Perusahaan Senjata Zionis Diusir dari Pameran Internasional
- 
					  Pameran senjata 
Pars Today - Menyusul berlanjutnya perang rezim Zionis yang menghancurkan di Jalur Gaza dan meningkatnya protes global terhadap kejahatan rezim ini, kehadiran perusahaan senjata Israel di pameran militer dan industri internasional di seluruh dunia menghadapi pembatasan dan larangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dalam dua tahun terakhir, gelombang reaksi politik dan publik di Eropa dan Asia telah menghalangi perusahaan-perusahaan Israel untuk menghadiri pameran militer dan industri internasional. Sebuah tren yang menunjukkan semakin terisolasinya rezim Zionis di kancah global.
Menurut laporan IRIB, langkah serius pertama ke arah ini diambil pada Juni 2024 di Prancis, di mana pemerintah Paris melarang kehadiran perusahaan-perusahaan Israel di pameran senjata internasional "Eurosaturday". Keputusan ini diambil setelah serangan udara rezim Israel di sebuah kamp di Rafah dan gugurnya 45 warga Palestina. Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan kemarahannya atas kejahatan itu, dan pejabat pertahanan negara itu bersikeras bahwa tidak akan ada stan Israel yang hadir di pameran tersebut.
Beberapa bulan kemudian, pada November 2024, Paris membuat keputusan serupa, dengan mengecualikan perusahaan-perusahaan Israel dari pameran maritim Euronaval. Meskipun Pengadilan Niaga Prancis mengeluarkan putusan sementara untuk menangguhkan keputusan itu, iklim politik dan sosial negara ini menghalangi perusahaan-perusahaan tersebut untuk berpartisipasi.
Pada Juni 2025, otoritas Prancis memerintahkan penghapusan semua senjata ofensif buatan Israel dari stan-stan rezim menjelang Paris Air Show. Penyelenggara bahkan memasang dinding hitam di sekitar stan-stan perusahaan seperti Elbit Systems dan Israel Aerospace Industries untuk menghalangi pandangan publik.
Pendekatan serupa juga diambil di Inggris. Pada September 2025, pemerintah London mengumumkan bahwa tidak ada perwakilan resmi Israel yang akan diundang ke Pameran Pertahanan dan Keamanan Internasional (DSEI). Keputusan ini diambil menyusul protes dan demonstrasi publik yang meluas di depan lokasi pameran.
Di Belanda, pada November 2025, perusahaan militer Israel dikeluarkan dari Pameran Pertahanan dan Keamanan Nasional (NIDV) di Rotterdam. Dalam perubahan kebijakan terhadap Israel, pemerintah Belanda mendukung peninjauan hukum atas perjanjian Uni Eropa dengan Tel Aviv karena pelanggaran hukum internasional yang berulang. Kementerian Luar Negeri Belanda mengumumkan bahwa kerja sama dengan perusahaan-perusahaan Israel dalam program-program Eropa, termasuk Proyek Inovasi Horizon, juga akan ditangguhkan.
Di Spanyol, Menteri Pertahanan Amparo Valcarce secara resmi mengumumkan larangan perusahaan-perusahaan Israel dari Pameran Pertahanan dan Keamanan Internasional Madrid (FEINDEF). Ia menggambarkan keputusan itu sebagai tanda "komitmen Madrid terhadap perdamaian dan penghormatan terhadap hak asasi manusia di Palestina dan Lebanon." Pameran tersebut dihadiri oleh lebih dari 400 perusahaan, tetapi tidak ada perusahaan Israel yang diizinkan untuk berpartisipasi.
Protes terhadap rezim Zionis juga menyebar ke Asia Timur. Pada Oktober 2025, para aktivis pro-Palestina berkumpul di Pameran Dirgantara Internasional ADEX di Seoul dengan tangan mereka dicat merah di depan stan perusahaan-perusahaan Israel termasuk Rafael, ElBit, dan Israel Aerospace Industries.
Pada November 2025, Dubai Airshow juga melarang perusahaan-perusahaan Israel untuk berpartisipasi. Penyelenggara mengumumkan bahwa enam perusahaan Israel telah didiskualifikasi setelah "tinjauan teknis". Meskipun tidak ada penjelasan lebih lanjut, para pengamat memandang keputusan itu sebagai respons atas kejahatan perang Israel di Gaza.
Di Polandia, tekanan terhadap perusahaan-perusahaan Israel mencapai puncaknya di Pameran Industri Militer Internasional (MSPO). Polisi Polandia memeriksa beberapa perwakilan perusahaan Israel, termasuk Rafael dan ElBit, atas dugaan keterlibatan dalam kejahatan perang di Gaza. Stan ElBit Systems juga menjadi sasaran cat merah selama protes publik.
Serangkaian tindakan ini mencerminkan kemarahan publik global terhadap kebijakan kriminal Israel di Gaza, kebijakan yang tidak hanya mencoreng citra politik rezim Zionis tetapi juga menantang posisinya dalam struktur perdagangan senjata global.(sl)
 
						 
						