Arab Pasif, Zionis Memulai Babak Baru Kejahatan terhadap Palestina
Babak baru kekerasan dan kejahatan Zionis terhadap Palestina, diiringi dengan sikap rasis menteri keamanan dalam negeri rezim ini, menyebabkan kelompok perlawanan memperingatkan kemungkinan terjadi perang baru.
Rezim Zionis telah meningkatkan kekerasan terhadap warga Palestina dalam sebulan terakhir. Rezim ini juga memberlakukan perang 5 hari di Jalur Gaza pada bulan Mei.
Pada Hari Nakba (14 Mei) dan Hari Bendera (18 Mei) rezim ini juga menggunakan banyak kekerasan terhadap warga Palestina. Kekerasan ini masih berlanjut.
Tentara Zionis membunuh tiga pemuda Palestina dan melukai enam lainnya dengan menyerbu sebuah kamp di sebelah timur Nablus, yang terletak di Tepi Barat, Senin (22/05/2023) pagi.
Sementara hari Minggu (21/5), puluhan pemukim Zionis, dipimpin oleh Menteri Keamanan Dalam Negeri rezim Israel, Itmar Ben-Gvir, menyerang Masjid Al-Aqsa dari Gerbang Al-Maghrabah di bawah dukungan kuat dari polisi rezim pendudukan.
Selain langkah-langkah ini, kabinet Zionis mengadakan pertemuan khusus hari Minggu di terowongan alun-alun Al-Buraq di kawasan lama Al-Quds yang diduduki untuk menyetujui rencana baru selama pertemuan ini.
Menurut rencana ini, Tel Aviv akan mengalokasikan 95 juta shekel (setara dengan 26 juta dolar) untuk menarik dan menempatkan pemukim muda di Al-Quds yang diduduki, surat kabar Zionis Israel HaYom mengumumkan.
Dalam rencana ini, yang disiapkan bekerja sama dengan wali kota Al-Quds yang diduduki dan dengan dukungan organisasi-organisasi Zionis, rezim Zionis akan mendorong para pemukim yang menikah dan belum menikah berusia 18 hingga 35 tahun untuk menetap di Al-Quds yang diduduki.
Perilaku rezim Zionis yang kejam dan bengis terhadap Palestina terutama disebabkan oleh dua faktor.
Faktor pertama adalah sifat rasis dan ekstremis dari kabinet saat ini yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu.
Orang-orang seperti Itmar Ben-Gvir, Menteri Keamanan Dalam Negeri, jelas memiliki pandangan anti-Palestina dan anti-Arab, dan percaya bahwa warga Palestina harus diusir dari Al-Quds dan Tepi Barat.
Kabinet Netanyahu, mengabaikan peringatan dari Palestina dan beberapa pejabat dan tokoh Zionis, dan mencoba menerapkan visi Ben-Gvir terhadap Palestina.
Babak baru kekerasan dan kejahatan Zionis terhadap Palestina, diiringi dengan sikap rasis menteri keamanan dalam negeri rezim ini, menyebabkan kelompok perlawanan memperingatkan kemungkinan terjadi perang baru.
Faktor kedua terkait dengan kepasifan masyarakat Arab.
Jelas bahwa negara-negara Barat tidak dapat diharapkan untuk mengambil tindakan terhadap kejahatan rezim Zionis. Karena negara-negara tersebut mendukung rezim Zionis, tetapi setidaknya identitas Arab Palestina mengharuskan negara-negara Arab mengambil tindakan untuk mendukung Palestina.
Sementara itu, negara-negara Arab tidak mengambil tindakan praktis apapun terhadap kejahatan yang dilakukan oleh rezim Zionis terhadap Palestina, dan mereka hanya puas dengan melakukan pertemuan dan mengeluarkan pernyataan formal tanpa jaminan implementasi.
Posisi ini juga yang membuat rezim Zionis semakin berani melanjutkan dan mengintensifkan kejahatan terhadap warga Palestina.
Dalam hal ini, Mohammed Al-Barim (Abu Jahid), Juru Bicara Komite Perlawanan Palestina mengkritik posisi negara-negara Arab dan mengatakan, Kami menyaksikan kebisuan yang mematikan dari negara-negara Arab mengenai kejahatan yang dilakukan terhadap Al-Quds dan Masjid Al-Aqsa.
Meskipun demikian, kejahatan rezim pendudukan tidak akan dibiarkan tanpa balasan oleh orang-orang Palestina.
Hari Minggu, dalam operasi perlawanan, salah satu tentara Zionis ditabrak mobil dan terluka di dekat Huwara di selatan Nablus.
Gerakan Hamas dan Jihad Islam Palestina juga telah memperingatkan rezim Zionis tentang konsekuensi kekerasan yang terus berlanjut.حم
Gerakan Hamas menekankan bahwa operasi menabrak tentara hari Minggu di Huwara, yang mengakibatkan terlukanya seorang tentara Zionis, adalah balasan pertama atas kejahatan musuh Zionis terhadap bangsa Palestina dan tempat-tempat suci.
Mempertimbangkan berlanjutnya kekerasan rezim Zionis dan peringatan dari kelompok perlawanan Palestina, tidak jauh dari perkiraan bahwa perang baru antara Zionis dan Palestina akan terjadi lagi.(sl)