Rezim Zionis
Singapura Sanksi Empat Zionis / Eskalasi Gelombang Sanksi Akademis terhadap Israel
-
Rezim Zionis
Pars Today - Pemerintah Singapura telah memasukkan empat orang Zionis ke dalam daftar sanksinya.
Menurut laporan Pars Today, pemerintah Singapura mengumumkan sanksi terhadap empat warga Israel pada hari Jumat (21/11/2025), menuduh mereka terlibat dalam tindakan ekstremis dan kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat.
Singapura menjatuhkan sanksi keuangan dan larangan masuk kepada empat warga Israel atas keterlibatan mereka dalam tindakan kekerasan terhadap warga Palestina. Singapura menegaskan kembali bahwa permukiman Israel di Tepi Barat adalah ilegal menurut hukum internasional.
Menekankan dukungannya kepada rakyat Palestina, Singapura mengumumkan bahwa mereka menentang segala upaya sepihak untuk mengubah realitas di lapangan melalui tindakan yang ilegal menurut hukum internasional dan mendesak Israel untuk mengekang kekerasan pemukim.
Irlandia menyerukan boikot Israel di kompetisi sepak bola Eropa
Sementara itu, Asosiasi Sepak Bola Irlandia telah memberikan suara mayoritas untuk memboikot Israel di kompetisi sepak bola Eropa.
Asosiasi Sepak Bola Irlandia (FAI) dengan suara mayoritas telah meloloskan mosi yang mewajibkan dewan direksi federasi untuk meminta Uni Sepak Bola Eropa (UEFA) segera menskors Israel dari semua kompetisinya.
Rezim Zionis mungkin menghilang dari peta ilmiah dunia
Sehubungan dengan hal ini, sebuah media berbahasa Ibrani mengungkapkan bahwa gelombang boikot ilmiah dan akademis terhadap para peneliti dan institusi yang berafiliasi dengan rezim Zionis telah meningkat tiga kali lipat dalam dua tahun terakhir, mencapai lebih dari seribu kasus.
Otoritas akademis rezim Zionis menggambarkan situasi saat ini sebagai "periode paling berbahaya dalam sejarah pendidikan tinggi" dan telah memperingatkan "kerusakan jangka panjang" pada struktur akademik dan kemungkinan migrasi paksa para peneliti.
Menurut laporan terbaru dari koran Haaretz, komunitas akademik Israel menghadapi krisis yang mendalam dan belum pernah terjadi sebelumnya di panggung internasional. Krisis ini disertai dengan perluasan sanksi ilmiah yang cepat dan penarikan universitas serta peneliti asing dari kerja sama dengan institusi ilmiah rezim ini.
Laporan ini menyatakan bahwa selama 2 tahun terakhir, lebih dari 40 universitas internasional telah menangguhkan sebagian atau seluruh kerja sama mereka dengan institusi yang berafiliasi dengan rezim Zionis.
Keputusan-keputusan ini terkadang dibuat oleh dewan akademik, dan tidak selalu oleh manajemen universitas, tetapi konsekuensinya telah dengan cepat memengaruhi struktur ilmiah rezim Zionis.(sl)