Sebagai kelanjutan dari perilaku diskriminatif terhadap Muslim yang tinggal di Inggris, media-media negara ini mengumumkan pada hari Senin (12/09/2022) bahwa kewarganegaraan warga negara ini dicabut dan Muslim yang tinggal di sana diperkenalkan sebagai "warga kelas dua".
Pelecehan Islamofobia adalah sesuatu yang harus dihadapi oleh sebagian besar Muslim yang tinggal di Inggris, tetapi banyak yang terkejut mengetahui betapa berbahayanya masalah ini.
Para korban tindakan keras anti-Islam yang didukung pemerintah terhadap sekolah-sekolah mayoritas Muslim di Birmingham telah memperbarui tuntutan mereka untuk keadilan setelah penyelidikan baru mengungkapkan bahwa pemerintah Inggris mungkin telah bertindak terhadap mereka berdasarkan klaim ancaman ekstremisme "palsu".
Partai Buruh Inggris sekali lagi menghadapi tuduhan Islamofobia dan rasisme ketika seorang anggota Muslim ditolak untuk menduduki jabatan Anggota Dewan karena ia memiliki apa yang disebut "pandangan ekstrem".
Ratu Elizabeth II telah menjadi tokoh sentral monarki Inggris selama lebih dari 6 dekade.
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, mengajak negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk memerangi Islamofobia dengan tegas, dan mengatakan tidak adil mengaitkan Islam dengan terorisme.
Jajak pendapat dan survei terbaru mengungkapkan hampir setengah dari anggota partai konservatif meyakini Islam sebagai ancaman bagi cara hidup Inggris. Survei tersebut telah menghidupkan kembali kekhawatiran atas Islamofobia di dalam partai berkuasa di Inggris.
Dokter Rashid Abbasi diseret polisi menjauh dari ranjang putrinya, ketika anaknya sedang kritis dan sekarat. Insiden ini terjadi ketika dia sedang menjenguk putrinya, Zainab Abbasi di rumah sakit.
Hadirnya kelompok-kelompok ekstrem dan aksi teror yang mereka lakukan di negara-negara Barat serta arus imigran yang didominasi oleh warga Muslim, telah menjadi amunisi bagi sebagian pemimpin dan media Barat untuk menyebarkan Islamofobia.