Peran dan Risalah Wanita; Hijab dan Pakaian (2)
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i26770-peran_dan_risalah_wanita_hijab_dan_pakaian_(2)
Hijab, Apapun Modelnya; Sebagai Faktor Kepribadian Wanita
(last modified 2025-11-11T16:24:37+00:00 )
Nov 26, 2016 21:51 Asia/Jakarta
  • Ayatullah Sayid Ali Khamenei
    Ayatullah Sayid Ali Khamenei

Hijab, Apapun Modelnya; Sebagai Faktor Kepribadian Wanita

Kepribadian wanita ada pada hijabnya. Hijab ini apapun bentuknya, adalah baik. Salah satu modelnya adalah cadur. Salah satunya adalah pakaian wanita Syam. Kalian melihatnya? Ketika tidak ada cadur, sesuatu itu belum lengkap. Salah satu modelnya sebagaimana yang ada di dalam al-Quran:

وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ

Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya...(QS. Nur:31)

Dan baju orang-orang Arab zaman itu yakni menutup dengan kain segi empat dan menjuntai sampai ke punggung mereka dan menutupi sekitar separuh dari badannya. Ini juga salah satu modelnya. Salah satu modelnya lagi adalah Abaya, seperti wanita-wanita Arab yang menutupi kepalanya dengan Abaya. Salah satu modelnya adalah menutupkan kain segi empat di kepalanya, sebuah kerudung, sedikit dari wajahnya, sebatas bulatan wajah. Bukannya lantas semuanya -saya tidak tahu- bagian bawah dagu dan semuanya juga ditampakkan keluar, satu bulatan [wajah] harus kelihatan dan memakai baju yang longgar, ini juga salah satu modelnya. Tentunya menurut saya di antara semua ini dan di antara hal-hal yang biasanya ada, yang lebih memenuhi hijab adalah cadur. Inilah. Namun bukan berarti ketika tidak memakai cadur lantas disebut tidak berhijab. Oleh karena itu saya bersandar pada masalah hijab.

Namun bukan berarti saya meyakini bahwa kepribadian wanita ada pada cadurnya. Tidak. Menurut pandangan kami, kepribadian wanita ada pada hijabnya. Hanya saja, di antara berbagai model hijab yang biasa dipakai di Iran, merupakan model yang terbaik, sebuah hijab yang sempurna. Namun ada sebagian orang yang memakai cadur tapi sejatinya tidak berhijab. Benar ataukah tidak? Memakai cadur tipis, sampai di sini meletakkannya, wajahnya juga didandani, terkadang cadurnya diikatkan pada cadur itu sendiri. Hijab seperti apakah ini? Apakah ini sudah termasuk hijab? Oleh karena itu, kalian jangan menjadikan cadur sebagai parameter karena hal-hal tersebut di atas juga ada di dalamnya, jadikanlah hijab sebagai parameternya. Wanita harus tertutup. (jawaban atas sebuah pertanyaan, 2/3/60)

Hijab; Penjamin kehormatan diri

Sepanjang zaman, ketika kami mengatakan hijab dan iffah [kehormatan diri] selalu ada sekelompok orang yang mengatakan, Agha! Apa urusannya hijab pada iffah. Banyak orang yang memakai hijab tapi tidak punya kehormatan diri, banyak juga orang yang punya kehormatan diri tapi tidak berhijab. Sepanjang zaman, ketika kami menyampaikan kata-kata ini, sampai sekarang ada saja yang mengatakan, padahal kata-kata mereka ini tidak benar. Iffah [kehormatan diri] adalah sesuatu dan hijab adalah sesuatu yang lain. Namun kehormatan diri bukan sesuatu yang tidak bisa didapatkan dan tidak bisa dipengaruhi dan dia juga bukan sebuah batu yang tidak bisa dilukai pada manusia. Iffah seperti semua watak dan karakter manusia, ia memiliki sarana untuk diserang. Salah satu hal yang bisa menjauhkannya dari serangan, dan menjaga kehormatan diri wanita dan kesuciannya, ketakwaannya adalah “tidak memiliki pergaulan yang tidak baik” di lingkungan hidup, lingkungan kerja dan lingkungan sosial.  Pergaulan yang tidak baik yakni pergaulan yang tidak menjaga sisi kebudayaan dan akhlak. Yang bisa membantu menjaga dan mejauhkan hal ini adalah hijab. Hijab dari sisi wanita dan hijab dari sisi pria. Hijabnya pria adalah tidak memandang, hijab yakni penghalang yakni pemisah pada wanita. (dalam seminar peran wanita di tengah-tengah masyarakat di universitas Tarbiyat Moallem, 10/12/1364)

Hijab; Faktor Penghormatan Kepada Wanita dan Simbol Ketakwaan

Masing-masing di mana saja berada, dengan kesucian, ketakwaan dan keberagamaan, gunakanlah kekuatan besar masa muda ini. Tentunya, terkadang ketakwaan memiliki sebuah tuntutan. Misalnya, terkait para wanita kami menilai hijab dan penjagaan wanita yang merupakan penghormatan pada wanita, sebagai simbol ketakwaan. Karena kalian semua berhijab, dan komitmen dengan hijab dan meyakini hijab. Hijab adalah sesuatu yang baik. Sekarang bagaimana hijab ini harus dipenuhi? Tentunya, mungkin saja selera dan pendapat berbeda. (dalam pertemuan bersama para pemuda, 13/11/77)

Beratnya Timbangan Harga Diri dan Penghormatan Wanita Melalui Hijab

Hijab adalah sumber kepribadian dan kebebasan wanita. Berbeda dengan apa yang dipropagandakan secara bodoh dan pandangan lahiriah yang dilakukan oleh para meterialis, [hijab] bukan sumber tawanan wanita. Wanita dengan menanggalkan hijabnya, dengan menelanjangi sesuatu yang diinginkan oleh Allah dan alam darinya untuk menyembunyikannya, sebenarnya ia sedang mengecilkan dirinya, meremehkan dirinya, menurunkan nilai dirinya. Hijab adalah kewibawaan, penilaian wanita, beratnya timbangan harga diri dan kehormatannya. Hal ini harus benar-benar dihargai dan harus disyukuri dan terima kasih kepada Islam karena masalah hijab. Ini adalah bagian dari nikmat ilahi. ( dalam pertemuan bersama para pembaca kidung pujian Ahlul Bait, seluruh negeri, 23/2/1391)

Menjaga Batasan dan Iffah; Tameng Rumah Tangga

Masalah mahram dan non mahram, hijab dan memandang, pergaulan yang tidak sehat dan membahayakan; adalah hal-hal yang benar-benar ditekankan dalam Islam. Di sebagian negara dan tempat-tempat yang jauh dari Islam, hal ini tidak dijaga. Hal ini meski menyebabkan sebuah keterbatasan bagi wanita dan pria, namun Allah menetapkan semua ini untuk menjaga rumah tangga, untuk melanggengkan bangunan penting [rumah tangga] ini. Bila setiap manusia mau memikirkan semua ini, maka dia akan menyaksikan hikmah-hikmah yang sangat besar. (dalam khutbah nikah, 11/12/1377)

Kokohnya Pilar-Pilar Rumah Tangga Dalam Pancaran Hijab

Bila kalian melihat di dalam Islam ada pembahasan mahram dan non mahram, pemisahan wanita dan pria, semua ini bukan masalah kekolotan. Ini merupakan bagian dari dari masalah manusia yang paling detil. Salah satu yang terpenting darinya adalah pilar-pilar rumah tangga akan tetap kokoh. Karena suami dan istri saling merasakan adanya kesetiaan. Tidak dalam posisi saling hasud. Ini adalah masalah yang sangat penting. (dalam khutbah nikah, 15/10/1379) (Emi Nur Hayati)

Sumber: Naghs wa Resalat-e Zan I, Ifaf wa Hejab Dar Sabke Zendegi-e Irani-Eslami

Bargerefteh az bayanat-e Ayatullah al-Udhma Khamenei, Rahbare Moazzam-e Enghelab-e Eslam