Mencermati Kunjungan Presiden Cina ke Washington
Dalam pertemuannya dengan Presiden AS Joe Biden di San Francisco, California, Presiden Cina Xi Jinping menekankan, “Washington dan Beijing harus bekerja sama untuk menyelesaikan perbedaan pendapat mereka, menghormati garis merah dan prinsip masing-masing, dan menghindari tindakan provokatif.”
Dalam pertemuan tersebut, Xi Jinping menyampaikan harapannya agar Amerika Serikat membatalkan sanksi sepihak terhadap Cina dan memberikan lingkungan bisnis yang menguntungkan bagi perusahaan-perusahaan Cina.
Meski dari sudut pandang Beijing, kunjungan Xi ke Amerika dan pertemuan dengan Biden adalah hal yang biasa, tapi para pejabat Amerika berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan pertemuan ini sebagai perkembangan penting dan menonjol dalam hubungan bilateral.
Tentu saja hal ini dieksploitasi secara politik sedemikian rupa oleh Partai Demokrat yang berkuasa Gedung Putih.
Karena Amerika Serikat, yang menganggap dirinya sebagai negara adidaya dunia, tampaknya tidak mampu menyelesaikan banyak permasalahan global dan mempengaruhinya, dan meskipun mencoba untuk mengabaikan posisi Cina untuk memajukan permasalahan regional dan dunia, termasuk krisis Ukraina, ternyata Washington membutuhkan kerja sama dan dukungan Cina.
Karena negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, terjebak dalam krisis ini dan tidak dapat melanjutkannya.
Lee Su Xuan, pakar masalah politik mengatakan tentang hal ini, Joe Biden seperti seseorang yang sangat membutuhkan pertemuan dengan Xi Jinping untuk keluar dari kebuntuan dan kebingungan. Oleh karena itu kalangan politik yang berafiliasi dengan pemerintah AS dan Partai Demokrat sebelum dan sesudah perjalanannya ke AS, mereka banyak mengiklankannya dan berusaha menunjukkannya sebagai pencapaian penting bagi Biden.
Pada saat yang sama, menurut laporan yang dipublikasikan, Presiden Cina, dalam pertemuannya dengan Biden, menunjukkan poin-poin penting mengenai sensitivitas teritorial, ekonomi, dan perdagangan Cina dan menekankan bahwa masalah Taiwan adalah isu panas di Beijing dan Washington harus menghindarinya.
Mengenai keinginan kuat Biden untuk bertemu dengan Xi, beberapa analis tidak menolak pandangan bahwa ia telah bertindak dalam kerangka kebijakan Washington untuk mengatur perilaku dan kinerja Beijing.
Karena perilaku militer dan politik AS baru-baru ini terhadap Cina telah membuat marah negara ini dan membuat jarak antara Washington dan Beijing semakin jauh.
Dalam pertemuannya dengan Presiden AS Joe Biden di San Francisco, California, Presiden Cina Xi Jinping menekankan, “Washington dan Beijing harus bekerja sama untuk menyelesaikan perbedaan pendapat mereka, menghormati garis merah dan prinsip masing-masing, dan menghindari tindakan provokatif.”
Dari sudut pandang Washington, kelanjutan proses ini dapat menghambat kesepahaman global dengan Beijing untuk menyelesaikan krisis regional dan global.
Seorang pakar hubungan Internasional Cina mengatakan, Cina tahu betul bahwa Washington tidak loyal terhadap komitmennya terhadap Beijing dan hanya mencari cara untuk melawan Cina, yang tujuan akhirnya adalah mencoba membendung negara ini dan mengendalikan perilakunya. Sementara Cina telah menunjukkan dalam praktiknya bahwa mereka bertindak secara independen dan dalam kerangka kepentingan nasionalnya.
Bagaimana pun, sikap juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina yang mengecam pernyataan Presiden AS yang kembali menyebut Presiden Cina sebagai diktator, secara serius menunjukkan bahwa pandangan dan sikap Amerika terhadap Beijing tidak berubah dan masih menganggap Cina sebagai negara yang tidak bertanggung jawab.
Amerika Serikat juga tahu bahwa Cina sebagai saingan berat dan tidak dapat dikontrol AS yang sedang berusaha menghancurkan hegemoni global Amerika.
Dengan demikian, meskipun ada pemberitaan yang disebarkan oleh Amerika tentang positif dan bermanfaatnya pembicaraan antara Biden dan Xi, pertemuan ini tampaknya tidak berpengaruh terhadap perubahan dan sikap Amerika terhadap Cina.
Namun pada saat yang sama, Cina masih bersikeras untuk bekerja sama dengan Amerika Serikat.
Mengingat Presiden Cina telah melakukan perjalanan ke Amerika Serikat untuk menghadiri pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di San Francisco, maka pertemuannya dengan Biden tentunya sudah direncanakan, sehingga kemungkinan besar Presiden Cina tidak punya keinginan untuk bertemu dengan Biden, adalah bukan hal yang terlalu jauh.(sl)