AS Klaim Sekitar 18.000 Tersangka Afghanistan; Ancaman Keamanan atau Taktik Politik?
-
Imigran Afghanistan
Pars Today - 18.000 warga Afghanistan yang tiba di Amerika Serikat setelah evakuasi Kabul telah dimasukkan ke dalam daftar tersangka keamanan AS. Angka ini telah menghidupkan kembali perang politik atas migrasi dan terorisme dan sekali lagi mengubah keamanan nasional menjadi medan pertempuran bagi persaingan faksi.
Para pejabat AS mengklaim bahwa 18.000 orang yang dicurigai dari Afghanistan telah memasuki Amerika Serikat. Angka-angka ini sekali lagi membawa diskusi tentang migrasi, keamanan, dan konsekuensi politik dari masuknya warga Afghanistan ke Amerika Serikat kembali menjadi pusat perhatian media dan politisi.
Klaim tentang kedatangan ribuan warga Afghanistan yang dicurigai pada pandangan pertama tampak seperti peringatan keamanan yang serius, tetapi pemeriksaan yang lebih dalam menunjukkan bahwa angka ini lebih merupakan cerminan dari kompleksitas informasi, kekurangan proses penyaringan, dan iklim politik yang terpolarisasi di AS daripada ancaman operasional yang nyata.
Istilah tersangka di Amerika Serikat memiliki arti yang luas dan tidak selalu berarti calon teroris.
Banyak orang dimasukkan ke dalam daftar pantauan hanya karena nama yang mirip atau informasi identitas yang hilang, dan sering kali dihapus sebelum mencapai tingkat risiko yang sebenarnya. Jadi angka 18.000 lebih mungkin mencerminkan jumlah orang yang untuk sementara diidentifikasi oleh sistem keamanan sebagai mencurigakan dan tidak berarti bahwa ribuan ancaman nyata hadir.
Evakuasi Afghanistan yang tergesa-gesa pada tahun 2021 juga melipatgandakan kompleksitas masalah ini. Puluhan ribu warga Afghanistan tiba dalam waktu singkat di pangkalan sementara dan kemudian di tanah Amerika, dan kecepatan tersebut berarti bahwa pemeriksaan keamanan tidak sepenuhnya dilakukan. Cacat struktural dalam proses itu telah menjadi alasan bagi para kritikus migrasi. Masalah ini menjadi lebih rumit ketika memasuki arena politik Amerika.
Tidak ada isu yang dapat memicu opini publik sebanyak terorisme. Kelompok sayap kanan menggunakan statistik ini untuk menekan pemerintah agar membatasi migrasi, sementara pendukung migrasi menekankan peran kemanusiaan dan historis Amerika dalam mendukung mereka yang telah bertugas di pasukan Amerika, mengubah data mentah menjadi alat politik yang mengaburkan realitas keamanan.
Namun, ada bahaya nyata. Beberapa masalah pribadi atau sosial dapat menyebabkan kekerasan individu, tetapi menggeneralisasikannya menjadi ancaman terorisme yang meluas adalah tidak akurat dan seringkali bersifat politis. Konsekuensinya bagi imigran Afghanistan sangat signifikan, termasuk peningkatan diskriminasi, pembatasan hukum, penundaan penerbitan dokumen izin tinggal, dan meningkatnya perasaan terpinggirkan.
Penekanan berlebihan pada angka-angka tersebut juga dapat merusak kepercayaan publik terhadap lembaga keamanan. Pada akhirnya, yang penting adalah membedakan antara bahaya nyata dan alat politik.
Kedatangan orang-orang dengan latar belakang yang tidak pasti membutuhkan penguatan mekanisme penyaringan dan manajemen identitas, tetapi mengubahnya menjadi krisis keamanan yang meluas akan mempolarisasi masyarakat dan membuat imigran lebih rentan daripada meningkatkan keamanan. Transparansi dan penyediaan data yang akurat adalah satu-satunya cara untuk mencegah krisis sosial dan politik.
Klaim 18.000 tersangka terorisme dari Afghanistan, lebih dari sekadar peringatan keamanan, telah menjadi tantangan politik dan sosial utama, yang konsekuensinya nyata bagi kebijakan domestik AS dan komunitas imigran Afghanistan.(sl)