Balasan Mencengangkan Hizbullah Lebanon atas Teror Fouad Shukur
Meskipun militer Zionis dalam keadaan siap sepenuhnya, Hizbullah Lebanon berhasil menyelesaikan tahap pertama balasannya terhadap teror Fouad Shukur, salah satu komandan senior perlawanan Lebanon.
Dalam pernyataan pertamanya, Hizbullah mengumumkan, Di pagi hari Arbain Imam Husein as, Pemimpin Syuhada, Imam Orang Merdeka dan Simbol Pengorbanan, altruisme, dan kejayaan, dan dalam konteks balasan awal terhadap agresi brutal rezim Zionis di pinggiran Selatan Beirut, yang menyebabkan syahidnya Fouad Shukur, perlawanan menargetkan lokasi, barak dan Iron Dome musuh di utara Palestina yang diduduki dengan sejumlah besar rudal dan menuju sasaran militer khusus rezim Zionis yang akan diumumkan kemudian.
Dalam pernyataan keduanya, Hizbullah mengumumkan, Tahap pertama telah selesai dengan sukses sempurna, dan tahap ini menargetkan barak dan lokasi Israel guna menghancurkan penghalang jalur rudal dan drone untuk tujuan yang lebih dalam, dan dengan menembakkan 320 rudal menyasar 11 pangkalan militer, Intelijen dan keamanan rezim Zionis.
Sementara itu, dalam pernyataan ketiga, Perlawanan Islam Lebanon mengumumkan, Semua drone ofensif bergerak ke sasaran yang dituju pada waktu yang ditentukan dan dari berbagai rute serta berhasil mencapai sasaran yang dituju.
Menurut para ahli, esensi dan prinsip operasi reaksi perlawanan adalah drone yang sama yang menargetkan sasaran penting militer dan 320 rudal yang ditembakkan ditujukan untuk menyibukkan Iron Dome dan pertahanan Israel.
Menurut informasi terbaru yang dipublikasikan, untuk pertama kalinya Hizbullah menggunakan rudal balistik yang mencapai sasaran tanpa gangguan.
Al-Mayadeen, berdasarkan informasi yang dapat dipercaya, mengumumkan bahwa tahap pertama operasi Hizbullah Lebanon sebagai balasan atas teror Syahid Fouad Shukur yang sepenuhnya berhasil dan dilakukan dengan tingkat akurasi tertinggi.
Menyusul serangan roket besar-besaran oleh Hizbullah Lebanon di utara Wilayah Pendudukan, Yoav Galant, Menteri Perang Rezim Zionis mengumumkan "keadaan darurat" selama 48 jam berikutnya, mulai pukul 6:00 pagi.
Semua pantai Haifa ditutup untuk warga Israel karena situasi keamanan. Universitas-universitas di Wilayah Pendudukan juga membatalkan ujian dan seluruh aktivitasnya hari Minggu dan Senin.
Dalam seruan tersebut, Zionis yang tinggal di permukiman yang terletak di Tiberias dan Haifa serta permukiman di utara Palestina yang diduduki dekat perbatasan dengan selatan Lebanon diminta untuk pergi ke tempat perlindungan dan tidak keluar.
Meskipun rezim pendudukan selalu waspada dan beberapa pesawat tempurnya terbang di atas Lebanon setiap malam, rezim pendudukan tetap tidak dapat mencegah rudal dan drone Hizbullah mencapai sasarannya.
Media rezim Zionis, yang mengkritik kinerja tentara rezim ini dalam melawan serangan rudal Hizbullah Lebanon, mengumumkan bahwa sejak Minggu dini hari, kami mendengar bahwa mereka mencegah penembakan rudal ke Ben Gurion dan Tel. Aviv, tapi apa penjelasan sekitar 320 rudal dan puluhan drone yang ditembakkan mengarah ke utara Palestina Pendudukan Palestina?
Media-media tersebut mengakui bahwa tembakan yang dilakukan pada tahap pertama balasan Hizbullah meliputi area seluas 1.500 kilometer persegi di utara Palestina yang diduduki, dan bahwa Hizbullah berencana menembakkan sekitar 6.000 rudal dan drone ke arah Israel.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dengan kegagalan perundingan Doha, Netanyahu menerima langkah awal balasan terhadap teror Fouad Shukur, yang sempat tertunda beberapa waktu, dan mengingat teror Fouad Shukur terjadi satu hari sebelum teror Ismail Haniyeh di Tehran, sehingga menimbulkan kepanikan kaum Zionis yang berlipat ganda menjadi bukti bahwa balasan Hizbullah pada tahap pertama merupakan awal dari balasan selanjutnya dari Poros Perlawanan.
Meskipun tahap pertama dari balasan Hizbullah sangat besar dan ekstensif, tapi pada saat yang sama juga bersifat ksatria, dan tidak seperti rezim Zionis, yang tidak membedakan antara sasaran militer dan sipil, Hizbullah menargetkan sasaran militer sepenuhnya, sehingga melipatgandakan nilai kerja Hizbullah.
Karena hal ini menunjukkan Hizbullah bertindak sebagai tentara profesional dan memiliki semua kekuatan dan informasi yang diperlukan untuk mencapai kemenangan strategis.
Berbeda dengan kelemahan dan kegagalan Israel, hal ini juga berlipat ganda karena keberhasilan operasional Hizbullah terjadi dalam situasi di mana militer Zionis dalam keadaan siaga penuh dan mendapat dukungan militer dan intelijen dari Amerika Serikat, serta berdasarkan hal tersebut, ketakutan semakin meningkat di pihak Israel akan tahap selanjutnya dari balasan Gerakan Hizbullah dan juga Iran.(sl)