Tahrir al-Sham Berulah, Militer Suriah Bertindak Tegas
Kelompok teroris Jabhat al-Nusra (Tahrir al-Sham/Front Al-Nusra) melakukan serangan dan agresi terhadap area de-eskalasi di Suriah. Tindakan ini di barat laut Suriah ini mendapat tanggapan keras dari militer negara ini.
Kelompok teroris Front al-Nusra yang selalu mengalami kekalahan berturut-turut oleh tentara Suriah dan pasukan perlawanan Islam di berbagai wilayah negara ini, masih hadir di daerah de-eskalasi Suriah dengan dukungan Turki dan melanjutkan langkah-langkah permusuhannya terhadap Suriah.
Menurut laporan al-Watan, Rabu (19/7/2023), setelah dua hari tenang di zona de-eskalasi di wilayah barat laut Suriah, kelompok teroris Front Al-Nusra kembali melanggar gencatan senjata di wilayah tersebut, dan langsung ditanggapi tegas oleh tentara Suriah.
Menurut sumber-sumber di lapangan, unit-unit tentara Suriah yang beroperasi di Rif Hama menargetkan posisi teroris itu di desa al-Ziyarah yang terletak di Sahl al-Ghab dengan serangan artileri.
Unit-unit militer Suriah di provinsi Idlib juga menargetkan posisi teroris di wilayah Kensafra, Sufuhon (Sfuhen ), Benin (Banin), Nirab, San dan Majadliyah dengan artileri.
Pasukan Suriah juga mengerahkan peralatan militer besar di gurun timur negara ini dan melanjutkan operasi untuk membersihkan daerah tersebut dari sisa-sisa kelompok teroris Daesh (ISIS). Operasi ini menyebabkan kerugian besar terhadap sisa-sisa kelompok teroris takfiri tersebut.
Menurut perjanjian 2017 antara Iran, Rusia dan Turki sebagai negara-negara penjamin perdamaian Astana, ada empat zona aman didirikan di Suriah.
Tiga zona berada di bawah kendali tentara Suriah pada 2018, tetapi zona keempat, yaitu provinsi Idlib di barat laut Suriah dan sebagiannya termasuk provinsi Latakia, Hama dan Aleppo, masih dikuasai kelompok-kelompok teroris, dan konon penguasaan daerah ini sebagian besar berada di tangan kelompok teroris Tahrir al-Sham (RA)