Al-Akhbar: Pelucutan Senjata Hamas Tuntutan Bersama Riyadh dan Tel Aviv
-
Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Zionis Israel
Pars Today - Surat kabar Lebanon Al-Akhbar, merujuk pada pandangan Saudi dan Israel tentang masa depan Gaza menulis, "Kedua pihak sepakat untuk melucuti senjata perlawanan."
Menurut laporan Pars Today mengutip IRNA, dalam sebuah artikel yang merujuk pada rencana Riyadh untuk Gaza, surat kabar Lebanon Al-Akhbar hari Rabu (22/10/2025) menggambarkannya sebagai versi yang lebih lunak dari rencana Benjamin Netanyahu dalam hal ini.
Menurut Al-Akhbar, "Pada akhir September lalu, Kementerian Luar Negeri Saudi mempresentasikan sebuah dokumen berjudul "Visi Arab Saudi untuk Mencapai Perdamaian dan Stabilitas di Jalur Gaza dan Tepi Barat", yang mencerminkan visi Riyadh untuk "hari setelahnya" di Gaza."
Koran Lebanon ini melaporkan, Rencana ini didasarkan pada penguatan peran gerakan Fatah dan memarginalkan gerakan Hamas serta melucuti senjatanya secara bertahap, dan mekanismenya adalah kerja sama dengan Otoritas Palestina dan koordinasi upaya dengan Mesir dan Yordania untuk mengurangi pengaruh Hamas. Riyadh juga mendukung pengerahan pasukan internasional di Gaza.
"Rencana ini serupa dengan rencana Netanyahu, dengan perbedaan bahwa Netanyahu menekankan pencopotan Hamas sepenuhnya dari kekuasaan dan penghapusan kemampuan militer atau sipilnya, sementara Arab Saudi menyerukan marginalisasi bertahap gerakan ini dengan mengurangi peran militer dan administratifnya dengan dalih menyatukan barisan Palestina," imbuh Al-Akhbar.
Media Lebanon ini menyatakan, Keinginan Netanyahu adalah menyerahkan Gaza kepada otoritas lokal yang berpengalaman, tetapi Arab Saudi ingin mereformasi organisasi pemerintahan mandiri itu dan memberdayakannya di Gaza.
"Mengenai senjata perlawanan, kedua pihak ingin senjata perlawanan dilucuti. Tel Aviv menginginkan pelucutan senjata militer penuh dari perlawanan, sementara Riyadh ingin perlawanan dilucuti melalui perjanjian internasional dan regional," tulis Al-Akhbar.
Media Lebanon ini menyatakan, "Poin penting dalam rencana Saudi adalah pengabaian UNRWA (Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Tengah), yang menekankan dukungan terhadap Gaza melalui jalur internasional di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa tanpa menyebut UNRWA. Pandangan ini sejalan dengan Netanyahu, yang ingin membubarkan UNRWA dan menggantinya dengan bantuan internasional."
Al-Akhbar menulis: Baik Arab Saudi maupun Netanyahu ingin memperkuat peran negara-negara Arab di Gaza, dengan Perdana Menteri Israel berbicara tentang bantuan dari negara-negara Arab yang berpengalaman, sementara Arab Saudi berbicara tentang peran Mesir dan Yordania dalam mengurangi pengaruh militer Hamas.
"Meskipun tuntutan Arab Saudi dan Israel untuk pelucutan senjata Hamas serupa, keduanya berbeda dalam dua hal: tuntutan Arab Saudi untuk pembentukan negara Palestina berdasarkan perbatasan tahun 1967 dengan Quds Timur sebagai ibu kotanya, yang ditentang Netanyahu. Kedua, Arab Saudi ingin Otoritas Palestina berperan di Gaza, yang tidak diterima Israel," pungkas Al-Akhbar.(sl)