Faktor-Faktor Penyebab Eksistensi Liga Arab Memudar
Esensi dan eksistensi Liga Arab adalah mendukung negara-negara Arab, dan menyelesaikan masalah maupun krisis yang mereka hadapi. Tapi dalam praktiknya, kinerja Liga Arab masih jauh panggang dari api.
Pasalnya, dinamika kontemporer negara-negara Arab, terutama sejak 2011 menunjukkan Liga Arab tidak berperan signifikan dalam menyelesaikan masalah yang menimpa sesama negara Arab anggotanya sendiri. Konflik yang terjadi di negara-negara Arab seperti: Irak, Suriah, Palestina, Lebanon, Sudan, Libya, Aljazair dan Maroko menjadi separuh bukti yang mengindikasikan Liga Arab telah kehilangan peran sentralnya dan menjadi mainan di tangan Arab Saudi.
Selama hampir tujuh tahun, Yaman menjadi bulan-bulanan agresi brutal yang dilancarkan koalisi Saudi-Emirat. Tapi selama itu pula sebuah organisasi regional bernama Liga Arab bukan hanya tidak memiliki rencana untuk menyelesaikan krisis, bahkan posisinya menjadi bagian dari masalah dengan memihak kubu agresor.
Pada hari Minggu, Liga Arab mengadakan pertemuan luar biasa atas permintaan Uni Emirat Arab, yang dihadiri oleh perwakilan tetap para anggota. Pertemuan itu bertujuan untuk mengutuk operasi militer pasukan Yaman yang menargetkan fasilitas industri di Abu Dhabi, ibu kota Uni Emirat Arab.
Pertemuan ini juga digelar untuk memutuskan penentangan terhadap Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman. Tidak hanya itu, Liga Arab akan menggelar pertemuan berikutnya di tingkat menteri luar negeri negara-negara anggota untuk memasukkan Ansarullah dalam daftar organisasi teroris.
Menyikapi langkah Liga Arab tersebut, Kementerian Luar Negeri Yaman dalam sebuah pernyataan mengungkapkan bahwa pernyataan Liga Arab yang dikemukakan baru-baru ini tidak mencerminkan hati nurani Arab, maupun opini publik orang-orang Arab.
"Liga Arab telah kehilangan legitimasi dan nilainya, dan hati nuraninya telah mati 40 tahun yang lalu. Hari ini benar-benar terisolasi dan sepenuhnya terpisah dari bangsanya sendiri," kata kemlu Yaman.
Kementerian Luar Negeri Yaman menilai seruan Liga Arab menempatkan partai Yaman asli yang mewakili sebagian besar rakyat Yaman dengan label teroris sebagai langkah tidak masuk akal, yang menunjukkan kebodohan dan kesalahpahaman yang besar terhadap realitas Yaman.
Hingga kini, invasi militer pasukan koalisi yang dipimpin Arab Saudi ke Yaman menewaskan lebih dari 16.000 warga Yaman, melukai puluhan ribu lainnya dan membuat jutaan warga Yaman mengungsi. Tapi Liga Arab tidak pernah memperdulikannya. Bahkan ketika PBB sendiri mengecam serangan terbaru koalisi agresor terhadap Yaman. Badan-badan PBB, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia dan UNICEF berulang kali memperingatkan bahwa rakyat Yaman terus menghadapi kelaparan dan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam satu abad terakhir.
Pada dasarnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang langkah Liga Arab dan negara-negara anggotanya mengenai krisis Yaman.
Pertama, pertemuan terbaru Liga Arab digelar sebagai perang psikologis untuk mendiskreditkan Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman dan Ansarullah dengan menempatkan mereka sebagai pemicu masalah di Yaman. Sebaliknya, menempatkan Saudi dan UEA sebagai agresor ditempatkan menjadi korban dan pahlawan.
Kedua, koalisi agresor Saudi-Emirat telah mencapai jalan buntu dalam agresinya terhadap Yaman, yang dimulai hampir tujuh tahun yang lalu. Tampaknya, mereka berusaha untuk mengkonsolidasikan kembali negara-negara Arab dan Barat dalam masalah Yaman untuk menemukan jalan keluar yang bermartabat dari kubangan krisis yang mereka gali sendiri di negara tetengganya itu.
Ketiga, pertemuan terbaru Liga Arab menunjukkan posisi organisasi regional ini semakin kehilangan esensinya, dan berperan sebagai mainan Saudi-Emirat untuk menjustifikasi agresinya terhadap orang-orang Yaman yang tidak berdaya.
Keempat, pertemuan terbaru Liga Arab digelar untuk melupakan masalah utama negara-negara Arab dan Islam. Sebab alih-alih berfokus pada isu-isu utama dunia Islam, seperti masalah Palestina, Liga Arab justru berperan untuk mewujudkan tujuan rezim Zionis dan Amerika Serikat. yang menyimpang dari tujuan utama pendiriannya, sehingga eksistensinya semakin memudar.(PH)