Al Jazeera: Ribuan Tentara Israel Ajukan Pengunduran Dini dari Dinas Militer
-
Aj-Jazeera
Pars Today - Al Jazeera, mengutip sebuah media Israel, melaporkan bahwa ribuan tentara dan perwira di berbagai unit militer secara resmi mengajukan permintaan percepatan cuti dan pengunduran diri dini dari dinas militer.
Menurut laporan IRNA hari Kamis (13/11/2025) yang mengutip jaringan Al Jazeera Qatar, Channel 12 televisi Israel menyampaikan bahwa gelombang permintaan tersebut dipicu oleh dua faktor utama:
Kelelahan ekstrem akibat berbulan-bulan perang yang terus berlanjut, dan
Penunjukan baru yang kontroversial dalam jajaran komando militer Israel.
Laporan itu menegaskan bahwa fenomena ini menunjukkan ketidakpuasan mendalam di kalangan personel tetap militer Israel, dan dapat berdampak signifikan terhadap kemampuan operasional rezim Zionis di masa depan.
Disebutkan pula bahwa langkah mundur dini ini berkaitan erat dengan masalah psikologis yang parah akibat perang Gaza.
Lonjakan Bunuh Diri dan Percobaan Bunuh Diri di Kalangan Tentara Israel
Sejalan dengan itu, sebuah laporan resmi yang dirilis oleh rezim Israel menunjukkan peningkatan fenomena bunuh diri dan percobaan bunuh diri di kalangan tentara selama 18 bulan terakhir.
Laporan yang disusun atas permintaan anggota Knesset Ofer Cassif oleh Pusat Riset dan Informasi Parlemen Israel, menyatakan bahwa:
279 percobaan bunuh diri tercatat antara Januari 2024 hingga Juli 2025.
40 kasus di antaranya mengakibatkan kematian.
Pengumpulan data secara sistematis baru dimulai sejak 2024. Berdasarkan klasifikasi resmi:
12% percobaan bunuh diri dikategorikan sebagai “berbahaya”,
88% lainnya dikategorikan sebagai “tingkat sedang”.
Dalam tinjauan jangka panjang, laporan itu mengungkap bahwa:
124 tentara Israel bunuh diri antara 2017–2025.
68% dari mereka adalah tentara wajib militer,
21% tentara cadangan,
11% personel militer tetap.
Laporan itu juga mencatat peningkatan drastis kasus bunuh diri di kalangan tentara cadangan sejak 2023, seiring membesarnya peran mereka dalam perang Gaza.
Seorang pejabat Kementerian Pertahanan Israel menjelaskan bahwa lonjakan ini harus dilihat dalam konteks peningkatan tajam jumlah tentara cadangan yang dikerahkan sejak dimulainya perang Gaza.
Lonjakan Mengkhawatirkan di Unit Tempur
Data menunjukkan bahwa tingkat bunuh diri di kalangan pasukan tempur Israel mengalami kenaikan dramatis:
Pada periode 2017–2022, persentase bunuh diri di unit tempur berkisar 42–45%,
Pada 2023 turun menjadi 17%,
Namun pada 2024, di tengah perang Gaza, melonjak menjadi 78% dari total kasus.
Hal ini menunjukkan tekanan ekstrem yang dialami pasukan yang terlibat langsung dalam pertempuran.
Kegagalan Sistem Dukungan Psikologis Militer Israel
Data resmi juga mengungkap bahwa:
Hanya 17% dari tentara yang mencoba bunuh diri sempat bertemu dengan perwira kesehatan mental dalam dua bulan sebelum kejadian.
Laporan ini menilai angka tersebut sebagai bukti nyata kelemahan sistem pemantauan dan dukungan psikologis dalam unit-unit militer Israel.
Laporan Media Israel: “Adegan Mengerikan Perang Gaza Memicu Bunuh Diri”
Sebelumnya, surat kabar Times of Israel melaporkan bahwa banyak kasus bunuh diri di kalangan tentara berkaitan dengan:
Paparan berkepanjangan pada zona perang,
Melihat langsung adegan kekejaman dan kehancuran,
Kehilangan rekan-rekan mereka di medan tempur.
Seorang pejabat militer mengatakan bahwa sebagian besar kasus bunuh diri disebabkan oleh situasi kompleks dan tekanan mental berat yang dipicu oleh perang.
Upaya Darurat: Penambahan Petugas Kesehatan Mental
Menanggapi krisis ini, pihak militer Israel mengumumkan sejumlah langkah:
Peningkatan jumlah perwira kesehatan mental menjadi 200 petugas tetap dan 600 petugas cadangan.
Penguatan mekanisme deteksi dini tanda-tanda gangguan mental.
Pelatihan ulang bagi komandan untuk menangani prajurit yang mengalami trauma psikologis.
Namun, menurut laporan Haaretz, para pejabat militer Israel tetap sangat khawatir bahwa fenomena bunuh diri akan meningkat lebih jauh jika dampak psikologis perang Gaza tidak ditangani secara serius.(sl)