Sep 04, 2022 17:51 Asia/Jakarta
  • Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sayid Hassan Nasrullah (kanan).
    Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sayid Hassan Nasrullah (kanan).

Perkembangan di negara-negara Asia Barat selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting seperti petemuan delegasi kelompok perlawanan palestina dengan Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sayid Hassan Nasrullah.

Delegasi Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) dilaporkan bertemu dan berunding dengan Sekjen Hizbullah Lebanon, Sayid Hasan Nasrullah.

Seperti dilaporkan jaringan media Quds, delegasi Hamas yang bertemu dengan Sayid Hasan Nasrullah ini dipimpin oleh Saleh al-Arouri.

Samai saat ini belum ada konfirmasi detail yang dirilis mengenai isi pertemuan tersebut.

Delegasi Hamas kemarin juga dilaporkan bertemu dengan Sekjen Gerakan Jihad Islam Palestina, Ziyad al-Nakhalah di Beirut.

Kedua pihak di pertemuan ini membahas transformasi terbaru Palestina dan kawasan, upaya rezim Zionis melarwan muqawama di bumi pendudukan, hasil dan capaian Pertempuran Unity of the Fields (perang tiga hari di Gaza) dan pengorbanan para tawanan Palestina.

Militer Zionis sejak lima hingga tujuh Agustus menyerang berbagai wilayah Jalur Gaza dari udara dan serangan artileri. Aksi brutal tersebut menewaskan 49 warga Palestina dan melukai lebih dari 360 warga lainnya.

Berbagai faksi muqawama Palestina membalas kejahatan ini dengan menembakkan ratusan roket ke kota dan distrik Zionis di wilayah pendudukan, khususnya Tel Aviv dan Bandara Udara Ben Gurion. Serangan balasan ini mengakibatkan 60 Zionis dilarikan ke rumah sakit.

Akhirnya dicapai kesepakatan gencatan senjata antara rezim Zionis dan Jihad Islam pada 8 Agustus dengan mediasi Mesir.

Mohammad al-Houthi: Semua harus Siap Perang Besar

Anggota Dewan Tinggi Politik Yaman menekankan, pergerakan musuh dan kasus pelanggaran gencatan senjata, tidak akan mencegah kami untuk mempersiapkan diri menghadapi perang dan kemenangan besar.

Ketika Utusan khusus PBB untuk Yaman, Hans Grundberg sekitar tiga pekan lalu mengkonfirmasi kesepakatan pihak-pihak Yaman untuk memperpanjang dua bulan gencatan senjata, koalisi Arab Saudi masih terus melanggar gencatan senjata.

Menurut laporan al-Mayadeen, Mohammad Ali al-Houthi di pidatonya mengungkapkan, "Kami menerima gencatan senjata karena kami tidak menginginkan berlanjutnya perang, tapi jika blokade Yaman dan agresi terus berlanjut, kami tidak akan diam."

Seraya mengisyaratkan klaim petinggi militer rezim Zionis bahwa bersamaan dengan perang tiga hari di Gaza, rezim ini juga menyerang Yaman, al-Houthi menambahkan, klaim ini tidak berdasar, tapi kami berharap terlibat perang langsung dengan rezim Zionis.

Ia menjelaskan bahwa musuh ingin membuat umat Islam sibuk sehingga rezim ini tetap aman. "Perang besar yang harus dipersiapkan bangsa Yaman dan umat Islam adalah membebaskan Masjid al-Aqsa," tegasnya.

Arab Saudi sejak 26 Maret 2015 dalam bentuk koalisi sejumlah negara Arab termasuk Uni Emirt Arab dan dengan bantuan serta lampu hijau Amerika dan dukungan rezim Zionis, melancarkan serangan besar-besaran terhadap Yaman.

Berbeda dengan harapan Arab Saudi, serangan mereka menghadapi perlawanan gigih bangsa Yaman, dan setelah tujuh tahun berkelanjutan dan pukulan menyakitkan dari Yaman ke kedalaman tanah Saudi, terutama fasilitas Aramco, Riyadh harus menyerah pada gencatan senjata dengan harapan keluar dari rawa perang di Yaman.

Rezim Zionis Minta Turki Tutup Kantor Hamas di Ankara

Rezim Zionis meminta Turki menutup kantor Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) di Ankara.

Ankara selalu mengklaim mendukung bangsa Palestina melawan pendudukan dan kejahatan rezim Zionis, tetapi dukungan ini hanya terbatas pada kata-kata saja. Turki telah mengakui rezim Zionis pada tahun 1949, dan sejak itu memiliki hubungan erat  terutama di bidang ekonomi dan militer.

Situs surat kabar Sharq Al-Awsat melaporkan, Irit Lilian, Kuasa Usaha Kedutaan Rezim Zionis di Turki hari Minggu (28/8/2022) mengatakan, "Israel ingin Turki menutup kantor gerakan Hamas di Ankara,".

"Proses pengangkatan kembali duta besar Israel di Ankara mungkin akan dilakukan dalam beberapa pekan mendatang. Saat ini, Israel mengharapkan Ankara menutup kantor gerakan Hamas di kota ini," ujat diplomat senior rezim Zionis ini.

Irit Lilian, saat ini adalah kandidat paling menonjol untuk mengisi jabatan duta besar Israel di Turki.

Awal bulan ini, setelah empat tahun hubungan tegang yang menyebabkan penarikan duta besar mereka, Turki dan Israel sepakat untuk menempatkan kembali duta besar kedua belah pihak dan memulihkan hubungan bilateral.

Puluhan Pejabat Pemerintah di Arab Saudi Ditangkap

Arab Saudi menangkap 76 orang, termasuk sejumlah pegawai kementerian negara itu atas tuduhan penyuapan dan penipuan.

Pada tahun 2016, Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz memerintahkan pembentukan komisi anti-korupsi yang dipimpin oleh putranya sendiri selaku Putera Mahkota, Mohammed bin Salman. Sejak itu, puluhan pangeran dan pejabat Saudi ditangkap.

Lembaga Pengendalian dan Pemberantasan Korupsi Arab Saudi hari Minggu (28/8/2022) mengumumkan penangkapan 76 orang di beberapa kementerian atas tuduhan suap, penyalahgunaan kekuasaan, pencucian uang dan penipuan.

Dalam sebuah pernyataan, organisasi Saudi ini mengumumkan bahwa mereka telah mulai menyelidiki sejumlah kasus pidana dan administrasi selama sebulan terakhir, dengan 3321 periode pemantauan, sementara jumlah penyelidikan telah mencapai 195 orang dan jumlah orang yang ditangkap  sebanyak 76 orang.

Orang-orang yang ditangkap berasal dari kementerian kesehatan, kehakiman, pendidikan, kotamadya, urusan pedesaan, dan perumahan.

Pekan lalu, organisasi Saudi ini mengumumkan penangkapan 24 orang dalam 13 kasus korupsi dengan tuduhan suap, penipuan, dan penyalahgunaan kekuasaan.

Pihak berwenang Saudi juga telah menangkap oposisi di negara ini pada beberapa kesempatan dalam beberapa tahun terakhir dengan dalih memerangi korupsi.

Penangkapan dan penahanan pejabat Saudi atas tuduhan korupsi terjadi sementara pihak berwenang Saudi tidak mengumumkan rincian tuduhan terhadap mereka.

Hizbullah Lebanon Keluarkan Peringatan Baru kepada Rezim Zionis

Hampir sebulan setelah mengirim drone ke ladang minyak dan gas Karish, Hizbullah Lebanon memperingatkan rezim Zionis dengan menerbitkan video baru.

Hizbullah Lebanon telah menerbitkan sebuah video baru yang menunjukkan bahwa kapal rezim Zionis untuk ekstraksi gas berada di bawah pengawasan penuh gerakan perlawanan ini.

Dalam video yang dirilis oleh Hizbullah Lebanon dengan judul "Kalian Hanya Punya Waktu Beberapa Hari", rezim Zionis diperingatkan bahwa kapal-kapal tersebut berada dalam jangkauan target rudal perlawanan Lebanon.

Dalam peringatan sebelumnya yang terjadi pada 12 Agustus, Hizbullah dalam sebuah pernyataan menegaskan bahwa tiga drone tak bersenjata terbang di atas ladang gas Karish.

Meskipun tentara Israel mengumumkan bahwa mereka mencegat dan menargetkan ketiga drone, Hizbullah menekankan dalam pernyataannya bahwa drone ini memiliki misi intelijen dan berhasil menjalankan misinya, dan menyampaikan pesan peringatan yang dimaksudkan oleh Hizbullah.

Seyed Hassan Nasrallah, Sekretaris Jenderal Hizbullah dalam pidatonya baru-baru ini mengatakan, "Jika mediator Amerika datang dan mengabulkan apa yang diminta pemerintah Lebanon, maka kami juga akan bergerak menuju perdamaian. Tetapi jika dia tidak menanggapi tuntutan pemerintah Lebanon, maka kami juga akan bergerak menuju eskalasi. Kami bergerak maju menghadapi rezim Zionis,".

Wilayah maritim yang disengketakan antara Lebanon dan rezim Zionis adalah 860 kilometer persegi dan kaya akan minyak dan gas. Saat ini, negosiasi tidak langsung antara keduanya sedang dilakukan dengan mediasi Amos Hochstein, utusan khusus Amerika Serikat, dan pengawasan PBB.

Pemuda Palestina Hadang Tentara Rezim Zionis di Jenin

Pemuda Palestina melemparkan batu ke arah pasukan Zionis ketika mereka menyerang desa Qabatiya di selatan Jenin.

Pasukan rezim Zionis hari Senin (29/8/2022) menyerang desa Qabatiya dengan kendaraan militer dan menembak penduduk desa ini yang menyebabkan sejumlah orang Palestina terluka.

Tentara Zionis selalu menyerang desa Qabatiya untuk menargetkan pejuang Palestina dan menangkap mereka.

Seorang pemuda Palestina terluka di kaki saat bentrok dengan tentara Israel di desa Qabatiya, dan 6 warga Palestina lainnya ditembak oleh tentara Israel yang segera dibawa ke Rumah Sakit Ibnu Sina Jenin.

Tentara Zionis juga menyerang rumah seorang pemuda Palestina bernama Ala Zakarna di desa Qabatiya dan pada saat yang sama menembaki para wartawan yang hadir di tempat kejadian untuk meliput serangan itu.

Tentara Israel menangkap Ala Zakarna, anggota batalyon Saraya al-Quds, sayap militer gerakan Jihad Islam Palestina, setelah menggerebek rumahnya di desa Qabatiya.

Hampir setiap hari, pasukan Zionis menyerang berbagai wilayah Palestina, termasuk Tepi Barat Sungai Yordan. Akibat serangan ini, sejumlah orang terluka dan ditangkap.

Hizbullah: Operasi Pembebasan Kedua, Akhiri Skenario Buruk AS

Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah Lebanon mengatakan, operasi pembebasan kedua (pembebasan timur Lebanon dari kelompok teroris Takfiri), telah menghancurkan skenario destruktif dan peran busuk Amerika dalam bentuk Takfiri.

Operasi pembebasan Hizbullah Lebanon untuk mengusir teroris dari timur Lebanon dimulai pada 21 Juli 2021 dengan slogan «و إن عدتم عدنا» (jika kamu kembali, kami juga akan kembali) dan pada 26 Agustus seluruh wilayah Lebanon berhasil dibersihkan dari keberadaan kelompok teroris Takfiri.

Seperti dilaporkan laman al-Ahed, Sayid Hashem Safiuddin Senin (29/8/2022) di pidatonya bertepatan dengan peringatan kelima pembebasan timur Lebanon dari cengkeraman teroris Takfiri yang dikenal dengan "Operasi Kedua Tanah Lebanon", menyatakan, "Amerika menempatkan kelompok teroris di hadapan kita, untuk membuat muqawama sibuk dengan isu sektarian, tapi Washington tidak berhasil memajukan tujuannya tersebut."

"Perang pembebasan kedua telah membuktikan bahwa wilayah Lembah Beqaa (timur Lebanon) merupakan perlawanan yang tidak dapat digoyahkan dan dipengaruhi oleh propaganda apapun. Karena itu, Takfiri dikalahkan, Amerika mundur, Suriah menang, dan Beqaa dan Lebanon tetap sayang," papar Sayid Safiuddin.

Sayid Safiuddin mengingatkan, "Kita sebagai putra-putra Muqawama Islam di Lebanon memiliki satu opsi, yakni kami akan melawan Israel dan Amerika serta mengalahkan skenario Amerika sehingga Lebanon dan kami berhasil menyelamatkan seluruh wilayah kami dari seluruh tujuan buruk."

Pejabat Lebanon ini menjelaskan, "Hari ini musuh kita telah memblokade (ekonomi) Lebanon, Suriah dan Palestina untuk menekan poros muqawama serta membuat ketiga bangsa ini menyerah dengan syarat Amerika dan Israel, tapi Hizbullah menyadari kewajibannya untuk tidak menyerah terhadap tekanan Amerika dan kondisi sulit politik, ekonomi dan kehidupan."

Oposisi Bahrain Sepakat Boikot Pemilu Parlemen Mendatang

Pemilu parlemen Bahrain akan diselenggarakan pada bulan Oktober mendatang, namun kelompok oposisi berencana untuk memboikot pemilu tersebut.

Sejak 14 Februari 2011, rakyat Bahrain bangkit memprotes dan menentang penindasan yang dilakukan oleh rezim Al Khalifa.

Rakyat yang awalnya memiliki tuntutan sipil dan reformis ditekan dan ditumpas oleh rezim Al Khalifa dengan dukungan dari rezim Al Saud.

Para pemimpin politik dan agama yang terlibat dalam gerakan reformasi tersebut dibungkam, ditangkap, dihukum penjara jangka panjang, diasingkan dan bahkan dicabut kewarganegaraannya.

Rezim Al Khalifa tidak mempertimbangkan hak-hak politik dan sipil rakyat Bahrain dalam 11 tahun terakhir, dan sekarang meminta rakyat negara ini untuk berpartisipasi dalam pemilu parlemen.

Rezim Al Khalifa mengejar dua tujuan penting dalam penyelenggaran pemilu mendatang. Tujuan pertama dan terpenting adalah untuk menunjukkan bahwa meskipun 11 tahun terjadi protes rakyat, namun Al Khalifa masih memiliki legitimasi.

Tidak ada oposisi dan pengkritik Al Khalifa yang memiliki niat untuk berpartisipasi dalam pemilu mendatang, sebab, pada dasarnya mereka menganggap rezim Al Khalifa tidak memiliki legitimiasi lagi.

Oleh karena itu, partisipasi rakyat dalam pemilu parlemen mendatang dimungkinkan akan di tingkat terendah, yang tidak akan bisa dianggap sebagai landasan legitimasi. 

Tujuan terpenting kedua rezim Al Khalifa adalah siklus pemilu di Bahrain tidak berhenti. Bahrain adalah salah satu dari sedikit negara Arab yang memiliki sejarah sipil yang panjang.

Pemilu parlemen diadakan sejak tahun-tahun pertama kemerdekaan Bahrain pada 1970-an, tetapi kemudian berhenti dan ditutup selama sekitar tiga dekade.

Pada awal abad baru, pemilu parlemen Bahrain berlangsung, dan meskipun hanya sebuah pertunjukan dan hanya formalitas, pemilu itu selalu digelar.

Dengan menggelar pemilu baru, rezim Al Khalifa juga berusaha menyampaikan pesan bahwa meski ada protes dan gerakan kebangkitan rakyat, pemilu tetap ada di dan digelar di Bahrain.

Pada dasarnya, fungsi pemilu tidak penting dalam hal pengaturan kekuasaan tetapi dalam hal jangkauan propaganda untuk rezim Al-Khalifa, pemilu itu penting.

Oposisi rezim Al Khalifa akan memboikot pemilu karena beberapa alasan penting. Pertama, rezim Al Khalifa tidak memiliki legitimasi, dan pemilu dianggap sebagai pertunjukan untuk menipu opini publik global.

Dalam hal ini, gerakan Islam Al Wefaq (Al-Wefaq National Islamic Society), yang merupakan salah satu gerakan kritis dan oposisi di Bahrain, dalam sebuah pernyataan, mengumumkan pemboikotan atas pemilu, dan menyatakan bahwa pemboikotan adalah salah satu alat penting dalam mendelegitimasi rezim tirani.

Alasan kedua adalah para kritikus dan oposisi berpendapat bahwa parlemen hingga sekarang tidak memiliki fungsi khusus dalam sistem politik Bahrain. Parlemen Bahrain bahkan tidak mampu memenuhi tugas penting legislasi. Sebab, parlemen ini di bawah sistem dan kekuatan rezim Al Khalifa yang diktator. Parlemen berada di tangan rezim, dan hanya menjadi alat untuk menyetujui kebijakan Al Khalifa.

Alasan ketiga adalah pemilu mendatang untuk menstabilkan sistem otoriter Bahrain yang bertentangan dengan kepentingan rakyat negara ini.

Pemimpin spiritual Revolusi Rakyat Bahrain Sheikh Isa Qassem dalam sebuah pernyataan mengumumkan pemboikotan atas pemilu mendatang.

Dia mengatakan, pemilu mendatang adalah pemilu palsu dan kebohongan yang mengabaikan hak-hak rakyat. Pelaksanaan proses pemilu mendatang didasarkan pada rencana rezim zalim Bahrain dan sejalan dengan realisasi tujuan otoriter dan unilateral yang bertentangan dengan kepentingan rakyat.

Karena alasan ini, pemboikotan atas pemilu dimasukkan dalam agenda sebagai strategi utama oposisi, yang merupakan sebagian besar penduduk Bahrain.

Pemimpin Gerakan Sadr Irak Mundur dari Panggung Politik

Pemimpin Gerakan Sadr Irak Moqtada Sadr mengumumkan pengunduran dirinya dari panggung politik.

Menurut Shafaq News, Moqtada Sadr pada Senin (29/8/2022) menyatakan bahwa tidak pernah mengklaim sebagai pemimpin atau marja, dan dirinya akan mundur untuk selamanya dari panggung politik.

Sadr mengkonfirmasi penutupan seluruh kantor dan instansi di bawah Gerakan Sadr. Namun demikian Lembaga Marqad Syarif (Syahid Sadr), lembaga budaya Syahid Sadr dan Museum Syahid Sadr dikecualikan.

Sadr pada Februari 2014 pernah sekali mundur dari kancah politik. Sadr saat itu menyatakan akan mundur total dari arena politik dan menutup seluruh kantor gerakan ini baik yang berstatus politik, agama atau sosial.

Setelah 10 bulan dari penyelenggaraan pemilu parlemen Irak, negara ini masih menghadapi friksi politik.

Sadr menuntut seluruh partai dan tokoh politik keluar dari pemerintahan dan digantikan dengan partai serta tokoh baru untuk pemerintahan baru, dan pembentukan pemerintah baru pun terus berlarut-larut tanpa hasil.

Kerusuhan di Irak, Mengapa Terjadi?

Baghdad, ibu kota Irak dan sejumlah kota lainnya dilanda ketegangan dan kerusuhan setelah Pemimpin Gerakan Sadr, Moqtada Sadr mundur dari panggung politik pada Senin (29/8/2022).

Para pendukung Sadr turun ke jalan-jalan dan menyerbu Zona Hijau di Baghdad dan bentrok dengan aparat keamanan. 30 orang dilaporkan tewas dan 700 lainnya, termasuk 110 pasukan keamanan, terluka.

Marja' Taklid Syiah Irak Ayatullah Sayid Kazem Husseini al-Hairi dalam pernyataannya pada hari Senin (29/8/2022) mengumumkan bahwa dia menarik diri sebagai Marja' Taklid Syiah disebabkan lemahnya fisik dan sedang menderita sakit.

Sayid Husseini al-Hairi yang memiliki banyak pengikut dari pendukung Gerakan Sadr Irak ini secara implisit mengkritik langkah-langkah Moqtada Sadr yang menciptakan kekacauan dan ketidakamanan di Irak.

"Siapa pun yang ingin menggunakan nama dua Syuhada Sadr untuk menciptakan perselisihan di antara orang-orang Irak, sementara dia juga tidak memiliki derajat (level) ijtihad dan syarat-syarat lain yang diperlukan dan ingin mengambil alih kepemimpinan Syariah, maka dia bukan dari Sadr," kata Ayatullah Husseini al-Hairi.

Pernyataan ini langsung ditanggapi oleh Moqtada Sadr. Pemimpin Gerakan Sadr ini dalam sebuah pernyataan mengkritik keras Ayatullah al-Hairi, dan mengumumkan pengunduran dirinya dari panggung politik Irak. Pernyataan pengunduran diri ini pernah dilakukannya namun tidak ada komitmen atas pernyataaan seperti itu.

Langkah Moqtada Sadr telah memicu unjuk rasa dan kerusuhan yang dilakukan oleh para pendukungnya, terutama di Baghdad yang telah menyebabkan puluhan orang tewas dan ratusan lainnya terluka. Ada tiga poin penting dalam kekacauan di Irak:

Pertama, sudah dapat diprediksi bahwa Moqtada Sadr akan menggiring perkembangan Irak menuju kekacauan dan ketidakamanan. Penarikan dirinya dari aktivitas politik Juni lalu bukan dengan tujuan mengizinkan kelompok-kelompok politik untuk mengeluarkan Irak dari kebuntuan politik, tetapi dengan tujuan menekan lawan dan mencegah terbentuknya tatanan politik baru dengan memanfaatkan demonstrasi dan kerusuhan jalanan.

Penyerbuan terhadap Parlemen dan Dewan Tinggi Kehakiman dalam beberapa pekan terakhir juga ke arah yang sama. Moqtada Sadr menganggap kepentingannya lebih cepat dicapai melalui kekacauan.

Dalam pernyataan pada hari Senin, Moqtada Sadr mengumumkan pengunduran dirinya dari kancah politik Irak, tetapi dia tidak meminta pendukungnya untuk menahan diri dan tidak membuat kerusuhan. Dengan kata lain, pernyataan Moqtada Sadr secara implisit menyerukan demonstrasi, kekacauan dan tindakan anarkis di Irak.

Kedua, setidaknya dalam seminggu terakhir ini, Moqtada Sadr melakukan manuver-manuver di Irak sehingga secara praktis menyebabkan kehilangan sekutu politiknya. Penyerbuan terhadap Dewan Tinggi Kehakiman dan inisiatif baru yang menyerukan pengunduran diri semua gerakan dan aliran politik yang berkuasa di Irak sejak 2003 adalah dua faktor yang menyebabkan sekutu Kurdi dan Sunni Moqtada Sadr mengkritik tindakannya.

Kritik terhadap Sadr oleh Ayatullah al-Hairi juga meningkatkan tekanan padanya dan dia praktis melihat dirinya dalam posisi lemah dan dikalahkan, dan hal ini tidak bisa diterima oleh Moqtada Sadr. 

Dan ketiga, tindakan Moqtada Sadr dan pendukunganya yang mengubah Irak menjadi arena konflik internal bukanlah masalah yang dapat diterima oleh kelompok-kelompok dan tokoh resmi Irak, termasuk mantan sekutu Sadr.

Dan hanya kelompok-kelompok yang berseberangan seperti Partai Baath dan gerakan-gerakan menyimpang lainnya, termasuk para simpatisan kelompok teroris Daesh (ISIS) yang mengambil manfaat dari situasi di Irak sekaran.

Yang pasti, aksi jalanan dan kekacauan yang diciptakan tidak akan bisa memenuhi kepentingan Gerakan Sadr, dan hanya rakyat Irak yang menjadi korban utama dari sikap keras kepala gerakan tersebut, bahkan aksi seperti ini akan menjadi bahaya serius bagi keutuhan wilayah Irak.

Kerusuhan Reda, Irak Buka Perbatasan Udara untuk Peziarah Arbain

Kepala Pusat Ziarah Arbain di Kementerian Dalam Negeri Iran menyatakan bahwa perbatasan udara Irak dibuka kembali untuk peziarah Arbain Imam Husein.

Keputusan ini diambil setelah kerusuhan di Irak reda. Kerusuhan terbaru di Irak menyebabkan sedikitnya 30 orang tewas dan 700 orang luka-luka, termasuk 110 orang petugas keamanan negara ini.

Kerusuhan di Irak dimulai pada Senin setelah pernyataan pengunduran diri pemimpin gerakan Sadr, Moqtada Sadr dari kegiatan politik di Irak, dan pendukung gerakan Sadr menyerbu istana presiden di Zona Hijau Baghdad.

Majid Mirahmadi, Kepala Pusat Arbain di Kementerian Dalam Negeri Iran dalam sebuah wawancara dengan televisi nasional negaranya, Selasa (30/8/2022) malam mengatakan, "Setelah kondisi keamanan Irak di Irak pulih, pemerintah Irak telah membuka kembali perbatasannya untuk para peziarah,".

"Jalur penerbangan peziarah melalui udara ke tempat-tempat suci telah dibuka kembali," ujarnya.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Iran Ahmad Vahidi menngungkapkan bahwa prosesi ritual Arbain Imam Husein bergantung pada kondisi keamanan di Irak, dengan menegaskan, "Komunikasi dengan pejabat Irak dalam hal ini sedang berlangsung."

Media Zionis: Hacker Iran Retas Ponsel Direktur Mossad

Sumber berbahasa Ibrani melaporkan peretasan ponsel Direktur Mossad, David Barnea baru-baru ini.

Situs rezim Zionis, Walla pada Selasa (30/8/2022) malam melaporkan bahwa kelompok peretas yang dikenal sebagai "Tangan Terbuka" meretas ponsel direktur Mossad.

Situs Walla menulis, "Gambar baru yang diterbitkan oleh kelompok peretas Iran ini adalah kelompok gambar kedua yang diterbitkan dari perangkat pribadi direktur Mossad".

Sumber berbahasa Ibrani membagikan foto gigi direktur Mossad David Barnea, dan menulis bahwa peretas ponsel direktur Mossad memintanya untuk menyikat gigi!

Setelah meretas ponsel Barnea, para peretas menulis pesan ironis kepadanya dalam bahasa Ibrani, "Ini adalah hadiah Purim (hari raya Yahudi) untukmu."

Aparat Keamanan Arab Saudi Serang sebuah Panti Asuhan

Sebuah video serangan aparat keamanan dan militer Arab Saudi ke sebuah panti asuhan yang dirilis di jejaring sosial membuat geram para netizen, warga Saudi dan dunia.

Seperti dilaporkan IRNA, gambar dan video yang dirilis dari sebuah panti asuhan di Khamis Mushait menunjukkan aparat keamanan Saudi memukuli dengan sadis sejumlah anak perempuan yatim di panti asuhan ini. Tak hanya itu, anak yatim ini pun diseret dan langkah aparat keamanan Saudi tersebut membuat masyarakat Arab Saudi dan dunia syok.

Aksi kekerasan ini membuat marah warga Arab Saudi dan dunia Islam, dan tagar # ایتام-خمیس-مشیط di Twitter pun viral.

Video ini menunjukkan bahwa sejumlah aparat keamanan Arab Saudi yang memakai topeng memasuki panti asuhan dan mengikat tangan sejumlah anak perempuan yatim serta memukulinya dengan keras.

Di laporan ini disebutkan bahwa langkah aparat keamanan Saudi ini dilakukan karena anak perempuan di panti asuhan ini memiliki tuntutan, tapi tuntutan tersebut diabaikan oleh pihak panti asuhan dan anak-anak yatim ini pun melakukan aksi mogok. Kemudian staf panti asuhan dengan dibantu aparat keamanan mulai menyerang anak-anak yatim ini.

Hakim Serukan Pembentukan Pemerintahan Kuat dan Adil di Irak

Pemimpin gerakan kebijaksanaan nasional Irak menyerukan pembentukan pemerintahan yang kuat dan adil di negara ini.

Pemilihan legislatif dini Irak diadakan pada 10 Oktober 2021, tapi arus politik negara itu belum mampu membentuk pemerintahan baru, karena perbedaan politik mereka.

Seyyed Ammar Hakim, Pemimpin Gerakan Kebijaksanaan Nasional Irak, mengeluarkan pernyataan pada Rabu (31/8/2022) malam, dengan mengatakan, "Selama dua hari terakhir, kita telah menyaksikan peristiwa tragis perpumpahan darah orang yang terkasih di negara ini."

"Kami ingin terwujudnya pemerintahan yang kuat dan adil, yang bersumber dari keyakinan yang mendalam, dan ini adalah satu-satunya jaminan untuk mengakhiri penderitaan rakyat," ujar Hakim.

"Irak sedang melalui tantangan yang harus diatasi dengan bahasa akal, logika dan dialog, di mana kepentingan nasional harus berada atas semua kepentingan faksi dan partai yang sempit," tegasnya.

Pada hari Senin, setelah pengumuman pengunduran diri Moqtada Sadr dari dunia politik, para pendukung gerakan Sadr menyerang istana presiden dan perdana menteri Irak di Zona Hijau Baghdad yang menyebabkan beberapa ratus orang tewas dan terluka selama konflik di area ini.

Pertahanan Udara Suriah Tangkis Serangan Udara Rezim Zionis

Pertahanan udara angkatan bersenjata Suriah berhasil menangkis empat roket Israel di pinggiran selatan Damaskus.

Selama beberapa tahun terakhir, rezim Zionis telah berulang kali menyerang Damaskus dan berbagai wilayah Suriah melalui udara, yang sebagian berhasil ditangkis oleh sistem pertahanan udara Suriah.

Kantor berita resmi Suriah SANA melaporkan, rudal-rudal Israel menargetkan daerah di dekat jalan Bandara Internasional Damaskus, dan jalan raya Damaskus-Dara'a serta di sekitar kota al-Kiswah di selatan ibu kota Suriah.

Agresi rezim Zionis di pinggiran selatan Damaskus terjadi pada saat sistem pertahanan udara Suriah sibuk menagkis serangan rudal rezim Zionis di bandara Aleppo.

Serangan ini terjadi sekitar sepekan setelah serangan Zionis pada Kamis malam di sekitar kota Hama dan Tartous, yang menyebabkan dua orang terluka.

Pada Kamis malam pekan lalu, SANA melaporkan beberapa ledakan terdengar di sekitar kota Masyaf di provinsi Hama.

Serangan udara rezim Zionis ke Suriah terus berlanjut di saat pemerintah Suriah telah berulang kali mengirim surat ke PBB mengutuk serangan ini dan meminta mereka menghentikannya.

Dua Pemuda Palestina Gugur di Tepi Barat

Dua pemuda Palestina Kamis (1/9/2022) dini hari gugur syahid ditembak langsung militer rezim Zionis Israel di wilayah al-Bireh dan Nablus di Tepi Barat.

Seperti dilaporkan Rusia al-Youm, selama aksi penyerbuan militer Zionis ke Kamp Balata di Nablus, seorang pemuda Palestina bernama Samer Khalid, warga kamp al-Ain gugur syahid.

Saat aksi tembakan militer Zionis, ia berada di kendaraan pribadinya dan posisinya berada di depan kamp Balata serta menjadi sasaran langsung tembakan Zionis hingga ia gugur syahid.

Selain itu, selama serangan militer Zionis ke kamp Qalandiya di Bireh, Tepi Barat, seorang pemuda Palestina, Yazan Afaneh gugur.

Militer Zionis Kamis dini hari menyerbu Kamp Balata dan kemudian terlibat bentrokan dengan pejuang muqawama.

Selama insiden tersebut, Jaser Abu Hamadah, tawanan Palestina yang dibebaskan kembali ditangkap militer Zionis. Selain itu, militer Zionis selama aksinya ke kamp Balata, juga membakar sebuah pusat perdagangan di kawasan ini.

Khalil Awawdeh: Pembebasan Saya, sebuah Kemenangan Besar Palestina

Khalil Awawdeh, tawanan Palestina yang setelah mogok makan lebih dari 172 hari berhasil mengalahkan rezim Zionis, di statemen pertamanya mengatakan, berita pembebasan ini sebuah kemenangan besar sebagai kelanjutan dari kemenangan rakyat terhormat Palestina.

Berdasarkan pengumuman rezim Zionis, Khalil Awawdeh akan tetap dirawat di rumah sakit Assaf Harofeh hingga pulih.

Media-media Palestina mengumumkan, rezim Zionis menandatangani kesepakatan yang menyebutkan Khalil Awawdeh akan dibebaskan pada 2 Oktober.

Menurut laporan Maan News, Khalil Awawdeh setelah keputusan Israel untuk membebaskan dirinya setelah satu bulan, memutuskan untuk mengakhiri aksi mogok makannya yang telah berlangsung selama 172 hari.

Organisasi Tawanan Palestina di statemennya menyatakan, Awawdeh memutuskan untuk mengakhiri aksi mogok makannya setelah dicapai kesepakatan tertulis untuk menentukan masa tahanan administrasinya dan pembebasan dirinya pada 2 Oktober.

Masih menurut statemen ini, tawanan Palestina yang mogok makan selama 172 hari ini membutuhkan perawatan intensif dan waktu untuk pulih. Oleh karena itu, berdasarkan kesepakatan, ia akan tetap dirawat di rumah sakit Assaf Harofeh dan kemungkinan besar akan diijinkan meninggalkan rumah sakit pada 2 Oktober dan tidak akan lagi kembali ke penjara.

Gambar tawanan Palestina setelah mogok makan yang lama menunjukkan kondisi fisiknya kritis dan disebar ke penjuru dunia.

Khalil Awawdeh memulai aksi mogok makannya pada 2 Juli. Setelah 111 hari mogok makan, dan berdasarkan janji Israel untuk membebaskan dirinya, ia menangguhkan aksinya tersebut. Tapi ketika Israel bukan saja melanggar janjinya, tapi bahkan memperpanjang masa penahanan administrasinya hingga empat bulan lagi, Awawdeh memulai kembali aksinya pada 2 Juli.

Pembebasan Awawdeh dan Bassam al-Saadi, salah satu pemimpin Jihad Islam merupakan syarat gerakan ini untuk gencatan senjata di Jalur Gaza dan konsultasi pembebasan kedua tawanan Palestina melalui mediator terus berlanjut.

Ayatullah Sistani Menyayangkan Kerusuhan Terbaru Irak

Marji Besar Syiah Irak menyatakan penyesalan atas peristiwa beberapa hari terakhir di negara ini.

Situasi di Irak menjadi tegang selama beberapa waktu ini, terutama dalam beberapa minggu terakhir setelah demonstrasi merusak yang dilakukan para pendukung Gerakan Sadr.

Setelah pengumuman pengunduran diri pemimpin Gerakan Sadr, Sayid Moqtada Sadr, para pendukungnya menyerang berbagai institusi pemerintah Irak dan menduduki beberapa gedung, yang akhirnya menimbulkan konflik dengan pasukan keamanan Irak.

Akibat bentrokan ini, 30 orang tewas dan sekitar 700 orang terluka, termasuk puluhan pasukan keamanan Irak.

Setelah kerusuhan meningkat, pemimpin Gerakan Sadr meminta maaf kepada rakyat Irak dalam pidatonya Kamis (01/09/2022) sore, dan dengan menetapkan tenggat waktu satu jam, dia menuntut agar para pendukung gerakan ini segera menjauhi Zona Hijau Baghdad, dan setelah itu situasi kembali normal.

Menurut kantor berita resmi Irak pada hari Jumat (02/09/2022), Hussein al-Nuri, perwakilan Ayatullah Ali Sistani, Marji Besar Syiah di Irak, mengungkapkan simpatinya kepada keluarga mereka yang tewas dalam kerusuhan baru-baru ini di negara ini, dan mengatakan bahwa Ayatullah Sistani sangat menyesal dan sedih dengan apa yang terjadi.

"Otoritas tertinggi Syiah tidak senang dengan apa yang terjadi di Irak dan mengutuk tindakan tercela ini," ungkap al-Nuri.

Partai-partai politik di Irak belum berhasil membentuk pemerintahan baru di negara itu setelah pengumuman hasil pemilu legislatif pada Oktober 2021.

Pasukan Turki Kembali Serang Wilayah Utara Suriah

Pasukan Turki dan tentara bayarannya menargetkan beberapa daerah pemukiman di Raqqa dengan artileri berat.

Tentara Turki menduduki bagian utara dan timur laut Suriah selama sekitar dua setengah tahun dengan dalih memerangi teroris. Tapi faktanya, Ankara justru memberikan dukungan terhadap kelompok teroris yang telah beroperasi di wilayah Suriah

Kantor Berita Suriah, SANA hari Jumat (2/9/2022) melaporkan, sebuah kelompok teroris yang didukung oleh pasukan pendudukan Turki menargetkan kota Ain Issa dan jalan internasional M4 di pinggiran utara Raqqa dengan peluru artileri berat.

Menurut sumber setempat, sejumlah rumah dan properti warga rusak dalam serangan ini, dan menyebabkan ketakutan dan kepanikan di antara warga Suriah.

Pasukan pendudukan Turki dan tentara bayarannya menyerang desa Qazali di barat kota Tel Abiz, dan sekitar kota Ain Issa, jalan internasional M4, dan dua desa di pinggiran utara Raqqa.

Krisis di Suriah dimulai sejak 2011 dengan invasi besar-besaran kelompok teroris yang didukung oleh Arab Saudi, Amerika dan sekutu mereka untuk mengubah persamaan wilayah yang mendukung rezim Zionis.

Rezim Zionis Hancurkan Ribuan Bangunan Palestina

Rezim Zionis telah menghancurkan lebih dari delapan ribu bangunan dan infrastruktur milik warga Palestina sejak tahun 2009.

Meskipun Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi 2334 untuk menghentikan pembangunan pemukiman rezim Zionis, tapi Israel terus melanjutkannya hingga kini demi mengubah struktur geografis wilayah Palestina.

Kantor PBB Urusan Koordinasi Kemanusiaan (OCHA) dalam sebuah laporan pada Sabtu (3/9/2022) malam mengumumkan bahwa pasukan Israel menghancurkan 8.746 bangunan Palestina, membuat 13.000 warga mengungsi dan menyebabkan kerusakan pada 152.000 bangunan lainnya.

Menurut laporan ini, kehancuran rumah dan infrastruktur telah merusak 1.559 rumah dan bangunan lainnya.

Bangunan yang dimusnahkan meliputi rumah tinggal, prasarana, pelayanan atau rumah usaha yang langsung dimusnahkan oleh penghuninya atau pemiliknya yang terpaksa dilakukan di bawah tekanan rezim Zionis.

Ulama Bahrain Bongkar Plot Zionis Kuasai Tanah di Manama

Pemimpin Gerakan Islam Komitmen terhadap Bahrain membongkar plot rezim Zionis untuk membangun kompleks Yahudi di daerah tua Manama.

Plot Yahudisasi Manama bertujuan untuk mengubah sekitar 40 persen dari daerah kota tua Manama menjadi jalan, bangunan dan simbol Yahudi. Plot ini dijalankan dengan melakukan pembelian bangunan tua di Manama dengan harga yang sangat tinggi.

Menurut saluran TV Al-Alam, Sayid Mortada Sandi, salah satu pemimpin Gerakan Islam Komitmen terhadap Bahrain pada Sabtu (3/9/2022) malam mengatakan bahwa Zionis telah memasuki Manama untuk membeli rumah serta tanah, dan mereka menghabiskan banyak uang untuk memperoleh tanah dan rumah di ibu kota Bahrain.

"Mereka ingin membeli semua tanah dan membangun lingkungan khusus untuk Zionis, dan rencana ini terutama ditujukan untuk daerah dekat kedutaan rezim Zionis di Manama," ujar ulama Bahrain ini.

"Semua bukti menunjukkan bahwa plot yang dirancang untuk Bahrain akan mengubah negara ini menjadi Palestina kedua di masa depan dengan langkah-langkah rezim Al-Khalifa. Kami mengharapkan masyarakat Bahrain untuk memperhatikan masalah ini sehingga insya Allah plot Yahudisasi dan rencana Al-Khalifa untuk melakukan Yahudisasi Manama tidak menjadi kenyataan," tegasnya.

Sheikh Isa Qasim, ulama terkemuka Bahrain juga menekankan dalam sebuah pernyataan bahwa pembangunan pemukiman Yahudi di Manama berarti mengubah identitas nasional, Islam dan Arab Bahrain. Selain itu, mendistorsi sejarah tanah air dan menghapus dokumen dan bukti orisinalitas warga asli Bahrain dan membuka pintu bagi agresor Zionis dengan keterlibatan politik dalam negeri rezim al-Khalifa.

Tags