Putin Menyebut Serangan Balik Ukraina yang Direncanakan Barat, Gagal
Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengumumkan dimulainya serangan balik Ukraina, tetapi dia menekankan bahwa pasukan negara itu tidak mencapai tujuan mereka di medan perang mana pun.
Putin mengatakan, Dapat dikatakan dengan pasti bahwa serangan balik telah dimulai dan masalah ini jelas melalui penggunaan cadangan strategis Kiev.
Presiden Rusia menyatakan, Mengenai apakah (serangan balik) telah gagal atau tidak, saya dapat mengatakan bahwa semua upaya serangan balik yang telah dilakukan sejauh ini telah gagal, tetapi kemampuan ofensif pasukan rezim Kiev masih utuh.
Sambil menekankan bahwa penyebab tragedi saat ini di Ukraina tidak lain adalah akibat dari peristiwa beberapa tahun terakhir, Putin menempatkan tanggung jawab penuh atas bencana ini pada rezim yang berkuasa di Kiev, yang menurutnya berkuasa melalui kudeta.
Penekanan Presiden Rusia pada kekalahan serangan balik Ukraina, yang dijanjikan beberapa bulan lalu oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, menunjukkan bahwa pendekatan Barat, terutama Amerika Serikat, untuk mengubah persamaan militer dalam perang di Ukraina melalui penerapan serangan balik di beberapa front telah gagal.
Pada saat yang sama, pemerintah Kiev telah menolak rencana perdamaian yang diajukan oleh negara-negara seperti Cina dan Indonesia untuk mengakhiri perang berdarah saat ini di Ukraina.
Meskipun Kiev telah mengumumkan tujuan serangan baliknya adalah untuk "merebut kembali wilayah pendudukan dari Rusia", laporan yang diterbitkan bahkan di media Barat menunjukkan bahwa serangan balik ini diperkirakan tidak akan mengubah perhitungan perang secara serius.
Sekitar tiga minggu lalu, situs Amerika Politico mengutip pejabat negara ini, melaporkan bahwa Gedung Putih sedang merencanakan kemungkinan konflik antara Ukraina dan Rusia akan berubah menjadi "Perang Beku" karena tidak memiliki banyak harapan untuk serangan balik Ukraina.
"Perang Beku" mengacu pada situasi di mana konflik bersenjata antara kedua belah pihak telah berakhir, tetapi tidak ada perjanjian damai atau mekanisme politik lain yang dibuat yang dapat menyelesaikan ketegangan antara pihak yang bertikai, dan perang dapat dimulai lagi kapan saja.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengumumkan dimulainya serangan balik Ukraina, tetapi dia menekankan bahwa pasukan negara itu tidak mencapai tujuan mereka di medan perang mana pun.
Media Amerika ini menulis, Kemungkinan ini tampaknya lebih nyata, terutama karena sikap di Gedung Putih bergerak ke arah bahwa serangan balik Ukraina tidak akan memberikan pukulan nyata bagi Rusia.
Sebenarnya, salah satu alasan utama pendekatan menghasut perang Ukraina dan desakannya untuk melanjutkan perang yang sia-sia adalah dorongan langsung dan tidak langsung dari Amerika Serikat, serta bantuan ekstensif dari Barat, terutama Amerika Serikat, ke Ukraina untuk kelanjutan pertempuran dengan tujuan mengusir pasukan Rusia dari empat provinsi negara ini.
Pada dasarnya, jika proses berkelanjutan bantuan militer dan senjata barat ke Ukraina dikurangi atau dihentikan, pemerintah pro-Barat di Kiev tidak akan mungkin melanjutkan Perang Ukraina.
Ini adalah masalah yang juga ditekankan oleh pejabat senior Barat.
Josep Borrell, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa mengatakan, Jika negara-negara Barat menghentikan bantuan senjata mereka ke Ukraina, Kiev akan menyerah dalam beberapa hari dan perang akan berakhir.
Tentu saja, Borrell menyatakan keraguan bahwa perdamaian semacam ini akan sejalan dengan kepentingan Barat dan mengatakan bahwa bantuan ke pihak Ukraina perlu dilanjutkan.
Dengan demikian, harus dikatakan bahwa tidak ada prospek akhir perang di Ukraina saat ini, dan sejalan dengan kepentingan dan tujuan anti-Rusia di Barat, diharapkan Washington dan Brussel akan terus mengobarkan api perang dengan darah.
Perang yang kerusakannya disebabkan oleh hancurnya bendungan Nova Kakhovka di Provinsi Kherson dan menenggelamkan banyak daerah, desa dan kota di tenggara Ukraina, kini telah memasuki babak baru.(sl)