Jan 12, 2023 12:38 Asia/Jakarta

Tentang perkembangan terakhir di beberapa negara Amerika Latin, Evo Morales, mantan Presiden Bolivia, percaya bahwa imperialisme AS sedang menurun, dan itulah sebabnya ia menggunakan kekerasan dan melakukan kudeta di negara-negara kawasan.

Morales menekankan bahwa kebijakan AS di kawasan telah gagal dan hegemoni Washington di Amerika Latin telah hilang.

Morales mengatakan, Ketika situasi sebuah imperium memburuk, ia menggunakan kekerasan dan ketika kehilangan hegemoninya, ia menggunakan senjata dan peluru. Amerika Serikat merencanakan kudeta di negara-negara Amerika Latin.

Evo Morales, mantan Presiden Bolivia

Peringatan Morales didasarkan pada perkembangan terkini di negara-negara Amerika Latin, terutama tindakan terhadap pejabat dan presiden progresif atau sayap kiri dengan tujuan pembunuhan fisik atau mencopot mereka dari jabatannya.

Menurut Morales, Washington meluncurkan kudeta yudisial bulan lalu terhadap Cristina Kirchner, Wakil Presiden Argentina, diikuti oleh kudeta parlementer di Peru, dan sekarang mencoba melakukan kudeta di Brasil.

Evo Morales sendiri terpaksa mundur pada 2019 menyusul protes jalanan dan di bawah tekanan tentara Bolivia, dalam aksi kudeta yang didukung Washington.

Amerika Serikat selalu menganggap Amerika Latin sebagai halaman belakangnya sejak awal abad ke-19 dalam kerangka Doktrin Monroe.

Doktrin Monroe menganggap setiap intervensi kekuatan asing dalam politik benua Amerika sebagai tindakan yang berpotensi bermusuhan terhadap Amerika Serikat dan telah memberikan alasan bagi Washington untuk melakukan kontrol atas Amerika Latin.

Mengacu pada Doktrin Monroe, John Bolton, mantan Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat, dengan jelas menganggap Amerika Latin sebagai wilayah pengaruh pribadi Washington dan mengatakan, Amerika Serikat memiliki hak untuk mencampuri urusan dalam negeri negara-negara Amerika Latin demi mencapai tujuan dari Doktrin Monroe.

Tentang perkembangan terakhir di beberapa negara Amerika Latin, Evo Morales, mantan Presiden Bolivia, percaya bahwa imperialisme AS sedang menurun, dan itulah sebabnya ia menggunakan kekerasan dan melakukan kudeta di negara-negara kawasan.

Sebenarnya, Washington masih menganggap dirinya sebagai penjaga dan pemilik Amerika Latin, dan untuk alasan ini, selalu menempatkan pendekatan permusuhan dan mencoba untuk menggulingkan para pemimpin dan pemerintah sayap kiri di kawasan ini, yang bertindak bertentangan dengan keinginan dan kepentingan Washington sebagai prinsip kebijakannya.

Pendekatan ini dianggap sebagai tanda sifat Amerika yang arogan dan mendominasi. Namun, penerapan pendekatan ini di Venezuela, Kuba, Nikaragua dan Bolivia telah menghadapi kegagalan yang jelas, dan pada saat yang sama, sekarang digunakan di negara-negara seperti Meksiko, Kolombia, Brasil, Argentina, dan Chili yang juga memiliki presiden sayap kiri dan bertindak bertentangan dengan keinginan Washington.

Para pemimpin baru Amerika Latin ini ingin agar AS menahan diri untuk tidak melanjutkan kebijakan intervensionisnya di kawasan ini.

Amerika Serikat, khususnya pada masa Perang Dingin, dalam rangka menghadapi Uni Soviet dan dengan dalih menghadang penyebaran komunisme, dengan bantuan para panglima angkatan darat sejumlah negara Amerika Latin melancarkan kudeta di negara-negara tersebut, termasuk Chili, Guatemala, dan Argentina.

Selain itu, Washington selalu menerapkan kebijakan permusuhan terhadap negara-negara progresif di Amerika Latin, termasuk Venezuela, Kuba, dan Nikaragua, dan telah menjatuhkan sanksi paling berat terhadap mereka.

Pada periode pasca-Perang Dingin, terutama pada masa kepresidenan mantan Presiden Donald Trump, Amerika Serikat melakukan upaya ekstensif untuk melemahkan dan menggulingkan politisi dan pemerintah sayap kiri di Amerika Latin, terutama dengan menjatuhkan sanksi paling berat, tetapi menghadapi kegagalan berulang.

Sekarang sekali lagi kaum kiri telah berkuasa di beberapa negara penting di kawasan ini atau mereka masih tetap berkuasa, kaum kiri telah berdiri untuk saling mendukung melawan tekanan Amerika dan agen-agen internal mereka.

Amerika Serikat

Terlepas dari fakta-fakta ini, tetapi sejalan dengan kelanjutan dominasi dan hegemoni lama atas Amerika Latin, Washington terus mengejar kebijakan yang bermusuhan dan subversif terhadap presiden dan pemerintah progresif yang menentang dominasi dan hegemoni Amerika Serikat di Amerika Latin, yang menjatuhkan sanksi dan melakukan kudeta adalah salah satu tindakan ini.

Peringatan Evo Morales, mantan Presiden Bolivia, juga telah disampaikan terkait masalah ini.(sl)

Tags