Perkembangan Iptek di Iran dan Dunia (8)
-
Artikel Ilmiah
Pada bagian ini akan dibahas singkat mengenai peringkat global Republik Islam Iran di bidang nanosains dan nanoteknologi, penciptaan alat untuk mempercepat laju pertumbuhan tanaman, pembuatan kacamata untuk mengukur penglihatan dan pembuatan alat untuk men-scan (memindai) jantung.
Baru-baru ini, data statistik terbaru tentang nanosains dan nanoteknologi dipublikasikan untuk tinjauan berkelanjutan dari sisi indikator-indikator utama sains dan nanoteknologi serta pemberian peringkat global dan regional untuk bulan Desember 2016.
Dalam data tersebut, dipublikasikan jumlah artikel tentang nanosains dan nanoteknologi dalam jurnal terindeks di Thomson Reuters. Disebutkan bahwa pada tahun 2015, jumlah artikel Iran tentang nanoteknologi mencapai 6.697 buah dan hingga November 2016, jumlahnya meningkat menjadi 7.045 artikel.
Pendiri ISC (Islamic World Science Citation Database) mengatakan, Iran telah menempati urutan keenam di peringkat terbaru produksi nanosains di berbagai negara yang diterbitkan pada Desember 2016. Jafar Mehrdad menambahkan, data statistik terbaru terkait dengan nanosains dan nanoteknologi telah diterbitkan, dimana penerbitan data ini bertujuan untuk kegiatan berkelanjutan dalam hal indikator utama sains dan nanoteknologi serta penyajian peringkat global dan regional untuk bulan Desember 2016.
Menurut Mehrdad, angka-angka itu meliputi jumlah artikel nanoteknologi yang dipublikasikan dalam jurnal-jurnal terindek seperti yang diumumkan oleh Thomson Reuters. Jumlah artikel dan makalah Iran mengenai nanoteknologi telah diterbitkan pada tahun 2015 mencapai 6.697 buah dan pada November 2016, jumlah tersebut meningkat menjadi 7.045. Rata-rata kutipan per artikel Iran di bidang nanoteknologi adalah 13,4 pada tahun 2011, 74,9 pada tahun 2012, 97,6 pada tahun 2013, dan 71,4 pada tahun 2014.
Pendiri ISC itu mengungkapkan, indeks-h (h-index) untuk artikel Iran pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, masing-masing adalah 58, 50, 43, 39 dan 20. Indeks-h adalah indeks yang mencoba untuk mengukur baik produktivitas maupun dampak dari karya yang diterbitkan seorang ilmuwan atau sarjana. Indeks ini didasarkan pada jumlah karya ilmiah yang dihasilkan oleh seorang ilmuwan dan jumlah sitasi (kutipan) yang diterima dari publikasi lain. Indeks-h juga dapat diterapkan pada produktivitas dan dampai dari sekelompok ilmuwan, seperti departemen atau universitas atau negara.
Peringkat terbaru Iran di bidang produksi nanosains telah menempatkan negara Islam ini di posisi setelah Cina, Amerika Serikat, India, Korea Selatan dan Jerman. Iran telah melampaui Jepang, Perancis dan Inggris di peringkat ini.
Kontribusi lokal Iran dalam produksi nanosains setiap tahunnya juga berbeda. Misalnya, pada tahun 2011, kontribusi Iran mencapai 14,4. Pada tahun 2012, kontribusi negara itu senilai 28,15 dan tahun 2013 hingga bulan November 2016, masing-masing secara urut 74,17, 36, 20, 26,21 dan 50, 24. Hal ini menunjukkan pertumbuhan signifikan artikel nanosains di Iran.
Pembuatan paten (hak paten) juga sangat penting, dan hal ini tidak hanya ditegaskan di sektor nanosains dan nanoteknologi, namun juga harus ditekankan di berbagai bidang lainnya. Jumlah paten Iran di Kantor Hak Paten Eropa di sektor nano pada tahun 2011 dan 2012 secara urut adalah 2 dan 1. Sementara untuk tahun 2013 hingga 2016, jumlah hak paten Iran di bidang nano belum tercatat. Data serupa juga telah tercatat di Kantor Paten dan Merk Dagang AS (United States Patent and Trademark Office/USPTO), dimana hak paten Iran pada tahun 2011 hingga bulan Desember 2016 secara berurut berjumlah 3, 7, 11, 8, 12 dan 9.
Para peneliti di Universitas Islam Azad (Islamic Azad University) di bidang Riset dan Sains berhasil merancang dan membuat alat untuk membantu peningkatan laju pertumbuhan tanaman oleh Plasma (FSG-plasma). Shohreh Khatami, mahasiswa jurusan fisika yang juga menjadi salah satu pelaksana proyek tersebut mengatakan, sistem plasma non-termal memiliki berbagai kemampuan potensial dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan dan industri, termasuk pertanian.
Menurut Shohreh, penggunaan plasma dingin dalam industri pertanian dapat mempercepat tingkat perkecambahan, memperpanjang batang dan akar dan pada akhirnya meningkatkan jumlah produksi. Radikal bebas yang dihasilkan selama proses pembuatan plasma akan merangsang hormon pertumbuhan tanpa jenis perubahan. Stimulasi ini akan mendorong tingkat perkecambahan.
Perkecambahan adalah tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah.
Arash Ahmadinia, mahasiswa jurusan Mekatronika di unit Sains dan Riset Universitas Azad mengatakan, kinerja perangkat FSG-plasma, sedemikian rupa, dimana setelah meletakkan benih di dalam sistem, benih itu akan dipindahkan ke bagian sistem plasma oleh mekantronika dan dilakukan secara mekanisasi. Setelah dalam jangka waktu tertentu, benih-benih hasil rekayasa genetika itu dipindahkan ke ruang penyimpanan secara mekanisasi danmasuk ke tahap pengemasan.
Perangkat pendorong peningkatan laju pertumbuhan dengan plasma ini digunakan di berbagai lembaga dan sektor yang terkait dengan industri pertanian, farmasi, benih hasil rekayasa genetika dan sejenisnya. Salah satu keuntungan potensial dalam sistem ini adalah tidak adanya hasil yang tak berguna, bahkan bisa menjadi alternatif yang tepat untuk berbagai metode kimia dan fisik.
Peneliti Iran di Yazd Science and Technology Park (YSTP) berhasil menciptakan sebuah alat yang mengubah data digital ke dalam Braille sehingga kalangan tunanetra dapat memiliki akses yang lebih mudah terhadapnya. Mengingat para tunanetra dapat memiliki akses yang lebih mudah terhadapnya. Mengingat para tunanetra tidak banyak bisa mengakses informasi digital, maka para peneliti Iran berusaha untuk menciptakan alat yang bisa mengubah informasi digital menjadi teks Braille. Hurub Braille adalah sejenis sistem tulisan sentuh yang digunakan oleh orang buta.
Moslem Azamfat, manajer proyek pembuatan alat tersebut mengatakan, sistem ini mengubah informasi digital ke dalam Braille secara baris demi baris. Dalam perangkat ini, karakter Braille dipasang pada jalur lingkaran-linear yang bergerak di bawah tangan pengguna yang duduk diam dan dapat dibaca melalui sentuhan. Ia juga menjelaskan perbedaan antara sistem ini dan tampilan Braille yang dapat “disegarkan”. Menurutnya, biaya dan harga alat ini lebih murah ketimbang yang dibuat negara asing, bahkan harga domestik hanya sekitar sepersepuluh dari harga luar.
Azamfar menuturkan, keuntungan pertama dari sistem ini adalah nilai keterjangkauannya. Komputer-komputer telah digunakan untuk biaya konversi Braille, dimana metode ini menghabiskan biaya sekitar 4.000 dolar, namun biaya untuk sistem yang diciptakan para peneliti Iran hanya sekitar 600-900 dolar.
Peneliti Iran itu lebih lanjut menjelaskan, sistem ini memiliki kemampuan untuk mengkonversi data ditigal menjadi Braille secara baris demi baris (line-by-line), sedangkan komputer yang digunakan oleh kalangan tunanetra tidak mampu mengkonversi baris demi baris. Bahkan sistem buatan para peneliti Iran ini memungkinkan untuk membaca cepat dan sangat akurat.
Namun, menurut Azamfar, sistem tersebut belum dikomersialisasikan dan diharapkan produksinya akan menjadi langkah efektif untuk fasilitai lanjut bagi tunanetra untuk bisa membaca dengan mudah, cepat dan akurat. Proyek yang dipimpin Azamfar ini telah memperoleh penghargaan pertama dalam kategori inovasi di Festival Pemuda Kharazmi ke-18 dan sedang di jalur untuk dipatenkan.
Para peneliti di Pusat Riset Refraksi di Mashhad University of Medical Sciences Iran (MUMS) baru-baru ini berhasil merancang dan membuat kacamata pengukur pandangan dengan menggunakan lensa fokus variabel. Kacamata ini menjadi sebuah alat untuk menentuk skor dan nomor mata secara lebih akurat.
Alat tersebut hanya memiliki tiga lensa, dimana dengan pergeseran relatif dua lensa dengan dua jenis pemotongan yang berbeda, bisa menggantikan kinerja dan fungsi 60 lensa yang ada di kotak lensa. Pergeseran relatif lensa ketiga dengan jenis pemotongan yang berbeda juga akan menggantikan kinerja dan fungsi 40 lensa lainnya.
Dengan demikian, hanya dengan menggeser tiga lensa tersebut, maka nomor dan skor mata orang-orang yang menderita Hyperopia (rabun dekat), miopia (rabun jauh) dan astigmatisme (penglihatan kabur) akan mudah ditentukan. Fungsi dan kinerja alat ini serupa dengan alat-alat seperti retinoscope dan trial frame yang saat ini dipakai oleh para dokter mata. Bedanya, alat tersebut lebih kecil dan semua kemampuan peralatan sebelumnya terangkum dalam sebuah trial frame oleh tiga lensa itu, sehingga pergeserannya lebih mudah dan lebih ekonomis.
Para peneliti Iran juga berhasil membuat alat untuk men-scan jantung, dimana alat ini telah dipasang di dua rumah sakit di negara itu. Alat ini sangat berguna untuk mendiagnosa berbagai penyakit jantung. Alat tersebut juga digunakan dalam ilmu kedokteran nuklir. Dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan alat SPECT jantung, maka akan terjadi pasokan darah ke miokardium (lapisan otot jantung).
Saeed Sarkar, peneliti alat tersebut mengatakan, sampel asing dari alat SPECT jantung sudah ada, namun kami melakukan inovasi dalam sistem ini, dimana alat ini mampu mengatur posisi terbaik bagi pasien secara pintar dan robotik, sementara untuk alat buatan asing, pekerjaan itu dilakukan oleh teknisi atau operator. Dengan demikian sistem ini disebut ROBOSPECT.
SPECT (Single-Photon Emission Computed Tomogrhaphy) adalah teknik pencitraan kedokteran tomografi nuklir menggunakan sinar gamma. Ini dapat digunakan untuk setiap studi pencitraan gamma, dimana representasi 3D dapat membantu dalam pencitraan tumor, pencitraan infeksi, pencitraan tiroid atau skintigrafi tulang.
SPECT memungkinkan lokalisasi akurat dalam ruang 3D dan dapat digunakan untuk memberikan informasi tentang fungsi lokal di organ internal, seperti fungsional jantung atau pencitraan otak. Alat ini membantu mendiagnosa penyakit jantung koroner, mengevaluasi parameter fungsi jantung, mengambil pencitraan miokard perfusi dan mengevaluasi kelayakan dari otot jantung.