Aug 31, 2023 12:52 Asia/Jakarta

Menjelang kunjungan ke Beijing, Menteri Luar Negeri Inggris mengatakan, "Tidak ada masalah penting dunia yang bisa diselesaikan tanpa peran Cina."

James Cleverly adalah Menteri Luar Negeri Inggris pertama yang mengunjungi Cina dalam lima tahun terakhir. Menurutnya penting untuk mengatur hubungan Inggris dengan Cina.

Setelah meninggalkan Uni Eropa, Inggris berusaha untuk bertindak independen dari organisasi ini, tetapi berusaha memainkan peran dalam perkembangan internasional seiring dengan kebijakan Amerika Serikat.

Brexit

Oleh karena itu, Menteri Luar Negeri Inggris melakukan perjalanan ke Beijing dalam situasi di mana hubungan Cina dengan Amerika bahkan Inggris sedang tidak berada pada level yang baik.

Pernyataan James Cleverly mengenai pengelolaan hubungan Inggris dengan Cina rupanya mengarah pada masalah ini, di mana London sedang mencoba mengadopsi strategi yang berbeda dari AS dalam menghadapi Cina.

Namun pada saat yang sama, Inggris secara serius mengikuti kebijakan memberikan tekanan kepada Cina dengan mencoba memperkuat kerja sama militer dengan Jepang dan Australia serta Amerika.

Li Shihuang, seorang pakar hubungan internasional mengatakan, Meskipun kebijakan Inggris sejalan dengan Amerika Serikat, kedua belah pihak tidak dapat mengabaikan peningkatan kekuatan Cina di bidang transformasi internasional. Sekalipun demikian, kebijakan umum Washington dan London adalah berupaya menempatkan Cina pada jalur kebijakan dan program regional dan globalnya, yang tentunya tidak memasukkan Tiongkok dalam format ini.

Dari sudut pandang Inggris, permasalahan penting global mulai dari perubahan iklim hingga pencegahan epidemi virus Corona, ketidakstabilan ekonomi global hingga isu senjata nuklir tidak dapat diselesaikan tanpa partisipasi Cina.

Sementara dari sudut pandang Beijing, Barat adalah pihak yang paling bertanggung jawab dan penyebab berbagai masalah yang disebutkan di tingkat global negara-negara Timur termasuk Cina, Rusia dan Iran sedang mencoba menyelesaikan krisis internasional sesuai dengan keadilan global dengan membentuk organisasi internasional termasuk BRICS.

Menjelang kunjungan ke Beijing, Menteri Luar Negeri Inggris mengatakan, "Tidak ada masalah penting dunia yang bisa diselesaikan tanpa peran Cina."

Dalam situasi di mana dunia Barat khawatir mengenai penanganan krisis global dari Timur, negara-negara Barat mengakui pentingnya Cina secara global untuk meyakinkan Beijing agar memainkan peran yang disebut sebagai raksasa global dan sejalan dengan mereka.

Pernyataan Menteri Luar Negeri Cina bahwa karena luas, sejarah, dan kepentingan global Cina tidak dapat diabaikan, tetapi hal ini disertai dengan tanggung jawab di panggung dunia, menegaskan fakta ini.

Pada saat yang sama, dari sudut pandang Cina, sikap bertanggung jawab antara Inggris dan Amerika berbeda.

Abolfazl Zohrehvand, seorang pakar masalah internasional mengatakan dalam hal ini, Barat mendefinisikan tanggung jawab global berdasarkan sudut pandang mereka sendiri dan mencoba untuk membuat pihak lain berperan dalam kerangka ini, sementara dalam perdebatan masalah iklim yang dilakukan oleh pemerintah Amerika pada masa Trump, ia menarik diri dari perjanjian tersebut dan sebaliknya Cina mencoba mengambil peran. Oleh karena itu, tampaknya tidak mungkin Cina ingin mengoordinasikan kebijakan dan rencananya mengenai isu-isu internasional dengan Inggris dan Amerika.

Bagaimanapun, Menteri Luar Negeri Inggris sedang melakukan perjalanan ke Beijing sementara tingkat hubungan bilateral mengalami penurunan drastis.

Campur tangan Inggris dalam urusan Hong Kong dan Taiwan telah berkali-kali memicu kemarahan Cina.

Hong Kong

Namun, dari sudut pandang Tian Dion, peneliti di Institute of European Studies di Chinese Academy of Social Sciences, perjalanan Cleverly ke Cina dapat berdampak positif pada peningkatan hubungan antara Beijing dan London, tetapi mengingat posisi baru Cina dalam sistem internasional, tampaknya peningkatan hubungan antara Beijing dan London bergantung pada koreksi kesalahan Inggris, termasuk terhadap Hong Kong.

Pasalnya, London terus memanfaatkan isu Hong Kong dan bahkan Taiwan sebagai alat tekanan terhadap Cina, yang berulang kali disebut Beijing sebagai garis merahnya.(sl)

Tags