AS Memperdalam Perang Ukraina dengan Mengirimkan Senjata Jarak Jauh
(last modified Mon, 06 Feb 2023 04:08:43 GMT )
Feb 06, 2023 11:08 Asia/Jakarta

Kementerian Pertahanan AS mengumumkan pada hari Jumat (03/02/ 023), bahwa paket senjata baru negara itu senilai $2,2 miliar yang akan dikirim ke Ukraina mencakup roket jarak jauh dengan kemampuan penargetan presisi yang hampir menggandakan jangkauan serangan pasukan Ukraina terhadap pasukan Rusia.

Juru bicara Pentagon Patrick Ryder mengatakan paket itu termasuk Ground-Launched Small Diameter Bomb (GLSDB) atau bom berdiameter rendah yang diluncurkan dari darat, yang dapat menargetkan posisi dan cadangan militer Rusia hingga 150 kilometer jauhnya. Ini memberi pasukan Ukraina kemampuan jarak jauh... dan memungkinkan mereka beroperasi untuk mempertahankan negara mereka serta merebut kembali wilayah mereka.

Roket yang diluncurkan dari darat ini memberi pasukan Ukraina kemampuan untuk menyerang di mana saja di wilayah Donbass, Zaporizhia, Kherson, dan bagian utara Krimea yang diduduki Rusia.

Senjata Barat untuk Ukraina

Senjata ini dapat mengancam jalur pasokan utama, depot senjata, dan pangkalan udara Rusia.

Volodymyr Zelensky, Presiden Ukraina, menyambut baik keputusan Washington ini Zelensky menulis dalam sebuah tweet, "Semakin jauh senjata kita dan semakin mobile pasukan kita, semakin cepat agresi biadab Rusia akan berakhir."

Ukraina sudah lama meminta senjata jarak jauh dari Amerika untuk bisa menyasar posisi Rusia di luar roket HIMARS yang memiliki jangkauan 80 kilometer.

Tampaknya pada malam tahun pertama perang di Ukraina, api perang yang merusak ini akan berkobar alih-alih padam karena kebijakan destruktif Barat, yang telah mengirimkan bantuan militer dan senjata terbesar dan belum pernah terjadi sebelumnya ke Ukraina.

Terlepas dari slogannya tentang perlunya mengakhiri perang di Ukraina, Amerika Serikat sebenarnya telah mengambil pendekatan untuk memperdalam dan memperluas perang ini dengan tujuan melemahkan dan melibatkan Rusia sebanyak mungkin.

Dengan cara ini, kebijakan mendorong dan menekan sekutu Barat, terutama yang Eropa untuk meningkatkan sebanyak mungkin pengiriman bantuan militer dan senjata ke Ukraina.

Contoh terbaru dan penting di antaranya adalah pengiriman tank tempur besar dari negara-negara Eropa, termasuk Jerman, ke Ukraina.

Tentu saja, beberapa pemimpin Eropa, terutama Kanselir Jerman Olaf Scholz, sangat prihatin dengan perluasan ruang lingkup perang ke Rusia dan reaksi serius Moskow terhadap masalah ini.

Kementerian Pertahanan AS mengumumkan pada hari Jumat (03/02/ 023), bahwa paket senjata baru negara itu senilai $2,2 miliar yang akan dikirim ke Ukraina mencakup roket jarak jauh dengan kemampuan penargetan presisi yang hampir menggandakan jangkauan serangan pasukan Ukraina terhadap pasukan Rusia.

Dia mengklaim kesepakatan dengan presiden Ukraina untuk tidak menggunakan senjata yang dikirim oleh Barat untuk menyerang wilayah Rusia.

Menanggapi pertanyaan apakah ada kesepakatan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk tidak menggunakan senjata Barat untuk menyerang wilayah Rusia dan menggunakan senjata ini hanya di dalam wilayah Ukraina, Scholz mengatakan, Ada konsensus tentang masalah ini.

Ungkapan ini disampaikan ketika tindakan baru AS untuk mengirim senjata ofensif jarak jauh ke Ukraina, yang dilakukan justru dengan tujuan memperdalam cakupan konflik militer, bertentangan dengan klaim Kanselir Jerman ini.

Pada saat yang sama, Rusia, yang memantau dengan cermat gerakan politik dan militer Barat, telah memberikan peringatan serius tentang kemungkinan tindakan Ukraina untuk menyerang Krimea, yang pasti akan disertai dengan dukungan militer, senjata, dan intelijen NATO.

Dmitry Medvedev, Wakil Dewan Keamanan Nasional Rusia memperingatkan tentang tindakan Ukraina untuk menyerang semenanjung Krimea dan menulis dalam tweet, "Hukum internasional menghormati keinginan rakyat. Krimea adalah Rusia. Menyerang Krimea berarti menyerang Rusia dan mengintensifkan konflik."

Dia menyarankan pihak berwenang Ukraina untuk memahami bahwa serangan terhadap Krimea akan ditanggapi dengan "balas dendam yang tak terelakkan" dari Rusia dan dengan senjata apa pun.

Peringatan dari Moskow ini dan penekanan bahwa serangan ke Krimea akan dibalas dengan senjata apa pun dapat dianggap sebagai peringatan serius dari Rusia tentang penggunaan senjata nuklir sebagai tanggapan atas serangan Ukraina ke Krimea.

Pemandangan Krimea

Karena dalam doktrin nuklir Rusia, ditekankan bahwa ancaman terhadap integritas teritorial negara itu akan ditanggapi dengan respons nuklir, dan otoritas Rusia telah berulang kali menyatakan Krimea sebagai bagian integral dari wilayah Rusia.

Pada saat yang sama, dukungan ekstensif Washington untuk Kiev memainkan peran yang tak terbantahkan dalam ancaman Ukraina baru-baru ini dalam konteks serangan mendalam terhadap Rusia dan serangan terhadap Krimea.(sl)