Pars Today
Parstoday- Hamas dan Gerakan Jihad Islam Palestina seraya menekankan posisi perlawanan yang tetap mengenai negosiasi gencatan senjata di Gaza, menilai rezim penjajah Quds sebagai hambatan bagi keberhasilan upaya dalam hal ini.
Pertemuan di Doha, Qatar, yang bertujuan mencapai kesepakatan untuk melakukan gencatan senjata di Jalur Gaza, berakhir tanpa hasil.
Parstoday – Khatib dan Imam Salat Jumat Kota Tehran Hujjatul Islam Sayid Mohammad Hasan Abu Torabifard mengatakan, rezim Zionis Israel tahu lebih baik dari siapa pun bahwa Republik Islam Iran tidak akan membiarkan tindakan permusuhannya tanpa tanggapan.
Parstoday-Seorang anggota Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas mengatakan bahwa setiap perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza harus didasarkan pada penarikan penuh pasukan Israel dari wilayah ini.
Kelompok perlawanan Palestina menekankan posisi tegas mereka menjelang putaran baru perundingan gencatan senjata dan pertukaran tahanan.
Pars Today- Hamas dalam statemennya seraya mengisyaratkan bahwa Israel telah membuktikan dirinya tidak ingin meraih kesepakatan, meminta mediator Qatar dan Mesir untuk memaksa Zionis melaksanakan usulan terbaru gencatan senjata ketimbang menggelar perundingan baru.
Ketua Parlemen Republik Islam Iran, Mohammad Ghalibaf mengirim ucapan selamat atas terpilihnya Yahya Sinwar sebagai Kepala Biro Politik Hamas.
Tidak ada kepastian bahwa persetujuan Benjamin Netanyahu terhadap pernyataan tripartit menunjukkan keinginan seriusnya untuk memajukan negosiasi di masa depan guna mengakhiri perang Gaza.
Komandan Pasukan al-Quds, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Brigadir Jenderal Esmail Qaani menegaskan pembalasan atas darah Syahid Ismail Haniyeh, Ketua Biro Politik Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas.
Khatib Salat Jumat Kota Tehran Ayatullah Sayid Ahmad Khatami menekankan perlunya untuk menuntut balas atas darah syahid Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas.