Perlawanan Pejuang Palestina di Tepi Barat Kejutkan Rezim Zionis
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i131284-perlawanan_pejuang_palestina_di_tepi_barat_kejutkan_rezim_zionis
Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon Sayid Hassan Nasrullah dalam pidatonya pada Selasa malam, 11 Oktober 2022 menyinggung operasi perlawanan rakyat Palestina di wilayah pendudukan, dan mengatakan bahwa operasi ini mengejutkan rezim Zionis Israel.
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Okt 13, 2022 20:51 Asia/Jakarta
  • Tentara rezim Zionis Israel.
    Tentara rezim Zionis Israel.

Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon Sayid Hassan Nasrullah dalam pidatonya pada Selasa malam, 11 Oktober 2022 menyinggung operasi perlawanan rakyat Palestina di wilayah pendudukan, dan mengatakan bahwa operasi ini mengejutkan rezim Zionis Israel.

Pada bulan lalu, babak baru operasi perlawanan terhadap rezim Zionis dimulai di Tepi Barat. Jaringan Al Jazeera Qatar melaporkan bahwa Tepi Barat menyaksikan 833 operasi perlawanan rakyat Palestina dalam segala bentuknya pada bulan September lalu.

Sejak awal pekan ini, dalam baku tembak antara tentara Israel dan pasukan perlawanan di al-Quds dan Nablus, dua tentara Zionis tewas dan tiga lainnya terluka. Perkembangan di Tepi Barat ini penting dilihat dari beberapa aspek.

Aspek pertama menunjukkan bahwa masyarakat di Tepi Barat telah mempersenjatai diri mereka untuk melawan rezim pendudukan al-Quds dan telah memilih operasi perlawanan untuk menghadapi kejahatan rezim Zionis. Sayid Nasrullah mengatakan, hari ini kita menyaksikan perlawanan rakyat dan intifada di Tepi Barat, dan kita menyaksikan operasi perlawanan setiap hari.

Aspek kedua adalah operasi di Tepi Barat menunjukkan bahwa selama ini Israel di daerah ini memiliki perhitungan yang salah karena Tel Aviv mengira tidak akan menghadapi perlawanan dari Tepi Barat, tetapi operasi-opersi perlawanan ini menunjukkan bahwa penduduk Tepi Barat memiliki tekad yang serius untuk melawan rezim Zionis dan lebih memilih perjuangan dan perlawanan ketimbang berkompromi.

Sekjen Hizbullah mengatakan bahwa musuh, Israel,  berpikir bahwa mereka telah menghentikan langkah-langkah perlawanan di Tepi Barat, tetapi hari ini kita menyaksikan intifada rakyat dengan peluru dan paket bahan peledak di Tepi Barat. Apa yang kita lihat di Tepi Barat adalah keberanian dan inovasi.

Dimensi ketiga adalah di Tepi Barat telah terjalin kerja sama antara Jihad Islam Palestina dan Hamas dengan beberapa anggota gerakan Fatah. Jaringan Al Jazeera Qatar menulis bahwa hal yang luar biasa dalam perlawanan saat ini di Tepi Barat adalah integrasi para pejuang yang berafiliasi dengan Jihad Islam Palestina dan Hamas dengan Kataib Syuhada al-Aqsa yang berafiliasi dengan gerakan Fatah. Dari kerja sama tersebut, terbentuklah beberapa kelompok bersenjata baru.

Wakil Ketua Biro Politik Hamas Saleh al-Aroori menekankan bahwa kabar baik dari intifada baru telah terlihat di Tepi Barat, dan salah satu tandanya adalah persatuan perjuangan di lapangan.  Dia mengatakan, beberapa kelompok baru, termasuk Erin al-Aswad (Erin al-Asud), meliputi para pejuang dari semua kelompok Palestina, dan tujuan mereka adalah untuk melawan penjajah.

Dimensi keempat adalah generasi baru Palestina telah mengambil bagian dalam operasi-operasi perlawanan baru. Hal ini menunjukkan adanya kepercayaan pada perlawanan di kalangan anak-anak Palestina, dan kebijakan pembunuhan komandan perlawanan oleh rezim Zionis tidak dapat berdampak negatif pada perlawanan rakyat Palestina.

Abdullah al-Aqrabavi, seorang peneliti hubungan internasional dan studi strategis, mengatakan, Tepi Barat tidak diragukan lagi menyaksikan peningkatan tindakan perlawanan, dan strategi rezim Zionis dalam 15 tahun terakhir untuk menekan perlawanan Palestina di Tepi Barat telah gagal.

Generasi baru Palestina telah memasuki rangkaian operasi perlawanan, dan ini berarti perlawanan di Tepi Barat semakin meningkat. Poin terakhir adalah meningkatnya operasi perlawanan di Tepi Barat, yang telah mengakibatkan kematian dan melukai beberapa tentara Zionis, telah menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran bagi kabinet rezim ilegal ini.

Mengapa demikian? Sebab, operasi-operasi perlawanan ini menunjukkan bahwa pengepungan dan blokade selama 16 tahun terhadap Jalur Gaza alih-alih mengakhiri perlawanan rakyat Palestina, tetapi Tepi Barat juga telah bergerak menuju Gaza dan bergabung dengan perlawanan para pejuang Palestina lainnya. (RA)