Barat Menekan, Aljazair Tetap Mendukung Rusia
Selama kunjungannya ke Moskow, ibu kota Rusia, Presiden Aljazair mengatakan dalam pertemuan dengan mitranya dari Rusia, "Pemerintah Aljazair mendapat tekanan dari negara-negara Barat untuk tidak bekerja sama dengan Rusia."
Abdelmadjid Tebboune, Presiden Aljazair menyatakan dalam pertemuan ini pada hari Kamis (15/06/2023), Tekanan Barat tidak berpengaruh pada dukungan Aljazair untuk Rusia, dan kedua negara menyaksikan hubungan mereka semakin dalam.
Pernyataan Abdelmajid Tebboune tentang tekanan Barat pada Aljazair untuk menjauh dari Rusia, sementara dua minggu lalu surat kabar El Khabar, yang diterbitkan di Aljazair, mengutip beberapa sumber terpercaya dan menulis, Badan intelijen Prancis, Maroko dan rezim Zionis mengadakan pertemuan dengan tujuan menciptakan kekacauan di Aljazair.
Presiden Rusia Vladimir Putin juga mengatakan dalam pertemuan dengan mitranya dari Aljazair, Hubungan dengan Aljazair adalah ‘penting’ dan ‘strategis’ untuk Moskow.
Dalam kaitan ini, Putin menyinggung penandatanganan perjanjian ‘kemitraan strategis komprehensif’ antara kedua negara dan menilainya sangat berharga untuk memperluas hubungan kedua belah pihak.
Aljazair adalah importir senjata Rusia terbesar ketiga di dunia. Negara ini juga merupakan mitra dagang terbesar kedua Rusia di Afrika dengan volume perdagangan hampir tiga miliar dolar pada tahun 2021.
Dengan cadangan terbukti setara dengan 11,8 miliar barel minyak, Aljazair menempati urutan ke-14 dunia dalam hal memiliki cadangan minyak.
Mengacu pada keanggotaan dua negara di OPEC+, Vladimir Putin menekankan bahwa upaya Rusia dan Aljazair, bersama dengan faktor lainnya, berkontribusi besar terhadap stabilitas pasar energi global.
Presiden Aljazair memulai kunjungan resmi tiga harinya ke Rusia pada Selasa (13/6) untuk membahas penguatan kerja sama bilateral.
Kegagalan Barat untuk mengisolasi Rusia
Kunjungan Presiden Aljazair ke Rusia dinilai sebagai perjalanan penting dan simbolis saat ini.
Meskipun tekanan yang meningkat dari Barat, terutama Amerika Serikat, untuk mengurangi tingkat hubungan dengan negara lain, terutama negara-negara yang memiliki hubungan luas dengan Moskow sejak pecahnya perang Ukraina, upaya ini gagal.
Tujuan Barat adalah untuk mengintensifkan isolasi Rusia dan memutuskan hubungan tradisionalnya dengan negara-negara yang sebelumnya memiliki hubungan baik dengan Moskow.
Selama kunjungannya ke Moskow, ibu kota Rusia, Presiden Aljazair mengatakan dalam pertemuan dengan mitranya dari Rusia, "Pemerintah Aljazair mendapat tekanan dari negara-negara Barat untuk tidak bekerja sama dengan Rusia."
Terlepas dari negara-negara seperti India, yang sekarang dianggap sebagai ekonomi baru dan memainkan peran yang semakin meningkat dalam ekonomi dan politik dunia, dan telah memelihara hubungan yang luas dengan Rusia, negara-negara seperti Aljazair dan bahkan Mesir, yang dianggap sebagai sekutu Barat, tidak menyerah pada tekanan Washington dan bersikeras untuk melanjutkan dan bahkan mengembangkan hubungan mereka dengan Moskow di berbagai bidang.
Menurut Yuri Ushakov, penasihat Putin, Negara-negara Afrika berada di bawah tekanan kuat dari Barat, tetapi meskipun demikian, sebagian besar negara akan berkumpul di pertemuan Rusia-Afrika.
Hal yang patut dicatat adalah bahwa Aljazair, yang memiliki hubungan yang luas dengan Uni Soviet dan kemudian Rusia sejak kemerdekaannya, ingin mempertahankan hubungan tersebut saat ini dengan mempertimbangkan kepentingan nasionalnya.
Presiden Aljazair menekankan dalam hal ini, Hubungan kedua negara tidak berubah sejak 60 tahun yang lalu dan Aljazair selalu mendukung Rusia. Berkat dukungan Rusia, Aljazair dapat mempertahankan kemerdekaannya, dan Rusia telah membantu Aljazair dengan senjata dalam situasi sulit.
Salah satu isu penting yang ditekankan Putin dalam negosiasinya dengan presiden berbagai negara, termasuk presiden Aljazair, adalah upaya untuk mengurangi peran dolar dalam pertukaran ekonomi, komersial, dan keuangan antarnegara.
Terkait hal tersebut, Putin dalam pertemuannya dengan Tebboune membahas perluasan pertukaran dengan mata uang kedua negara.
Kantor Presiden Rusia mengumumkan dalam sebuah pernyataan, Upaya untuk memperluas pertukaran dengan mata uang nasional untuk melindungi pertukaran bilateral dari pengaruh negara ketiga dan perkembangan negatif yang terkait dengan pasar pertukaran internasional adalah salah satu topik yang dibahas antara kepala dari kedua negara.
Mempertimbangkan bahwa sebagian besar perdagangan dunia sekarang dilakukan dalam dolar, Washington menggunakan ini sebagai alat tekanan untuk menyerang negara saingan dan musuhnya.
Penggunaan dolar secara instrumental oleh AS, yang terjadi dalam bentuk sanksi unilateral dan sekunder, selalu menjadi salah satu kritik terpenting terhadap sistem moneter dan keuangan dunia saat ini.(sl)