Jul 05, 2023 22:54 Asia/Jakarta

Seorang warga Palestina memeriksa kerusakan yang disebabkan oleh serangan militer rezim Zionis Israel ke kamp Jenin pada hari Rabu, 5 Juli 2023.

Israel telah mengerahkan 150 kendaraan lapis baja, 1000 pasukan khusus, pasukan tentara dan intelijen, polisi, dan pasukan penjaga perbatasan dalam serangannya ke Jenin sejak hari Senin.

Jet-jet tempur militer Israel pada hari Selasa (4//7/2023) juga menyerang berbagai daerah di kota Jenin dan kamp Jenin yang terletak di Tepi Barat.

Agresi ini telah menyebabkan setidaknya 10 warga Palestina gugur syahid, dan lebih dari 100 lainnya terluka. 3000 warga Palestina di Jenin juga dipaksa mengungsi.

Jumlah syuhada dan korban terluka serta terlantar diperkirakan akan meningkat seiring dengan berlanjutnya serangan.

Pasukan Israel menyerang penduduk Jenin dari darat dan udara. Mereka juga menggunakan bom gas dan gas air mata untuk memaksa warga Jenin meninggalkan rumah-rumah mereka.

Sebelumnya, reporter RT melaporkan bahwa kamp Jenin menyaksikan eksodus paksa dan massal keluarga-keluarga Palestina. Lebih dari 500 keluarga telah meninggalkan kamp tersebut secara terpaksa.

Menurut Mohammad Jarrar, Wali Kota Jenin, tentara Zionis telah dengan sengaja menghancurkan rumah-rumah warga Palestina di kamp Jenin dan membuat sejumlah besar penduduk di daerah ini mengungsi.

Pejabat-pejabat kota Jenin mengatakan bahwa kehancuran yang disebabkan oleh tindakan tentara Zionis di kamp Jenin mirip dengan kehancuran akibat gempa bumi.

Menurut mereka, pasukan Zionis telah gagal menghadapi kekuatan perlawanan Jenin dan karena alasan ini, mereka melakukan pembunuhan, perusakan dan penghancuran infrastruktur di daerah ini.

Mereka tidak memiliki daftar daerah di mana pasukan perlawanan berada, sehingga mereka mulai merusak jaringan listrik, tangki-tangki dan tandon air di atap rumah dengan membabi buta.  

Militer Israel juga menghalangi pengiriman kebutuhan dasar untuk 19.000 warga Palestina di kamp Jenin, yang di antaranya banyak yang sakit dan lanjut usia.

Staf-staf Doctors Without Borders (Medecins Sans Frontieres/MSF) di Jenin mengungkap kepalsuan klaim otoritas Zionis bahwa tentara Israel hanya menargetkan infrastruktur militer di kamp Jenin.

Jovana Arsenijevic, koordinator operasi MSF di Jenin mengatakan, Buldoser militer Israel menghancurkan jalan menuju kamp Jenin sehingga menghalangi ambulans masuk ke kamp tersebut untuk menolong pasien dan korban serangan Israel.

Dia menambahkan, meski banyak pasien di kamp Jenin, namun ​​​​semua jalan menuju ke sana ditutup, dan ambulans menghadapi masalah, sementara para pasien ini sangat membutuhkan perawatan kesehatan segera.

Menurut direktur Bulan Sabit Merah Palestina, situasi kemanusiaan di kamp Jenin sangat buruk, dan penduduk Jenin membutuhkan obat-obatan, air, dan makanan, tetapi penjajah mencegah aktivitas penyelamat dan staf Bulan Sabit Merah untuk mengakses ke sana.

Sejumlah wartawan yang sedang meliput peristiwa di kamp Jenin melaporkan bahwa tentara Israel menembak ke arah mereka dengan menggunakan peluru tajam.

Ini bukan pertama kalinya tentara Israel menyerang jurnalis. Musim semi lalu, Shireen Abu Akleh, seorang reporter Palestina-Amerika untuk Aljazeera, gugur diterjang peluru langsung dari tentara Israel di kamp Jenin. Sejak tahun 2000, setidaknya 45 jurnalis telah dibunuh oleh penjajah Palestina.

Serangan saat ini di kamp pengungsi Jenin adalah serangan terbesar militer Israel di kamp ini sejak tahun 2002 dan bersamaan dengan intifada Palestina kedua.

Pada bulan April 2002, Israel melancarkan operasi yang disebut sebagai "Tembok Pertahanan" terhadap kamp Jenin, di mana 455 rumah hancur total, dan 800 rumah hancur sebagian, serta 58 penduduk kamp, yang ​​kebanyakan bukan anggota perlawanan, juga gugur syahid. Di sisi lain, 50 tentara Israel tewas dan puluhan lainnya terluka selama agresi ini.  

Serangan besar-besaran militer Zionis ke Jenin bukanlah hal baru, dan sudah terjadi berkali-kali pada masa lalu, namun yang berubah sekarang adalah peningkatan kekuatan dan kemampuan pertahanan kelompok-kelompok perlawanan di Palestina di satu sisi, dan peningkatan hubungan dan solidaritas antara sisi-sisi poros perlawanan di kawasan, di sisi lain. Hal ini bermakna bahwa jika kelompok-kelompok perlawanan memutuskan untuk campur tangan, maka semua perhitungan Israel akan hancur.

Hal lain yang patut diperhatikan adalah bahwa serangan besar-besaran ke Jenin dilakukan dengan memanfaatkan situasi ketika publik fokus dengan kerusuhan di Prancis dan pelecehan al-Quran di Swedia. Israel berusaha semaksimal mungkin memanfaatkan kondisi yang ada guna melancarkan operasi di Jenin.

Tindakan rezim Zionis ini juga mengungkap adanya peran rezim ilegal ini terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di Swedia dan tempat lainnya. (RA)

Tags