumnya berhadapan dengan unilateralisme liar. Masalah yang mengkhawatirkan ini telah semakin merapuhkan tatanan global, menghadapkan upaya menjaga perdamaian dan keamanan regional, serta internasional dengan tantangan-tantangan serius, dan membatasi serta menghapus peluang-peluang kerja sama antarnegara.”
 
Menlu Iran dalam seminar ini menekankan urgensi penguatan mekanisme-mekanisme multilateral dan menjelaskan, “Kerja sama dan kolaborasi negara-negara berkembang dalam bingkai-bingkai multilateralisme lain bukan lagi sebuah pilihan, tapi keharusan. Republik Islam Iran, adalah salah satu korban unilateralisme menindas AS, dan korban petualangan berbahaya Rezim Zionis, dan masih berhadapan dengan dampak-dampaknya, namun tidak abai dengan tanggung jawabnya sebagai pemain aktif dan berpengaruh dalam hubungan ekonomi, dan pengembangan multilateralisme serta regional, dan seminar ini adalah buktinya.”
 
Ia menambahkan, “Lebih dari enam dekade berlalu sejak berdirinya Kerja Sama Regional untuk Pembangunan, RCD, kemudian dilanjutkan dengan ECO. Struktur kerja sama regional ini tidak diragukan merupakan mekanisme kerja sama ekonomi paling kuat di antara negara-negara berkembang. Dalam beberapa tahun ini banyak organisasi berharga, dan kerangka-kerangka kerja sama di berbagai bidang ekonomi dibentuk. Tapi apa yang kita saksikan hari ini sama sekali tidak sesuai dengan kapasitas dan potensi-potensi besar regional yang dimiliki ECO. Organisasi Kerja Sama Ekonomi, ECO, dapat menjadi model sukses dari kerja sama multilateral ekonomi di antara negara-negara bertetangga.”
 
Menlu Iran, juga menekankan pentingnya memperkuat ketahanan individu dan kolektif negara-negara anggota ECO dalam menghadapi berbagai krisis di masa depan.
 
Ia menerangkan, “Ketidakamanan energi, ketidakamanan pangan, krisis-krisis geopolitik, pandemi, perubahan iklim, bencana alam, fluktuasi ekonomi dan gangguan dalam rantai pasokan global termasuk ancaman-ancaman yang dihadapi kawasan kita, dan membutuhkan perencanaan serta koordinasi. Visi 10 tahun ECO harus secara serius mengatasi masalah ini.”
 
Araghchi menegaskan, “Menurut keyakinan Republik Islam Iran, ECO dapat dan harus memainkan peran utama dan efektif dalam membentuk arsitektur baru ekonomi regional. Arsitektur yang bertumpu pada prinsip partisipasi, pengormatan dua arah dan kepentingan bersama.” (HS)