Pencopotan Menlu Israel; Dampak Politik Pertama Perang Gaza
(last modified Sun, 31 Dec 2023 14:12:16 GMT )
Des 31, 2023 21:12 Asia/Jakarta
  • Eli Cohen, menlu Israel yang dipecat
    Eli Cohen, menlu Israel yang dipecat

Perdana Menteri rezim Zionis Israel, Benjamin Netanyahu di penghujung tahun 2023 mencopot menteri luar negeri di kabinetnya.

Pencopotan Eli Cohen dari jabatan menteri luar negeri di kabinet Benjamin Netanyahu disebabkan oleh sejumlah faktor.

Faktor pertama terkait dengan buruknya kinerja Cohen. Bulan ketiga perang Gaza akan segera berakhir, dan rezim Zionis berada di bawah tekanan opini publik global dan pemerintah dunia. Sebagai menteri luar negeri, Cohen tidak berhasil menceritakan narasi perang Zionis kepada negara lain. Oleh karena itu, demonstrasi menentang rezim Zionis diadakan di seluruh dunia dengan jumlah massa yang besar.

PM Israel Benjamin Netanyahu

Alasan kedua terkait dengan sebelum perang Gaza. Tanggal 27 Agustus lalu, Cohen bertemu dengan Menteri Luar Negeri Libya di Italia, namun pertemuan ini tidak luput dari perhatian kamera dan Menteri Luar Negeri Libya, Najla Al-Monghosh, dicopot dari jabatannya setelah mendapat protes luas dari masyarakat negara ini. Pasca kejadian ini, demonstrasi menentang rezim Zionis di Libya semakin intensif dan normalisasi hubungan antara rezim Zionis dan Libya praktis terhambat. Media Zionis menghubungkan insiden ini dengan kelemahan Cohen dalam perlindungan informasi dan menuntut pemecatannya, namun Netanyahu tidak melakukan hal tersebut pada saat itu, dan sekarang, setelah perselisihan meningkat, ia memecat Cohen.

Pemecatan Cohen memuat sejumlah indikasi penting.

Indikasi pertama adalah adanya perbedaan pendapat di dalam kabinet Netanyahu. Pemecatan Cohen dari Departemen Luar Negeri terjadi selama perang di Gaza, sebuah langkah yang jarang terjadi. Selain itu, beberapa hari yang lalu dan setelah berita tentang kemungkinan pemecatan dipublikasikan, Cohen mengungkapkan ketidaksenangannya dan mengatakan dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Yediot Aharonot, "Saya menghormati perjanjian pemerintah, tetapi tidak benar melakukan hal ini selama masa perang; Saya tidak mengerti alasan desakan Netanyahu.” Komentar ini juga membenarkan adanya perselisihan tersebut.

Reporter Jerusalem Post Gil Hoffman menulis bahwa "Netanyahu mendiskreditkan jabatan menteri luar negeri, yang merupakan jabatan paling berkuasa kedua di Israel, sehingga Cohen tidak berperan dalam perkembangan tersebut dan mengundurkan diri."

Indikasi kedua adalah penerimaan kekalahan dalam perang Gaza. Hari ini, setelah pemecatan Cohen, dia mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Radio 103 berbahasa Ibrani, "Tanggung jawab atas situasi saat ini terletak pada pemerintah. Pada akhir perang, sebuah komite investigasi independen harus dibentuk dan semua lembaga yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggungjawaban, yang lebih dirugikan.” Pernyataan ini merupakan pengakuan kekalahan dalam perang.

Indikasi ketiga adalah kemungkinan perubahan politik dalam kabinet Netanyahu setelah berakhirnya perang melawan Gaza. Cohen diberhentikan oleh Netanyahu hari ini, dan tidak jauh dari ekspektasi bahwa Netanyahu juga akan menghadapi runtuhnya kabinet setelah perang dan bahkan kehidupan politiknya akan berakhir.

Demonstrasi menentang Netanyahu terus berlanjut di wilayah pendudukan dan ribuan orang mengadakan demonstrasi menentang Perdana Menteri ini setiap hari. Hal ini terjadi ketika rezim Zionis sedang berperang dengan Gaza. Agar tetap berkuasa, bukan tidak mungkin Netanyahu akan mencopot sejumlah menteri lainnya, termasuk Itmar Ben-Gvir, Menteri Keamanan Internal rezim ilegal ini. (MF)

 

Tags