Menyingkap Tujuan Sebenarnya Barat terkait Iran?
-
Imam Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam
Pars Today - Media-media merefleksikan pernyataan baru Pemimpin Besar Revolusi Islam, dan memberikan perhatian khusus pada bagian pidatonya yang menekankan bahwa "program nuklir, pengayaan, dan hak asasi manusia hanyalah dalih, dan yang mereka inginkan adalah agama dan ilmu Anda".
Menurut laporan Pars Today, pada hari Selasa (29/07/2025), dalam sebuah acara peringatan syuhada Perang 12 Hari yang dipaksakan rezim Zionis terhadap Iran, Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam menekankan bahwa Iran Islam didirikan dan berdiri atas dasar "agama" dan "ilmu pengetahuan". Dalam pendirian Republik Islam, dua unsur "agama" dan "ilmu pengetahuan" merupakan unsur terpenting. Oleh karena itu, agama rakyat dan ilmu pengetahuan kaum muda kita telah mampu memaksa musuh mundur di berbagai bidang. Hal yang sama akan terjadi di masa depan.
Menjelaskan alasan sebenarnya di balik permusuhan Barat terhadap Iran, Rahbar mengatakan, Yang ditentang oleh arogansi global, yang dipimpin penjahat Amerika, adalah agama dan ilmu pengetahuan Anda. Mereka menentang agama Anda, mereka menentang keyakinan rakyat yang tersebar luas, mereka menentang persatuan ini di bawah bayang-bayang Islam dan Al-Qur'an. Dan mereka menentang ilmu pengetahuan Anda. Fakta bahwa sejak kemenangan revolusi hingga saat ini, populasi Iran telah berlipat ganda, tapi jumlah pelajarnya mungkin meningkat sepuluh kali lipat atau lebih, menyakitkan mereka. Bahwa Republik Islam dapat melahirkan istilah-istilah baru di berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, baik humaniora, ilmu teknik, maupun ilmu agama, membuat mereka kesal. Mereka menentang hal ini. Apa yang mereka katakan tentang isu nuklir, pengayaan uranium, hak asasi manusia, dan sebagainya hanyalah dalih.Iitulah inti permasalahannya.
Pernyataan baru Pemimpin Besar Revolusi Islam sekali lagi menunjukkan sifat permusuhan Barat, khususnya Amerika, bersama rezim Zionis, terhadap Republik Islam Iran. Amerika Serikat dan sekutu Baratnya telah berulang kali melontarkan tuduhan terhadap Iran, membahas isu-isu seperti kemampuan nuklirnya, khususnya pengayaan uranium, sekaligus menuduh Iran melanggar hak asasi manusia dan dukungan Iran terhadap terorisme, terutama di kawasan Asia Barat.
Terlepas dari kenyataan bahwa Barat pada dasarnya menggunakan standar ganda dalam berurusan dengan negara dan pemerintahan, fakta bahwa Barat terus-menerus membuat alasan tentang Iran dan mencari alasan untuk menekannya dan bahkan menyerangnya secara militer menunjukkan bahwa Amerika Serikat dan mitra-mitranya, seperti Troika Eropa dan bersama rezim Zionis, pada dasarnya merasa terganggu dengan substansi Republik Islam dan tidak dapat menoleransi keberadaannya yang berkelanjutan.
Menariknya, pernyataan Pemimpin Besar Revolusi Islam yang sangat penting dan krusial dalam menjelaskan alasan sebenarnya permusuhan Barat terhadap Iran ternyata menjadi perhatian lembaga-lembaga pemikir Barat.
Foundation for Defense of Democracies (FDD), sebuah lembaga pemikir yang dekat dengan Dewan Perwakilan Rakyat AS, menulis dalam analisisnya terhadap pernyataan Pemimpin Revolusi Islam, Ayatullah Khamenei menuduh Barat menyalahgunakan isu nuklir untuk melemahkan Republik Islam.
Situs FDD menilai pernyataan Pemimpin Revolusi menunjukkan bahwa Iran tidak berniat menghentikan pengayaan dan bertekad untuk terus mendukung Poros Perlawanan di kawasan, sementara pada saat yang sama, membangun kembali program nuklir dan misilnya.
Lembaga pemikir ini menilai pernyataan Pemimpin Revolusi hari ini menunjukkan bahwa Perang 12 Hari yang dipaksakan tidak memengaruhi pendekatan Republik Islam di semua bidang baik nuklir dan regional.
Selama empat dekade sejak Revolusi Islam dan berdirinya Republik Islam, Iran telah mampu meraih kemajuan pesat dalam kemandirian dan pengembangan kapabilitas domestik, serta secara signifikan mengurangi ketergantungannya pada negara asing di bidang-bidang strategis seperti industri minyak dan gas, petrokimia, industri berat, dan bidang industri lainnya.
Di sisi lain, para ilmuwan dan peneliti muda Iran telah meraih prestasi gemilang dalam teknologi canggih seperti nanoteknologi, sel punca, dan industri antariksa. Iran juga telah mencapai kemajuan gemilang dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan dan akademis.
Peningkatan taraf ilmiah masyarakat, peningkatan angka literasi, pertumbuhan pusat-pusat ilmiah di sekolah dan universitas, pertumbuhan jumlah mahasiswa di berbagai bidang keilmuan, peringkat teratas Iran dalam jumlah artikel dan referensi ilmiah, pendaftaran paten, serta keunggulan dalam teknologi nano, nuklir, antariksa, dan sel punca merupakan beberapa pencapaian ilmiah dan teknologi terpenting Republik Islam Iran.
Peningkatan signifikan jumlah universitas juga dapat dianggap sebagai tolok ukur lain pertumbuhan ilmiah di Iran. Jumlah universitas di Iran, yang sebelum revolusi hanya sekitar 15, kini telah mencapai lebih dari 2.640. Pertumbuhan kuantitatif mahasiswa di negara ini merupakan indikator lain perkembangan ilmiah di tahun-tahun setelah Revolusi Islam. Meskipun jumlah mahasiswa di negara ini tidak melebihi 155.000 sebelum revolusi, saat ini lebih dari empat juta dua ratus ribu mahasiswa belajar di Iran. Sementara itu, Barat khawatir bahwa Iran-Islam, sebagai masyarakat religius yang telah membuat kemajuan luar biasa di berbagai bidang, akan menarik perhatian dunia.
Kemajuan Republik Islam Iran setelah kemenangan Revolusi Islam sedemikian rupa sehingga bahkan musuh-musuhnya pun mengakuinya dan tidak dapat menyangkalnya. Kemajuan ilmiah Iran dan aksesnya ke beberapa teknologi baru begitu mengejutkan dan tak terduga sehingga sangat mengkhawatirkan Barat, terutama Amerika Serikat, dan telah menyebabkan peningkatan tekanan, sabotase, dan sanksi, dan baru-baru ini memicu perang paksa dengan dalih seperti isu nuklir.
Pada faktanya, musuh-musuh Iran Islam sangat takut terhadap kemajuan pesat dan peningkatan kemampuan Iran, termasuk di bidang ekonomi dan perdagangan, ilmiah dan teknis, sosial dan budaya, serta kebijakan luar negeri Iran yang dinamis, bersama dengan kekuatan pencegahan militernya, dan ini telah menyebabkan meningkatnya permusuhan mereka terhadap Iran.(sl)