Pars Today
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer meninggalkan liburan akhir pekan dan kembali ke rumah nomor sepuluh di Downing Street, London, menyusul berlanjutnya ketidakamanan dan kerusuhan ekstrem kanan dan rasis.
Mengekspresikan keprihatinannya terhadap penyebaran Islamofobia di Inggris, para pengguna jejaring sosial "X" mengutuk kegagalan pihak berwenang dalam mencegah Islamofobia.
Organisasi Tell Mama, yang memantau Islamofobia di Inggris, kembali memperingatkan ancaman terciptanya teror oleh kelompok ekstrim sayap kanan anti-Muslim di negara ini.
Kesenjangan ekonomi, budaya dan ras semakin melebar di Inggris, dan beberapa kota di Inggris telah berubah menjadi ketegangan dan konflik selama beberapa hari.
Sebagai kelanjutan dari perilaku diskriminatif terhadap Muslim yang tinggal di Inggris, media-media negara ini mengumumkan pada hari Senin (12/09/2022) bahwa kewarganegaraan warga negara ini dicabut dan Muslim yang tinggal di sana diperkenalkan sebagai "warga kelas dua".
Pelecehan Islamofobia adalah sesuatu yang harus dihadapi oleh sebagian besar Muslim yang tinggal di Inggris, tetapi banyak yang terkejut mengetahui betapa berbahayanya masalah ini.
Para korban tindakan keras anti-Islam yang didukung pemerintah terhadap sekolah-sekolah mayoritas Muslim di Birmingham telah memperbarui tuntutan mereka untuk keadilan setelah penyelidikan baru mengungkapkan bahwa pemerintah Inggris mungkin telah bertindak terhadap mereka berdasarkan klaim ancaman ekstremisme "palsu".
Partai Buruh Inggris sekali lagi menghadapi tuduhan Islamofobia dan rasisme ketika seorang anggota Muslim ditolak untuk menduduki jabatan Anggota Dewan karena ia memiliki apa yang disebut "pandangan ekstrem".
Ratu Elizabeth II telah menjadi tokoh sentral monarki Inggris selama lebih dari 6 dekade.
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, mengajak negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk memerangi Islamofobia dengan tegas, dan mengatakan tidak adil mengaitkan Islam dengan terorisme.