Des 27, 2020 16:36 Asia/Jakarta

Penyebaran Virus Corona, COVID-19 telah memukul ekonomi dunia dan banyak pengusaha dan miliarder mengalami kesulitan ekonomi, namun ada beberapa miliarder justru mendapat keuntungan dari pandemi ini.

Ada sejumlah miliarder yang kekayaannya justru bertambah pada masa pandemi COVID-19. Menurut Forbes, Sabtu (19/12/2020) seperti dilansir Tribunnews, dari 2.200 miliarder, 60 persen menjadi lebih kaya pada 2020, dan hanya 36 persen diantara mereka yang kekayaannya berkurang atau mengalami kesulitan finansial.

Di antara miliarder yang kekayaannya bertambah yaitu CEO Tesla Elons Musk, CEO Amazon Jeff Bezos, CEO LVMH Bernard Arnault, pendiri perusahaan minuman Nongfu Spring, Zhong Shanshan, serta Pendiri Quicken Loans, Dan Gilbert. Kabarnya, total peningkatan kekayaan mereka mencapai 310,5 miliar dollar AS.  

Elon Musk menjadi miliarder dengan lonjakan kekayaan tertinggi pada 2020. Dia mengawali 2020 dengan kekayaan bersih sebesar 26,6 miliar dollar AS. Namun, kinerja perusahaan mobil listriknya, Tesla, secara konsisten berhasil melampaui ekspetasi analis, dan perkembangan teknologi yang dicetuskan Musk membuat banyak investor tertarik menanamkan dana di perusahaannya.

Nilai saham Tesla meningkat tujuh kali lipat sepanjang tahun dan kenaikan ini menguntungkan Musk hingga kekayaannya menjadi sebesar 136,9 miliiar dollar AS pada pertengahan Desember 2020. Dengan demikian, Musk mengalami lonjakan kekayaan sebanyak 110,3 miliar dollar AS pada tahun ini.

Jeff Bezos memegang 11,1 persen saham di Amazon, perusahaan dengan kapitalisasi pasar lebih dari 1,5 triliun dollar AS. Sepanjang tahun ini, saham Amazon telah naik 69 persen. Pandemi membuat bisnis Amazon sebagai e-commerce mencapai kejayaannya, karena kebiasaan belanja masyarakat beralih ke online seiring dengan penutupan toko fisik saat akibat penerapan lockdown

Berkat itu, Bezos menambah pundi-pundi kekayaannya sebesar 67,5 miliar dollar AS. Kini nilai kekayaan bersihnya telah mencapai 182,2 miliar dollar AS. Pada Agustus 2020, dia bahkan sempat menjadi orang pertama dalam sejarah yang berhasil memiliki kekayaan bersih mencapai 200 miliar dolar AS.

Zhong Shanshan mencapai lonjakan kekayaan yang menakjubkan di tengah pandemi setelah perusahaan air minum kemasan miliknya, Nongfu Spring, Go Public di bursa Hong Kong pada September 2020 lalu.

Saat IPO harga saham Nongfu Spring sebesar 2,77 dollar AS, namun pada 11 Desember 2020 harga per lembar sahamnnya telah naik hampir dua kali lipat. Berkat Nongfu Spring, yang memiliki seperlima dari pangsa pasar air minum kemasan di China itu, kekayaan Zhong naik yaitu sebesar 60,5 miliar dollar AS. Kini kekayaan bersihnya telah mencapai 62,5 miliar dollar AS  

Ini sekaligus menjadikan Zhong orang terkaya di China, menggeser posisi Pendiri Alibaba Jack Ma yang kekayaannya sebesar 61,3 miliar dollar.  Kekayaan Zhong juga berasal dari kontrolnya terhadap perusahaan pembuat vaksin, Beijing Wantai Biological Pharmacy, yang juga go public pada April 2020.

Dan Gilbert yang merupakan pendiri perusahaan hipotek, Quicken Loans, berhasil menambah kekayaannya berkat IPO besar-besaran yang dilakukan pada tahun ini. Perusahaan induk Quicken Loans, Rocket Companies, Go Public pada Agustus 2020.  Gilbert diketahui memiliki 95 persen saham Rocket, yang bernilai 41 miliar dollar AS pada penutupan pasar 11 Desember 2020. Berkat itu kekayaan bersih Gilbert pun naik 37,1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 523 triliun di sepanjang tahun.

Kini nilai kekayaan bersihnya mencapai 43,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 618,9 triliun.

Sementara itu, Bernard Arnault, pemilik perusahaan LVMH Moët Hennessy Louis Vuitton SE, atau yang lebih sering sebut LVMH ini, menambah nilai kekayaannya sebesar 35 miliar dollar AS. Dengan demikian, kekayaan bersihnya di penghujung tahun 2020 ini menjadi sebesar Rp 146,3 miliar dollar AS .

Penjualan barang mewah memang masih turun secara keseluruhan di tengah pandemi. namun LVMH mengejutkan investor pada musim gugur ini, ketika melaporkan tingginya penjualan tas Louis Vuitton dan Dior. Penjualan yang kuat itu utamanya terjadi di negara-negara seperti Korea Selatan dan China, yang telah berhasil mengendalikan penyebaran COVID-19. (RA)

Tags