Da Silva Protes Ancaman Eropa terkait Penandatanganan Mercosur
Presiden Brasil menilai permintaan baru Uni Eropa untuk menandatangani perjanjian dengan Mercosur (Pasar Umum Amerika Selatan) sebagai "ancaman" dan menekankan "hutang sejarah" di pundak kekuatan besar Eropa karena memulai revolusi industri dan polusi yang dihasilkannya.
Lula da Silva, Presiden Brasil mengatakan dalam pidatonya di Forum Perjanjian Keuangan Global Baru di Paris, Kekuatan besar Eropa, yang menciptakan revolusi industri, memiliki hutang sejarah karena mereka mencemari planet ini, dan negara-negara ini yang harus mengambil langkah-langkah perlindungan untuk membiayai lingkungan di negara-negara berkembang seperti Brasil.
Pasar Umum Amerika Selatan (Mercosur) saat ini memiliki enam anggota utama, yang terakhir adalah Venezuela, yang diterima sebagai anggota penuh organisasi ini pada tahun 2005.
Tujuan Mercosur adalah memfasilitasi perdagangan dan memfasilitasi arus barang, uang, dan orang antarnegara anggota.
Selama beberapa tahun, blok ekonomi ini telah menandatangani perjanjian dengan negara-negara UE untuk memperluas perdagangan dan memperbaiki kondisi ekonomi.
Setelah banyak konsultasi, Mercosur akhirnya menandatangani kesepakatan dengan Uni Eropa pada 2019, setelah 20 tahun negosiasi, untuk memperluas pertukaran ekonomi, tetapi karena kekhawatiran Eropa terkait kebijakan lingkungan Jair Bolsonaro, Presiden Brasil saat itu, perjanjian ini tidak mencapai persetujuan akhir.
Dengan Lula kembali berkuasa di Brasil untuk masa jabatan ketiga sebagai presiden, sikap pemerintah Brasil telah berubah.
Namun tuntutan lingkungan Eropa dalam dokumen yang dilampirkan pada perjanjian ini telah mengurangi semangat blok Amerika Selatan.
Eropa tidak hanya mengusulkan perubahan sejalan dengan kebijakan lingkungan, tetapi juga mempertimbangkan hukuman karena tidak memenuhi komitmen ini.
Protokol tambahan telah mengusulkan perubahan dalam kebijakan sektor perdagangan dan pembangunan berkelanjutan, yang mencakup serangkaian kewajiban dalam masalah lingkungan, dan sanksi akan diterapkan jika ada negara yang tidak mematuhinya.
Prancis adalah pengusul protokol tambahan, dan sejauh ini posisi dan desakannya telah mencegah ratifikasi Mercosur.
Presiden Brasil menilai permintaan baru Uni Eropa untuk menandatangani perjanjian dengan Mercosur (Pasar Umum Amerika Selatan) sebagai "ancaman" dan menekankan "hutang sejarah" di pundak kekuatan besar Eropa karena memulai revolusi industri dan polusi yang dihasilkannya.
Menteri pertanian Prancis baru-baru ini mengatakan bahwa Paris dapat menyetujui perjanjian perdagangan bebas antara negara-negara UE dan Mercosur jika adil dalam hal standar lingkungan.
Kini, Da Silva, sembari menekankan kesiapan dan keinginan besarnya untuk mencapai kesepakatan dengan Uni Eropa, menegaskan bahwa protokol tambahan yang dirancang oleh Uni Eropa tidak memungkinkan kesepakatan tersebut dilakukan.
Da Silva mengungkapkan pandangannya di hadapan Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang merupakan salah satu penentang utama perjanjian yang ditandatangani pada 2019.
Presiden Brasil pun menyampaikan pengaduannya mengenai hal ini kepada ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen.
Dalam pengaduannya, Da Silva menegaskan bahwa rasa saling percaya, bukan ketidakpercayaan dan sanksi, adalah praduga yang harus ada di antara mitra strategis.
Negara-negara Eropa, dan Prancis sebagai pemimpinnya, percaya bahwa negara-negara Amerika Latin tidak menghormati perjanjian iklim Paris dan pembatasan lingkungan dan kesehatan yang diberlakukan Eropa pada produsen, dan ini akan meningkatkan produksi dengan harga yang wajar.
Terkait hal tersebut, belum lama ini para petani dan peternak Prancis menyatakan keprihatinannya atas masuknya produk pertanian Amerika Selatan ke pasar Eropa dengan standar produksi yang lebih rendah.
Arnaud Rousseau, Ketua Persatuan Pertanian Prancis mengatakan dalam hal ini, Perjanjian ini dalam bentuknya yang sekarang akan membuka jalan bagi impor beberapa ratus ton gula, etanol, daging sapi, unggas, dan jagung. Situasi seperti itu akan menyebabkan hilangnya persaingan dan akan menyebabkan penurunan produksi di Prancis.
Tampaknya negara-negara Eropa, yang telah menjadi pencemar utama lingkungan selama beberapa dekade, mencoba menekan negara-negara Amerika Selatan untuk menandatangani protokol tambahan Mercosur dengan dalih mematuhi perjanjian perubahan iklim Paris.(sl)