Prancis Ingin Minyak Iran-Venezuela Kembali ke Pasar Dunia
Perang Rusia dan Ukraina berlanjut dan menyebakan kenaikan harga energi global. Hal ini menimbulkan kekhawatiran negara-negara dunia terutama Eropa. Prancis baru-baru ini menyerukan kembalinya minyak Iran dan Venezuela ke pasar dunia.
Kantor Kepresidenan Prancis mengumumkan bahwa Paris ingin minyak produksi Iran dan Venezuela kembali masuk ke pasar dunia dan sebuah mekanisme harus disiapkan agar harga minyak tidak terbatas pada produksi minyak Rusia.
Sejak dimulainya perang Ukraina dan pengenaan sanksi Barat yang luas terhadap Rusia, harga energi di pasar dunia telah meningkat menjadi sekitar $120, yaitu dua kali lipat harga tahun lalu.
Kenaikan harga tersebut menyebabkan kenaikan harga produk minyak bumi, termasuk bensin dan bahan baku di dunia, terutama di negara-negara Eropa. Situasi ini telah meningkatkan inflasi di banyak negara di Benua tesebut dan meningkatkan kekhawatiran tentang pasokan bahan bakar pada musim dingin mendatang.
Penerapan kebijakan sanksi di berbagai sektor politik dan ekonomi telah lama digunakan sebagai alat untuk memaksa negara-negara mengikuti kebijakan Barat. Seperti dalam beberapa tahun terakhir, Amerika Serikat telah memberlakukan sanksi luas terhadap ekspor minyak Iran dan Venezuela.
Pemerintah AS telah berusaha untuk mengisolasi Iran dan Venezuela, tetapi kedua negara itu telah mampu mengurangi dampak sanksi melalui berbagai kebijakan ekonomi, termasuk ekonomi perlawanan.
Menurut laporan dari lembaga terkemuka seperti Bank Dunia, Dana Moneter Internasional dan Institut Keuangan Internasional, saat ini, pertumbuhan ekonomi Iran diperkirakan positif dan diperkirakan pada kisaran 2 hingga sekitar 6 persen.
Menteri Perminyakan Republik Islam Iran Javad Owji mengatakan, perkembangan terakhir dan diplomasi energi Iran dengan negara-negara di kawasan dan sekitarnya menunjukkan bahwa sanksi yang menindas terhadap Iran tidak efektif dan tidak menyebabkan gangguan sedikit pun dalam produksi dan ekspor minyak dan produk minyak.
Dunia, lanjutnya, sangat menyadari bahwa Iran sebagai negara pertama dengan total cadangan minyak dan gas bumi mampu menyediakan sebagian besar kebutuhan energi ini bagi masyarakat dunia.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro juga telah mengumumkan bahwa tahun 2021 adalah tahun pertama pertumbuhan ekonomi negara ini sejak dimulainya perang ekonomi terhadap Venezuela, dan beberapa pihak memperkirakan pertumbuhan ekonomi negara ini akan mencapai sebesar 5%.
Keadaan ini menunjukkan bahwa kebijakan sanksi AS terhadap Iran atau Venezuela telah memperburuk masalah di pasar energi internasional, terutama sekarang adanya perang Rusia dan Ukraina dan penghentian ekspor minyak dan gas oleh Rusia, AS dan sekutunya membutuhkan pasokan minyak dari Iran dan Venezuela.
Itulah sebabnya AS telah memulai negosiasi dengan Venezuela untuk memasok minyak ke pasar internasional. Sebuah delegasi AS telah tiba di Venezuela untuk membahas program bilateral.
Kembalinya minyak Iran ke pasar dunia juga menjadi pertimbangan bagi para pejabat Eropa, sampai-sampai Presiden Prancis Emmanuel Macron meminta kembalinya minyak Iran ke pasar dunia.
Kegagalan kebijakan sanksi Barat di bidang energi sekarang semkin lebih jelas, seperti yang ditekankan oleh The Atlantic Council dalam laporan terbarunya bahwa konsep "tekanan maksimum" AS di dunia pada saat kekurangan minyak, dan pemerintah-pemerintah juga sedang berusaha untuk menghindari sanksi, sudah tidak berguna lagi. (PP)