Alih-Alih Mendukung, Otoritas Ramallah Malah Tangkap Pejuang Palestina
Tahun 2023 menjadi tahun yang paling buruk dalam hal pengejaran pasukan perlawanan oleh lembaga keamanan Otoritas Ramallah di Tepi Barat.
Otoritas Ramallah yang dipimpin oleh Mahmoud Abbas, memiliki koordinasi dan kerja sama keamanan dengan rezim Zionis Israel.
Kelompok-kelompok pejuang Palestina telah berulang kali menuntut diakhirinya kerja sama dan koordinasi tersebut.
Dalam sebuah wawancara dengan Palestine al-Youm, pengacara Palestina Mustafa Shatat mengatakan, jumlah tahanan politik di Tepi Barat meningkat setiap hari karena aksi mahasiswa dan perlawanan.
Menurutnya, penahanan para pejuang perlawanan oleh Otoritas Ramallah adalah pengkhianatan menurut hukum Palestina, dan pelakunya harus dihukum.
Mustafa menambahkan bahwa aksi perlawanan terhadap penjajah adalah alasan pertama mengapa institusi keamanan dari Otoritas Ramallah menangkap pasukan perlawanan dan siapa pun yang menentang mereka.
"Dan pertempuran Jenin baru-baru ini membuktikan bahwa penjajah (Israel) menghadapi perlawanan keras, dan perlawanan ini telah berubah menjadi mimpi buruk bagi mereka," tegasnya.
Shatat menyarankan warga untuk mendokumentasikan pelanggaran atas hak mereka dan menyerahkannya ke lembaga dan pengadilan hak asasi manusia.
Dia menuturkan, kami sedang menghadapi orang-orang yang tidak melaksanakan hukuman yang dikeluarkan oleh pengadilan Palestina.
Pengacara Palestina itu juga menyinggung keberadaan 55 tahanan politik di penjara Otoritas Ramallah.
Dia meminta lembaga hukum dan media untuk bertanggung jawab dan menunjukkan pelanggaran terhadap hak-hak tahanan oleh Otoritas Ramallah, dan tidak diterapkannya aturan pengadilan untuk pembebasan mereka. (RA)