Rusia dan Aljazair Bahas Upaya Tinggalkan Dolar dan Euro
https://parstoday.ir/id/news/world-i147802-rusia_dan_aljazair_bahas_upaya_tinggalkan_dolar_dan_euro
Presiden Rusia Vladimir Putin selama pertemuannya dengan Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune menegaskan urgensi perluasan penggunaan mata uang nasional kedua negara dalam transaksi internasional.
(last modified 2025-09-18T07:54:19+00:00 )
Jun 16, 2023 14:17 Asia/Jakarta
  • Rusia dan Aljazair Bahas Upaya Tinggalkan Dolar dan Euro

Presiden Rusia Vladimir Putin selama pertemuannya dengan Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune menegaskan urgensi perluasan penggunaan mata uang nasional kedua negara dalam transaksi internasional.

Pada hari Selasa, Presiden Republik Aljazair, Abdelmadjid Tebboune memulai kunjungan resminya selama tiga hari ke Rusia atas undangan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Aljazair adalah pengekspor gas alam pertama di Afrika dan ketujuh di dunia. Negara ini juga merupakan importir senjata Rusia terbesar ketiga di dunia dan mitra dagang terbesar kedua Rusia di Afrika dengan volume hampir tiga miliar dolar pada tahun 2021.

Kantor Presiden Rusia dalam sebuah pernyataan hari Kamis (15/6/2023) mengumumkan bahwa upaya untuk memperluas penggunaan mata uang nasional untuk melindungi transaksi bilateral dari pengaruh negara ketiga dan perkembangan negatif yang terkait dengan transaksi internasional menjadi salah satu topik yang dibahas antara pemimpin kedua negara.

Abdelmadjid Tebboune dalam pertemuan dengan Putin mengatakan, "Ada tekanan internasional, tetapi tekanan ini tidak akan pernah mempengaruhi hubungan antara Aljazair dan Rusia, yang telah berakar sejak 60 tahun yang lalu."

Presiden Aljazair ingin mempercepat proses negaranya bergabung dengan organisasi BRICS dengan tujuan meninggalkan dolar dan euro. tindakan ini memiliki manfaat yang sangat luas bagi perekonomian Aljazair.

Sebelumnya, Georgy Borisenko, Duta Besar Rusia di Kairo, juga mengumumkan bahwa Mesir juga telah mengajukan diri untuk bergabung dengan kelompok BRICS.

Pada tahun 2009, negara-negara berkembang di dunia mencoba untuk membangun serikat ekonomi untuk kerja sama tanpa kehadiran kekuatan Barat, yang disebut BRICS.

Dengan menjadi pemimpin kelompok BRICS, Cina dan Rusia berusaha mengakhiri dominasi dolar dan kekuatan ekonomi Barat dalam hubungan perdagangan mereka.

Seiring berjalannya waktu, negara-negara berkembang lainnya juga tertarik untuk menjadi anggota organisasi ekonomi ini.(PH)