Transformasi Asia Barat, 21 Agustus 2021
Perkembangan negara-negara di Asia Barat pekan ini diwarnai sejumlah isu penting seperti Pidato Asyura, Sekjen Hizbullah Ajak Semua Orang Bela Palestina.
Selain itu, ada isu lainnya seperti Bashar al-Assad Diundang Hadiri KTT Regional di Baghdad, Tindakan Saudi-AS Membuat Banyak Orang Yaman Terbunuh, Tokoh Irak Ini Kecam Keras Serangan Teror di Pakistan, Hizbullah dan Gerakan Amal Sampaikan Usulan Kabinet Lebanon, Hamas Uji Coba Rudal Baru di Perairan Gaza, Qatar dan Yordania Jalin Kerja Sama Atasi Masalah Regional. Israel Mencemooh Kegagalan AS di Afghanistan
Pidato Asyura, Sekjen Hizbullah Ajak Semua Orang Bela Palestina
Sekjen Gerakan Hizbullah Lebanon mengatakan konfrontasi dengan rezim penjajah Zionis akan menjadi prioritas kelompok perlawanan.
Hal itu disampaikan Sayid Hassan Nasrallah dalam pidatonya pada peringatan Hari Asyura di Beirut, Lebanon, Kamis (19/8/2021).
Ia mengawali pidatonya dengan mengucapkan belasungkawa kepada Rasulullah Saw, Imam Ali, Sayidah Fatimah az-Zahra, Imam Hasan al-Mujtaba, dan para imam maksum as atas gugurnya Imam Husein as dan para sahabatnya di Karbala.
Menurut Nasrallah, Asyura Huseini membawa pesan kepada semua orang mulia di dunia untuk berdiri membela bangsa Palestina yang tertindas.
Sekjen Hizbullah meminta semua orang untuk membela rakyat Palestina di Tepi Barat, Gaza yang diblokade, dan kamp-kamp pengungsi, serta merebut kembali hak-hak rakyat Palestina dan membebaskan tanah air mereka.
"Kami menantikan hari ketika penjajah Zionis meninggalkan tanah Palestina. Kami ingin melindungi misi suci seluruh poros perlawanan, bukan hanya Palestina," tegasnya seperti dikutip laman Farsnews.
Nasrallah juga berterimakasih kepada faksi-faksi perlawanan Irak yang menyatakan kesiapan mereka untuk melindungi nilai-nilai suci Palestina.
"Zionis sangat takut dengan perlawanan Irak dan segala bentuk peran Irak dalam perang besar di masa depan. Kerja sama faksi-faksi perlawanan di kawasan di samping kubu perlawanan Palestina akan meningkatkan harapan untuk pembebasan Palestina," tambahnya.
Sekjen Hizbullah mengatakan bahwa kedaulatan wilayah, air, minyak, dan tanah harus dijauhkan dari segala bentuk penjarahan Amerika Serikat dan harus berada di tangan pemiliknya.
Di Irak, lanjutnya, berkat darah Syahid Qasem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis, pasukan Amerika akan meninggalkan Irak sampai akhir tahun yang menjadi sebuah pencapaian besar.
"Padahal setelah kalah di Afghanistan, AS berharap melanjutkan pendudukan di Irak dan Suriah. Untuk itu, rakyat Irak perlu meninjau ulang kehadiran penasihat dan pasukan pelatihan AS berdasarkan pengalaman Afghanistan," pungkas Nasrallah.
Bashar al-Assad Diundang Hadiri KTT Regional di Baghdad
Pemerintah Irak mengundang presiden Suriah untuk menghadiri pertemuan puncak negara-negara tetangga Irak di Baghdad.
Televisi Al-Mayadeen hari Senin (16/8/2021) melaporkan, Faleh al-Fayadh, Kepala al-Hashd al-Shaabi hari ini bertemu dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad selama kunjungannya ke Damaskus.
Al-Fayadh menyampaikan undangan pemerintah Irak kepada Bashar al-Assad untuk menghadiri pertemuan puncak negara-negara tetangga Irak di Baghdad.
Pada akhir Agustus, untuk pertama kalinya sejak 1990, Baghdad dijadwalkan mengadakan pertemuan puncak dengan partisipasi hampir 10 negara Arab, regional dan Eropa, termasuk lima tetangga Irak yaitu: Iran, Turki, Arab Saudi, Kuwait dan Yordania.
Sejauh ini, Republik Islam Iran, Arab Saudi dan Mesir telah diundang untuk menghadiri KTT, dan Presiden Prancis Emmanuel Macron telah mengumumkan kesiapannya menghadiri acara tersebut.
Tindakan Saudi-AS Membuat Banyak Orang Yaman Terbunuh
Perusahaan minyak nasional Yaman menyatakan bahwa koalisi Saudi-Amerika telah membunuh lebih banyak orang Yaman dengan menyita kapal tanker, sehingga pasokan bahan bakar untuk fasilitas-fasilitas vital terhenti.
"Kami menyerukan diakhirinya perompakan dan perilaku arogan oleh negara-negara koalisi agresor pimpinan Saudi yang terus-menerus menyita kapal tanker pembawa produk olahan minyak dan mencegahnya merapat di pelabuhan al-Hudaydah," kata pernyataan perusahaan minyak nasional Yaman pada Senin (16/8/2021) seperti dilaporkan televisi Almasirah.
Pernyataan itu menganggap negara-negara agresor dan PBB bertanggung jawab atas konsekuensi tragis akibat perompakan laut yang dilakukan koalisi Saudi-Amerika.
"Mereka secara langsung bertanggung jawab atas terhentinya pelayanan lembaga-lembaga penting di Yaman," tambahnya.
Statemen ini mencatat bahwa penyitaan kapal tanker merupakan pelanggaran nyata terhadap norma-norma dan perjanjian internasional, yang menganggap serangan terhadap kepentingan sipil sebagai kejahatan dan merupakan upaya lain untuk membunuh orang-orang Yaman.
Koalisi Arab Saudi selalu menyita kapal Yaman yang membawa bahan bakar, makanan, dan peralatan medis. Dalam enam tahun terakhir, Yaman menghadapi kekurangan bahan bakar, makanan, dan peralatan medis yang parah akibat blokade yang diberlakukan Saudi.
Pemerintah Yaman di Sana'a berulang kali menyatakan bahwa melarang kapal pengangkut bahan bakar yang memiliki izin bersandar di al-Hudaydah, merupakan bentuk genosida.
Pemerintah menambahkan bahwa jutaan pasien anak-anak terancam meninggal dunia akibat blokade Yaman dan larangan masuknya obat-obatan.
Tokoh Irak Ini Kecam Keras Serangan Teror di Pakistan
Pemimpin Gerakan Kebijaksanaan Nasional Irak Sayid Ammar Hakim mengecam keras serangan teror terhadap peserta acara duka mengenang kesyahidan Imam Husein as, cucu Rasulullah saw di Provinsi Punjab, Pakistan.
"Masyarakat internasional tidak boleh tinggal diam dalam menghadapi aksi terorisme semacam itu," kata Sayid Ammar Hakim pada hari Jumat (20/8/2021) seperti dilansir kantor berita Mehr.
Dia menambahkan, berita kesyahidan dan korban terluka dari puluhan pengikut Ahlul Bait Rasulullah saw dalam serangan teror yang menarget acara duka mengenang kesyahidan Imam Husein as di provinsi Punjab menimbulkan dampak yang besar.
"Kami sangat mengutuk insiden ini dan menyerukan kepada masyarakat internasional dan organisasi-organisasi hak asasi manusia untuk tidak tinggal diam dalam menghadapi serangan teroris yang terjadi berulang terhadap pengikut Ahlul Bait as di Pakistan," pungkasnya.
Teroris melemparkan beberapa granat ke orang-orang yang menghadiri acara duka Muharam di kota Bahāwalnagar, Provinsi Punjab pada hari Kamis. Serangan ini merenggut nyawa sedikitnya tiga orang dan melukai lebih dari 50 lainnya.
Para pejabat dan pemimpin agama Pakistan telah mengecam keras serangan teroris tersebut.
Hizbullah dan Gerakan Amal Sampaikan Usulan Kabinet Lebanon
Gerakan Hizbullah dan gerakan Amal Lebanon memperkenalkan susunan nama menteri di kabinet baru, yang menunjukkan keseriusan kedua pihak untuk mengakhiri krisis politik di negaranya.
Televisi Al-Mayadeen hari Selasa (17/8/2021) melaporkan, Presiden Lebanon Michel Aoun dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati Senin malam mengatakan bahwa kabinet akan segera dibentuk.
Mikati juga menegaskan bahwa dirinya sudah sampai pada tahap memperkenalkan para menteri di kabinet Lebanon.
Mikati dan Aoun berada di ambang penandatanganan rencana pembentukan kabinet, dan jika sesuatu yang tidak terduga tidak terjadi, kabinet Lebanon baru akan dibentuk dalam beberapa hari.
Menurut sumber-sumber ini, penyerahan nama-nama menteri yang dicalonkan oleh Hizbullah dan gerakan Amal merupakan tanda kemajuan serius dalam proses pembentukan kabinet.
Setelah terjadi ledakan besar di pelabuhan Beirut pada 4 Agustus 2020, yang menewaskan lebih dari 190 orang dan melukai 6.500 lainnya, Lebanon menghadapi krisis politik, ekonomi dan sosial.
Hassan Diab mengundurkan diri dari jabatan perdana menteri, dan Mustafa Adib terpilih untuk membentuk kabinet melalui pemungutan suara di parlemen Lebanon. Tapi kemudian Adib mengumumkan pengunduran dirinya beberapa pekan kemudian untuk mengizinkan mantan Perdana Menteri Lebanon Saad al-Hariri membentuk kabinet.
Tapi Al-Hariri juga tidak berhasil dan mengumumkan pengunduran dirinya, dan sekarang Najib Mikati telah mengambil tugas membentuk kabinet baru Lebanon.
Hamas Uji Coba Rudal Baru di Perairan Gaza
Media dan surat kabar berbahasa Ibrani melaporkan bahwa Gerakan Muqawama Islam Palestina, Hamas telah meluncurkan uji coba rudal baru di Jalur Gaza.
Menurut kantor berita Qodsna, media berbahasa Ibrani mengumumkan pada Rabu (18/8/2021) pagi bahwa Hamas telah meluncurkan uji coba rudal baru di Gaza.
Berdasarkan laporan ini, Hamas telah menguji enam rudal baru di perairan Gaza dalam dua tahap untuk memperkuat kemampuan militernya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Hamas telah meningkatkan perlawanannya dan melakukan pencegahan terhadap rezim Zionis Israel dengan melakukan berbagai uji coba rudal dan latihan militer.
Qatar dan Yordania Jalin Kerja Sama Atasi Masalah Regional
Raja Yordania dan Menteri Luar Negeri Qatar di Amman bertemu untuk membahas perluasan hubungan bilateral dan kerja sama dalam menyelesaikan krisis regional.
Situs Al-Khaleej Online melaporkan, Raja Abdullah II dari Yordania dan Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani, Menteri Luar Negeri Qatar, bertemu di Istana Al-Husseiniyah Amman hari Senin (16/8/2021) untuk membahas hubungan bilateral dan cara-cara untuk memperluas kerja sama di semua bidang, khususnya potensi ekonomi dan peluang investasi.
Pertemuan tersebut juga berfokus pada penyelesaian krisis regional dan upaya mencapai solusi politik serta melanjutkan koordinasi dan konsultasi antara kedua negara mengenai berbagai isu di kawasan, termasuk negara-negara Arab.
Dalam pertemuan tersebut, Raja Yordania menekankan masalah Palestina dan pentingnya kerja sama untuk perdamaian yang adil dan inklusif berdasarkan solusi pembentukan negara merdeka Palestina dengan ibu kota Al Quds Timur.
Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, sebelumnya mengatakan bahwa negaranya ingin mendukung dan memperkuat hubungan dengan Yordania untuk memperluas kerja sama bilateral.
Hubungan antara Qatar dan Yordania telah mengalami kemajuan yang signifikan di banyak bidang, terutama pada tahun lalu.
Yaman Dukung Pengiriman Bahan Bakar Iran ke Lebanon
Seorang anggota Dewan Tinggi Politik Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman mengatakan, pasokan produk minyak ke Lebanon merupakan langkah menuju kegagalan sanksi terhadap negara itu.
Seperti dilansir IRIB, Mohammad Ali al-Houthi dalam tweetnya pada hari Jumat (20/8/2021) menulis, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon Sayid Hassan Nasrullah yang menganggap kapal pembawa minyak untuk Lebanon sebagai wilayah negara ini bukan bermakna penghapusan kedaulatan, namun ini adalah perluasan kedaulatan dan pertahanannya.
"Mereka yang mengatakan sebaliknya mengenai masalah ini tidak memiliki pemahaman yang benar tentangnya. Sebab, membela kepentingan Lebanon sama dengan membela kedaulatan negara," tegasnya.
Menurut sumber media, bahan bakar Iran yang dikirim ke Lebanon, yang diumumkan oleh Sekjen Hizbullah, semuanya dibeli oleh sekelompok pengusaha Syiah Lebanon dan dianggap sebagai milik mereka sejak saat pemuatan.
Sayid Nasrullah dalam pidatonya pada hari Asyura pada hari Kamis mengumumkan keberangkatan kapal-kapal pengangkut bahan bakar dari Iran ke Lebanon. Dia memperingatkan keras agar tidak ada yang mengganggu kapal-kapal itu.
Menurut situs Nournews, segera setelah berita itu diumumkan oleh Sekjen Hizbullah, beberapa individu, media dan jaringan, baik domestik maupun asing, mulai meragukan cara membayar bahan bakar tersebut, dengan tujuan menciptakan keresahan masyarakat mengenai hal itu.
Israel Mencemooh Kegagalan AS di Afghanistan
Mantan Kepala Direktorat Intelijen Militer Israel, Amos Yadlin menilai penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan sebagai kegagalan intelijen mengerikan dan penarikan yang terhina.
"Penarikan ini tidak membantu sekutu AS di wilayah tersebut," ujarnya seperti dilaporkan televisi al-Mayadeen, Selasa (17/8/2021).
"Kami tidak mengandalkan AS. Kami tidak mengharapkan AS untuk menyelesaikan masalah keamanan kami dan tidak sekali pun kami meminta mereka untuk menumpahkan setetes darah untuk kami. Kami mengatakan beri kami sarana dan bantuan, melalui bantuan keamanan, beri kami dukungan politik di PBB dan Dewan Keamanan," kata Yadlin.
Dia menegaskan bahwa ada keruntuhan di Afghanistan. AS bisa saja meninggalkan Timur Tengah dan ini tidak dimulai di Afghanistan, ini dimulai di Irak dan berlanjut di Suriah.
Sementara itu, pensiunan Jenderal Israel, Yossi Kuperwasser menuturkan keruntuhan cepat pemerintah Afghanistan adalah bukti lain dari kesulitan Barat pada umumnya dan intelijen AS pada khususnya dalam memahami Dunia Islam.
Menurutnya, penarikan AS dari Afghanistan akan dianggap secara global sebagai sinyal kelemahan.
Mantan pejabat senior dinas intelijen militer Israel, Amos Gilad mengatakan, "Kita harus terus meningkatkan hubungan kita dengan rezim Arab yang stabil yang memerangi "kekuatan gelap" ini."
Dia melihat bahwa intelijen AS gagal total melalui seluruh fase pengambilan keputusan. "Tel Aviv harus sangat waspada untuk memastikan hal itu tidak terjadi di kawasan," imbuhnya.
Media-media Israel mengomentari penarikan pasukan AS dari Afghanistan dengan menyatakan bahwa penarikan ini sebenarnya adalah melarikan diri dari Afghanistan.
"Ini bukan penarikan seperti yang coba digambarkan oleh pemerintahan AS saat ini," kata mereka.
"Setelah 20 tahun, Amerika meninggalkan Afghanistan di era Joe Biden dengan cara yang memalukan," kata media-media Israel.
Channel 13 Israel memandang sikap Washington mengabaikan orang-orang yang telah bekerja sama dengan mereka sebagai hal yang menakutkan bagi semua sekutu AS di Timur Tengah dan ini adalah berita buruk bagi Tel Aviv.